23. Wedding Day

106 5 5
                                    

~•~•~•~•~•~
Happy Reading guys🧡
~•~•~•~•~•~

Hari ini adalah hari pernikahan antara Calista dan juga Axel. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hari istimewa mereka dimana dua insan menyatukan dirinya dalam janji sakral, hidup bahagia selamanya bersama orang tersayang.

Namun berbeda halnya dengan Calista, gadis itu sedaritadi terus saja merenung menatap dirinya dari pantulan cermin. Meratapi nasibnya yang malang, dalam mimpinya ia ingin pernikahannya banyak di datangi orang, tidak seperti ini yang dilaksanakan secara tertutup. Ia juga ingin sekali menikah dengan orang yang ia cintai secara tulus bukan karena paksaan, ouh atau Calista harus membuka hatinya untuk Axel? Dan berusaha untuk mencintai tulus pria itu? Entahlah ia bimbang.

Kriet..

Pintu terbuka menampilkan sosok Bi Bona yang tersenyum tulus ke arah Calista. Ia berjalan mendekati perempuan itu dan memegang bahunya.

"Kenapa?" tanya Bi Bona lembut.

Calista menghela nafasnya sebentar, "Entahlah, Bi. Calista bingung harus bagaimana sekarang," lirihnya.

Bi Bona paham betul dengan kondisi Calista saat ini, ia tahu bahwa perempuan itu sedang menahan rasa gugupnya. Karena sebentar lagi ia akan menjalankan hidup bersama Axel sebagai sepasang suami istri. Perlahan Bi Bona menggenggam kedua tangan Calista.

"Calista sedang gugup bukan?" tanya Bi Bona.

"Iya," jawab Calista sambil mengangguk lemah.

"Jujur saja Calista senang atau tidak jika harus menikah sekarang dengan Axel? Apa ada rasa terpaksa dalam hati kamu?" tanya Bi Bona lagi.

"Hufftt ... aku senang, Bi. Tapi dalam hati aku gak yakin kalau harus menikah dengan Axel," jawab gadis itu.

"Bukankah ia sangat membenciku?" Lanjutnya.

"Kamu bisa membatalkan pernikahan ini jika kamu merasa tidak yakin dengan hatimu, tapi pikirkan lah baik-baik Calista. Tuan Chandra, pasti ia memiliki maksud baik dibalik perjodohan ini. Lagipula gak selamanya orang yang membenci kita akan terus membenci selamanya, bisa saja rasa benci itu perlahan berubah menjadi cinta bukan?" ucap Bi Bona menenangkan Calista.

Calista hanya melamun memikirkan ucapan Bi Bona barusan, rasa benci perlahan akan berubah menjadi cinta? Bukankah julukan seperti itu hanya ada dalam cerita di novel? Apakah iya seorang Axel yang notabenenya sangat benci pada Calista perlahan akan mencintai gadis itu dengan tulus?

"Tapi aku belum bisa mencintai Axel, Bi," ucap Calista mengelak dari pernyataan yang di lontarkan Bi Bona.

"Rasa cinta akan tumbuh sedikit demi sedikit seiring dengan interaksi kalian berdua nanti kedepannya. Mungkin rasa cinta tidak mendadak muncul, semua butuh prosesnya. Mulai dari kalian yang dulunya tidak mengenal satu sama lain tanpa disangka kini kalian dipertemukan dan mengenal satu sama lain. Dari situlah rasa kagum antara kedua belah pihak mulai muncul, mungkin ingin sekali rasanya memiliki orang itu tapi batin selalu berkata 'tidak mungkin'. Tenang saja dulu, Tuhan sudah mengatur scenario kehidupan kita. Jika kita sudah mencintai seseorang namun pada akhirnya dipisahkan, percayalah Tuhan sudah menyiapkannya jauh yang lebih baik untuk kamu," jelas Bi Bona panjang x lebar.

Calista seketika tertampar oleh ucapan yang dilontarkan Bi Bona, dirinya seakan-akan telah tersadar sepenuhnya. Mungkin ini awal kehidupannya untuk menempuh jalan lebih baik lagi kedepan nya, dan tentunya bersama Axel.

"Terima kasih Bi udah buat aku sadar, aku akan berusaha untuk membuka hati pada Axel," ujar Calista penuh keyakinan.

"Are you ready?" tanya Bi Bona dengan senyum mengembangnya.

PINK STAIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang