REVISIED-END
[Special Ramadhan! 2020]
BxB! Kookmin!
Jungkook yang dominant, bertemu dengan submissive flirty af. Percuma dominant, di godain uke aja bawaannya malu-malu meong.
Cerita fluffy yang ku kerjakan pada bulan ramadhan, kurangi nc dan bagika...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-----> Jimin sedikit meragu pada jungkook, masih dalah proses dan perang batin mempertimbangkan tawaran pria dihadapannya ini. Melihat sorot matanya yang meyakinkan, jimin mengangguk kecil dan menghela nafasnya pelan.
"Baiklah, aku akan cerita. Aku tak peduli kau percaya atau tidak, itu hakmu sendiri mendengarkan ceritaku." Katanya.
Jungkook mengangguk yakin, ia menompangkan badannya dimeja, menekuk lengannya seperti anak-anak disekolah yang mendengarkan penjelasan pelajaran dari guru pembimbingnya. Sedangkan Jimin menyandar pada kursi dan mulai menceritakan semua kejadiannya.
"Aku ini seorang korban," Jimin menjeda perkataannya, melirik Jungkook dan meneliti gerak-geriknya apakah ia percaya atau tidak.
"Aku hanya seorang tersangka yang tak bersalah pada poin awalnya. Aku hanya berada ditempat itu saat kejadian tersebut terjadi, dan korban yang lainnya menyalahkanku dan menuduhku karena itu. Jelas-jelas aku bukanlah pelakunya, aku yakin aku dijebak." Katanya menunduk dan memainkan lengannya yang diborgol. Sorot matanya menggambarkan kesedihan dan kejujuran yang tertanam dalam si pandangannya.
Jungkook mengangguk pelan, rasa simpati mulai muncul dari hatinya. Ia yakin si pemilik mata indah dihadapannya ini bukan lah pria jahat. Ia seperti mendengar suara yang tak tau dimana asalnya, yang selalu mengatakan pria dihadapannya hanyalah pria baik yang terjebak dalam lingkaran kejahatan.
"Bisa jelaskan detailnya?" Kata jungkook, terlihat jimin mendongak sebentar sebelum kembali menunduk perlahan.
"Ah kalau tidak mau bilang, tidak apa—"
"Tidak! Tidak, kau bilang aku harus mempercayaimu bukan? Aku percaya padamu." Jimin mendongak cepat dan mengibas-ngibaskan tangannya didepan dada seakan mengatakan ia baik-baik saja dengan penuturannya.
Kembali lagi Jungkook mengangguk paham dan kini atensinya kembali fokus mendengarkan penuturan kata pria dihadapannya.
"Aku saat itu hanya sedang berjalan mencari udara malam. Aku hanya melangkahkan kakiku kesekitaran kolam sebelum sesuatu membentur belakang kepalaku dengan kuat. Dan saat aku bangun entah dimana, tiba-tiba aku terkejut dengan teriakan seorang wanita yang terdengar disisiku. Aku tak ingat betul bagaimana kami berdua dalam posisi uhh telanjang saat itu.. dan seketika ada seorang yang mendobrak pintu masuk dan aku dihajar habis-habisan dengan wanita disiku yang menangis dipelukan pria paruh baya. And yeah, here i am." Jungkook mendengar itu menaikan alisnya, ia melihat jelas tiada satu kebohongan dari pria dihadapannya. Ada kejanggalan juga tentang kejadian soal ini. Sesuatu didalam hatinya melunjak tidak terima begitu saja.
"Lalu kenapa kau tidak membela diri?" Kata itu lolos dari bibir jungkook, ia melihat Jimin melihatnya dan tersenyum simpul namun terlihat jelas bahwa ia sedih.
"Aku tak tau apa yang aku lakukan, aku seorang pria yang betanggung jawab. Jadi aku menyerah saja bukan, siapa tau bahwa aku memang melakukannya hingga ia hamil saat ini." Jungkook terdiam, otaknya memasang beberapa teka-teki sebelum membawa tangannya untuk menulis sesuatu diberkas yang ia bawa dalam diam.
Jimin masih melihatnya juga dalam diam, tak ingin mengeluarkan suara maupun membuka pembicaraan basa-basi. Ia melihat sosok Jungkook yang begitu serius dan sesekali mimik wajahnya menggambarkan bahwa ia sangat peduli pada Jimin yang notabenya hanya orang asing disini.
Jungkook menghela nafas kasar sebelum bersandar dikursinya. Ia masih terlihat begitu serius menyambung teka-teki dan beberapa puzzle yang muncul diotaknya. Ia berfikir terlalu keras untuk orang asing didepannya ini.
"Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat, kau tunggu saja dan serahkan semua padaku, percayalah padaku Jimin-shi." Kata jungkook sebelum beranjak dari kursinya hendak keluar. Namun sebelum ia meraih kenop pintu, suara Jimin mengintrupsinya dan menahannya keluar.
"Tunggu!"
Jungkook menolehkan kepalanya dan posisinya tidak berubah, ia masih menghadap pintu, hanya menoleh saja, "Ada apa?"
Jungkook melihat jimin agak meragu sebelum kembali mendongak melihatnya, "Kau tak seharusnya membantuku dengan susah payah, aku tak ingin berhutang budi padamu. Lagi pula.. kita orang asing bukan?"
Jungkook kini mengerutkan dahinya, ia berbalik menghadap lurus kearah Jimin, benar juga apa katanya. "Tak apa, aku senang saja membantu orang lain, jadi ini sudah kewajibanku untuk menolongmu." Ucap Jungkook menyunggingkan senyuman kecil.
Jimin masih melihatnya dalam diam, kembali lagi Jungkook berbalik untuk memutar kenop pintu. Ia baru saja akan melangkahkan kakinya keluar jika ia tak mendengar namanya dipanggil kembali.
"Jung-Jungkook-shi?!"
"Apa lagi?" Jungkook melihat jimin dari ambang pintu. Pria dihadapannya hanya menatapnya diam sebelum suara yang terdengar begitu lembut dan ceria menyeruak ditelinganya.
"Terima kasih!" Nada yang begitu ceria nan tulus.
Ruangan ini kedap suara dan tidak memantulkan tutur katanya. Namun rasanya, ditelinga Jungkook kata itu selalu berputar-putar memenuhi gendang telinganya.
Telinga jungkook memerah saat melihat senyuman dari Jimin. Ia mengangguk kikuk sebelum berjalan terburu-buru meninggalkan ruangan.
Langkah kakinya begitu cepat menuju ruangan kerjanya. Sebelum menutupnya terburu-buru dan menyandarkan punggungnya dipintu. Tangannya bagian belakang kini bergerak menutup mulutnya agak tak percaya. Matanya mendongak dan melihat pantulannya dikaca kecil mejanya.
Wajahnya memerah. Menampilkan rona manis yang menjular pada rahang tegasnya. Postur tubuhnya yang tegap dan kekar kini menegang kuat.
"Apa ini?" Lirihnya menyentuh wajahnya pelan.
"Aku terlihat seperti anak remaja yang jatuh cinta." lirihnya pelan, kini tangannya bergerak membuka berkas yang ada ditangannya. Melihat foto kecil yang menampilkan sosok Jimin.
"Yatuhan! Jangan bilang aku jatuh cinta saat pertama kali melihatnya!?"
Jungkook menjatuhkan tubuhnya dan berjongkok didepan mejanya, dengan tangan yang masih berada dimeja dan ia menunduk untuk menetralkan detak jantungnya.
Ia masih terkejut mendapati kenyataan yang baru saja terjadi padanya.
Helaan nafasnya terdengar saat ia mendongak sedikit untuk melihat foto Jimin di dalan berkasnya.
"Apa yang kau lakukan padaku Park Jimin?"
Jungkook kini mengetahui, bahwa ia pertama kali merasakan cinta.