-𝒜𝒾𝓏𝓊 𝓌o, 𝓈𝒽𝒾𝓉𝒶𝓉𝓉𝑒 𝐼𝓌𝒶𝓃𝒶𝒾 𝓃𝑜?

1.6K 195 21
                                    

Say So,

By SnowPipi

__________

----->
Kedua netra matanya bererak pelan walau matanya tertutup rapat, menggeliat pelan akibat merasa terganggu oleh cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar keduanya. Dengan lelah ia membuka kelopak matanya dan mengerjap beberapa kali untuk mengumpulkan nyawanya.

Suasana kamar begitu hening, hanya ada satu suara yang dapat ia dengar, dengkuran nyenyak.

Setelah sepenuhnya ia bangun dan tersadar, ia segera duduk dan melirik orang lain yang tidur disisinya. Sama-sama telanjang.

Sebelum wajahnya memerah. Bukan malu namun terkesan marah. Ia menarik selimut yang menutupi tubuhnya lalu menampar pantat pria yang tidur disisinya kuat. Membuat bercak kemerahan bekas tangan disana.

Yang ditampar pantatnya memekik sakit dan bangun dengan reflek. Ia menatap kaget pada pelakunya, "Sakit Hyung!" Katanya masih dengan wajah mengantuk namun terkejut.

Jimin kembali memukulinya bertubi-tubi dengan bibir bengkaknya mengucapkan beberapa sumpah serapah pada Jungkook, "Sialan! Munafik! Pembohong! Dasar sinting!" Begitulah,

Jungkook segera menahan kedua tangan Jimin, tersenyum bodoh, "Maaf Hyung, aku kelepasan, hehe.." ucapnya bertingkah bodoh.

Jimin segera melepaskan dirinya dan berusaha bangkit dari kasurnya. Kakinya bergetar akibat menahan sakit dan pegal. Sialan! Jungkook tidak menepati janjinya dan semalaman penuh menghajarnya hingga kakinya kram. Terus apa gunanya semalam mereka bermain kertas, gunting dan batu untuk menentukan siapa yang menjadi suami.

Jimin segera menumpu badannya di tembok agar tidak jatuh, "Aish.. ya tuhan apa salahku sehingga jadi begini.." ia bergumam sambil berusaha berjalan.

"Sakit ya Hyung?" Tanya Jungkook membuat Jimin menoleh kearahnya dengan tajam, "Apa kau tidak melihat aku kesusahan berjalan saat ini?" Ucapnya sinis melirik Jungkook yang berdiri memakai celananya.

"Maaf.." Jungkook yang sudah memakai celana piyamanya berdiri disisi Jimin sambil menahan pinggangnya. Jimin dengan cepat menyikut perut Jungkook dengan kuat, membuat pemuda tinggi itu memekik kaget sambil mengelus perut telanjangnya.

"Diam kau pembohong! Aku membencimu!" Jimin memekik walau dirinya pasrah saat di tuntun Jungkook.

"Ah iya iya. Aku juga mencintaimu." Balas Jungkook tersenyum, melirik ke arah Jimin dengan pandangan polos, "Mau mandi bersama?" Ia bertanya.

Dengan cepat Jimin menggeleng. Fikirannya sudah memikirkan kemana kemauan Jungkook. "Tidak! Pantatku masih sakit!" Kata Jimin mendorong Jungkook pelan, berusaha menjauhkan diri.

"Astaga hei! Aku tidak akan melakukannya. Aku tau diri Hyung, aku hanya akan membantumu membersihkan dirimu." katanya kembali bergerak membantu Jimin.

"Tidak! Kau bohong! Aku sudah mempercayaimu sekali, tidak ada kesempatan kedua." sindir Jimin mengingat betul kejadian semalam.

"Menyingkirlah! Jungkook bau."

Jungkook terkekeh Jimin, namun ia tak melepaskan Jimin dan menuntunnya ke arah kamar mandi. Ia sedikit meringis melihat paha dalam Jimin yang terlihat basah saat ia berjalan. Ternyata sperma yang Jungkook keluarkan masih ada di dalam Jimin. Banyak sekali astaga, Jungkook bodoh!

'Ayolah spermaku, jangan meluber keluar. Isilah rahim Jiminku.'

Dasar gila. Sekolah tidak sih kamu Kook?

Dan hari itu dihabiskan dengan Jungkook yang dengan sukarela dan bertanggung jawab mulai membersihkan dalam Jimin. Mengeluarkan semua cairan miliknya yang mulai merembes keluar. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya, Jungkook tak ikhlas melihat hasil kerja kerasnya di sia-sia begitu saja. Tapi Jimin bersih keras dan berkata kalau ia tak akan pernah bisa hamil walau Jungkook mengisinya berliter-liter.

Jimin sempat malu awapnya, namun ini juga kebersihan juga bukan. Kebersihan sebagian dari iman.

Dan dengan itu keduanya mandi bersama. Tidak lebih!

Jungkook yang memeluk Jimin dari belakang dan Jimin sendiri menyandar di dadanya. Tangan Jungkook merengkuh perutnya erat sambil menompangkan dagunya diatas kepala Jimin.

"Maafkan aku." kata Jungkook tiba-tiba.

Jimin meliriknya. Tangannya kini mengusap lengan Jungkook. "Heung, tidak apa-apa. Aku juga tak bisa menyalahkan nafsumu Kookoo."

"Aku suka panggilan itu. Kookoo!" Jungkook mengecup pundak Jimin sayang.

Jimin ikut tersenyum. Ia kembali memposisikan diri didalam bathup dan menyamankan dirinya menyandar Jungkook. Jimin tidak tau kalau dada bidang dan pelukan Jungkook bisa senyaman ini.

Jungkook sendiri memeluk Jimin bagaikan boneka besar, menduselkan wajahnya pada ceruk leher dan menggerakannya ke kanan dan ke kiri.

"Jimin-Hyung?" Panggil Jungkook pelan.

"Heung?"

"Aku mencintaimu."

Kata Jungkook mengeratkan pelukannya diperut Jimin. Sambil mengecup surai belakang Jimin sayang. Mau tak mau membuat Jimin yang berusaha mengulum senyumannya gagal.

"Aku juga mencintaimu, Kookoo."

<-----END----->

Jasa free tag buat bapak xxntl_ :3

Jasa free tag buat bapak xxntl_ :3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tertanda, SnowPipi
28-05-2020

𝒮𝒶𝓎 𝓈𝑜 [Say So - Jikook/Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang