03. Rumah Sakit

117 23 21
                                    

~¤~¤~¤~¤
Happy Reading guys💙
~¤~¤~¤~¤

Tak!

Astrid Elvina Antarlina menghentakkan pisaunya dengan keras. Ya, dia mamanya Calista.

"Lain kali hati-hati, Sayang. Untung saja kamu tidak tertabrak," ucap Astrid mengomeli putrinya. Yaa...memang Calista sudah menceritakan semuanya kepada mamanya selepas pulang sekolah kemarin.

"Iya,Ma. Lain kali aku hati-hati kok." balas Calista.

"Oh ya,Ma. Hari Sabtu dan Minggu ini aku sudah meminta shift ke manager kafe. Aku akan pulang jam 10 malam," ucap Calista.

Astrid pun menghentikan kegiatan memotong sayuran nya dan menghampiri sang putri.

"Hey Lena, dengarkan mama. Mama masih sanggup, kamu tidak perlu bekerja keras," ujar Astrid.

Calista segera menggenggam kedua tangan mamanya." Aku juga tidak ingin melihat mama bekerja terlalu keras. Lagipula, aku hanya ingin membantu mencari uang. Jika aku bisa menabung mulai sekarang, maka mimpi kita bisa terwujud,Ma." ucap Calista menyakinkan mamanya.

"Yasudah terserah kamu," ucap Astrid gemas sambil mencubit pelan hidung Calista.

"Ayah selalu memberikan kita support dari surga. Benarkan, Ma?" tanya Calista sambil tersenyum hangat.

Astrid menghela nafas sebentar sebelum menjawab pertanyaan putrinya,"Iyaa."

"Mimpiku dan mama itu pasti sangat indah jika terwujud. Memikirkannya membuat ku bahagia." Monolog Calista. Gadis itu pun bergegas ke dapur untuk mengambil beberapa bahan masakan.

Disisi lain Astrid yang memang memiliki riwayat penyakit, tiba-tiba saja lutut nya terasa sangat keram. Ia menahan rasa sakit nya dengan meremas kuat celana nya.

🌺🌺🌺

Prang!

Axel membanting pelan piring yang ada di hadapannya. Lalu ia menyuruh pembantu nya untuk mendekat.

"Makanan apa ini? Gak enak!" ucap Axel kesal.

"Nanti saya tanya ke penjual nya ya, Den. Kalau itu saya gak tau," ucap pembantu nya.

"Terus kenapa gak masak sendiri aja?" tanya Axel.

"Siapa yang mau memasak makanannya? Semua koki di rumah ini sudah mengundurkan diri semua gara-gara sikap kamu. Piknan,Darlie..., apapun yang mereka masak pasti kau tidak suka. Lalu siapa yang betah jika seperti ini?" Jelas Bibi Bona dengan sabar, ya itu nama pembantunya Axel. Terdengar aneh memang namanya, yaa mau bagaimana lagi memang begitu kenyataannya.

"Diam!" Bentak Axel. Bi Bona yang mendengar pun tersentak kaget, namy Axel tidak peduli dan lebih memilih pergi ke kamarnya.

****

"Sup bening panas, uhh baunya sangat enak," ucap Calista yang menghirup aroma sup mamanya.

"Sayur tumis kesukaan mama dan-" Calista menjeda kalimatnya, ia pergi mengambil buah-buahan di kulkas sebagai makanan pencuci mulut. Lalu ia pun menaruh nya di meja makan.

"Sudah siap semua,Ma. Ayuk kita makan!" Teriak Calista semangat. Gadis itu memutar badannya untuk memanggil sang ibu, namun tiba-tiba saja mamanya sudah tak sadarkan diri. Calista panik, akhirnya dengan cepat ia menelfon ambulance dan membawa mamanya ke rumah sakit.

PINK STAIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang