09. Rapuh

70 9 8
                                    

~•~•~•~•~•~
Happy Reading guys❤
~•~•~•~•~•~

"HEI KALIAN!!" Teriak seorang perempuan mendekat ke arah Calista dan Axel dengan langkah yang tergesa-gesa. Keduanya pun sontak menoleh ke arah perempuan itu.

"Ada apa ini ribut-ribut?!" tanya perempuan itu, yang di ketahui pemilik kafe tempat Calista bekerja.

"Lihatlah karyawanmu ini, tidak becus dalam bekerja! Seharusnya kau pecat saja dia," ucap Axel menggebu sambil menunjuk Calista.

"Maafkan saya atas ketidaknyamanan yang telah karyawan saya buat, kami akan mengurus ini semua. Sekali lagi maafkan saya tuan," ucap wanita tadi memohon kepada Axel.

"Saya tidak mau tahu! Saya ingin dia di pecat sekarang juga! Kalau tidak saya akan menutup kafe ini secara paksa!" Ancam Axel.

Perempuan pemilik kafe itu pun hanya bisa menghela nafas panjang, jika sudah seperti ini maka mau tidak mau ia harus mengeluarkan Calista.

"Baiklah jika itu yang anda inginkan, sekali lagi kami mohon maaf," ucap sang pemilik kafe lalu membawa Calista menjauh dari kerumunan orang-orang.

"Calista mengapa kau bisa melakukan itu di depan pelanggan kita?" tanya pemilik kafe itu masih sabar.

"Maafkan saya, Bu. Saya melakukan itu semua karena saya gak terima jika harga diri saya di permalukan begitu saja di depan banyak orang," lirih Calista sambil menunduk.

"Hufftt...tapi lelaki itu pelanggan kita, seharusnya kamu bisa menahan emosi kamu saat di depan dia," ucap perempuan itu tegas.

"Maafkan sayaa.." Calista hanya bisa menundukan kepala nya dalam-dalam.

"Calista lihat saya!" ucap perempuan pemilik kafe itu sambil memegang erat kedua bahu Calista.

Calista langsung mendongakkan kepala nya dan menatap manik hitam kecoklatan milik perempuan berusia 27 tahun itu.

"Sebelumnya saya sangat minta maaf sama kamu, ini demi kebaikan kafe. Karena kamu sudah membuat pelanggan saya marah, maka dengan berat hati saya-" Perempuan itu tampak menarik nafas sebentar sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Oh ayolah ku mohon jangann" Batin Calista cemas.

"Saya pecat kamu hari ini juga!" ucap perempuan itu yakin. Calista tersentak mendengar penuturan boss nya itu, ia tidak percaya. Pasalnya baru saja hari ini ia bekerja untuk pertama kalinya di kafe, namun kenapa musibah langsung menerpanya begitu saja?

"Tapi, Bu. Kenapa?" ucap Calista lesu sambil menatap kecewa ke arah bos nya.

"Sudah saya bilang, ini demi kebaikan kafe saya. Saya tidak mau hanya karena kamu berbuat salah yang kena imbas nya malah kafe saya, maka dari itu saya pecat kamu," ucap sang pemilik kafe.

"Sekarang kamu buka seragam kerja kamu, taruh di loker. Ini adalah gaji kamu," ucapnya sambil memberikan 1 amplop berwarna coklat kepada Calista.

"E-eh tapi, Bu. Ini kan baru hari pertama saya bekerja, kenapa langsung dapat gaji?" tanya Calista bingung.

"Anggap saja ini sebagai tanda maaf saya karena telah memecat mu di hari pertama kamu bekerja di sini," ucap perempuan itu sambil tersenyum, Calista mengambil amplop berwarna coklat dari bos nya dan pergi menuju ruang ganti untuk melepas seragam kerja nya.

"Loh Calista kamu kok gak pakai seragamnya sih? Kan sekarang masih jam kerja," ucap Sarah heran.

"Hmm aku di pecat, Sar." Lirih Calista sambil tersenyum kecut.

"APA?!" Pekik Sarah terkejut.

"Hei pelankan suaramu itu, nanti jika bos dengar apa kau mau di pecat sepertiku juga?!" ucap Calista memperingati teman nya itu.

PINK STAIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang