"Bi, Calista ada di rumah?" tanya Axel dengan nada khawatir nya.
"Ada kok, Den. Baru aja pulang tadi," jawab Bi Bona.
"Huffftt..." Axel menghela nafas lega.
"AXEL!" Teriak Chandra dari kejauhan, ia berjalan ke arah Axel dengan penuh amarah.
"Apa?" ucap Axel malas berhadapan dengan sang ayah.
Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kanan Axel, yang membuat pria itu meringis kesakitan. Bayangkan saja baru kemarin ia kena tampar, sekarang harus merasakannya lgi.
"Ayah ini apa-apaan, sih!" ucap Axel kesal.
"Kamu yang harus di beri pelajaran di sini. Calista pergi mencari mu di malam hari, tapi mengapa kamu malah meninggalkan nya sendirian? Dimana hati nurani mu, Axel!" bentak Chandra di depan muka Axel.
"Dasar pengaduan" Batin Axel.
"Memang nya kenapa jika aku tinggalkan dia sendirian? Bukankah bagus jika dia hilang dan di culik nantinya?" ucap Axel yang di selingi tawa renyah dari sudut bibir nya.
"Jaga bicara kamu! Calista itu saudara kamu. Jangan pernah kamu kasar sama dia," ucap Chandra tegas.
"Cih, aku tidak akan sudi memiliki saudara seperti dia!" Sarkas Axel. Malas berdebat dengan sang ayah, akhirnya Axel pun masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar nya untuk beristirahat. Karena hari sudah sangat larut.
🍑🍑🍑Pagi hari nya Calista berserta Astrid dan Chandra sudah duduk rapih di meja makan untuk sarapan pagi bersama. Pagi ini Astrid sengaja membuat roti sandwich sebagai menu sarapan, ia membuat 4 porsi dan menyediakan satu piring khusus untuk Axel.
Axel keluar dari kamar nya menggunakan kaos oblong berwarna merah marun yang di lapisi dengan jaket kulit hitam serta celana jeans dan sepatu northstar. Axel berjalan menuju ke arah meja makan, niat awalnya untuk sarapan seketika nafsu makan nya menghilang saat melihat kedua perempuan yang sangat ia benci sedang makan bersama dengan ayah nya di meja makan.
"Chandra, Axel sudah siap. Ajaklah dia kesini untuk sarapan bersama kita," ucap Astrid.
"Baiklah," balas Chandra, lalu ia menoleh sambil tersenyum ke arah putranya.
"Axel sini nak, kita sarapan bersama," ucap Chandra dengan lembut kepada putranya.
Axel hanya mendengus kesal, lalu ia berjalan mendekat ke arah meja makan.
Astrid dan Calista tampak tersenyum hangat ke arah Axel. Berbeda dengan Axel yang malah memberikan tatapan tidak bersahabat kepada 2 wanita itu.
"Duduk kita sarapan dulu," ucap Chandra.
"Tidak perlu!" Tolak Axel, lalu ia mengangkat satu piring yang berisikan roti sandwich.
"Woah lihat lah makanan apa ini? Sepertinya sangat lezat, sampai-sampai aku muak melihat nya," ucap Axel dengan nada mengejek yang sengaja ia buat untuk menyakiti hati Astrid.
Astrid hanya berusaha untuk tidak marah di depan Axel, padahal saat ini hatinya sangat hancur mendengar perkataan Axel barusan. Sedangkan Calista? Gadis itu sedang berusaha menahan amarah nya agar tidak meledak begitu saja di depan Axel, ia mencengkram kuat garpu yang ada di genggaman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK STAIN [COMPLETED]
Teen FictionKonflik besar yang terjadi diantara keluarga Calista dan Axel, menyebabkan Calista harus menanggung beban kehidupan sendiri. Hinaan, cacian serta kekecewaan terus saja melanda di dalam kehidupan sang gadis. Suatu hari Axel melamar Calista, namun it...