~¤~¤~¤~¤~¤
Happy Reading guys🧡
~¤~¤~¤~¤~¤"Permisi," ucap pelayan wanita yang datang dengan nampan berisi makanan serta minuman.
"Aduh mba nya ganggu aja nih," ujar Melvin kesal.
"Ssttt apaansi lo Vin! Gak boleh gitu sama orang," ucap Jonathan menegur sikap tidak sopan sahabatnya.
"Hmm makasih mba," ucap Axel, pria itu berusaha tersenyum seramah mungkin di depan pelayan wanita itu.
"Iya sama-sama, selamat menikmati. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap pelayan wanita tadi lalu melenggang pergi.
"Btw ini makanan sama minuman buat siapa dah?" tanya Axel heran, pasalnya dirinya tidak sama sekali memesan makanan dari awal datang hingga sekarang.
"Buat lo," jawab Jonathan.
"Uhh makasih ya baik banget sih lo pada mau bayarin gua," ucap Axel terharu.
"Siapa bilang." Sahut Melvin.
"Hah?! Maksudnya?" Axel menatap kedua sahabatnya dengan raut wajah bingung.
"Itu makanan yaa tetep lo yang bayar lah, kita cuman bantu mesenin doang," ucap Melvin menjawab kebingungan Axel.
"Kurang asem!" Axel mengumpat kasar dalam batinnya.
"Lanjutin cerita lo yang tadi!" Suruh Jonathan.
"Nah jadi gini Calista itu anak dari selingkuhannya ayah gua," ucap Axel. Kedua sahabatnya terkejut mendengar penuturan dari Axel, baru saja Melvin ingin berkomentar namun sudah di tahan oleh Jonathan.
"Komennya nanti, Lanjutin," ucap Jonathan menyuruh Axel untuk melanjutkan ceritanya.
"Jujur gua benci banget sama dia dan nyokapnya, karena gara-gara mereka rumah tangga keluarga gua jadi hancur," ucap Axel mengingat setiap inci kejadian yang pernah ia alami.
"Beruntung gua udah buat nyokap Calista mati," lanjutnya dengan senyum psycopath.
"Gila sadis banget lo," ucap Melvin tidak menyangka dengan kelakuan bejat yang Axel telah perbuat.
"Haha gua sih gak merasa bersalah buat ibunya mati, emang dari awal itu niat gua juga. Jadi gini sekarang gua bakalan turutin apa kemauan bokap, yaitu dengan nikah sama Calista. Tapi gua akan main drama disini," ujar Axel, pria itu tertawa jahat bak iblis.
"Maksud lo?" tanya Jonathan menatap penuh selidik ke arah Axel.
"Gua akan nikahin Calista, tapi hubungan gua sama Adele tetep jalan," jawab Axel.
"Maksudnya lo mau jadiin si Adele bahan selingkuhan lo gitu?!" ucap Jonathan tidak terima.
"Right!"
"Lo kalau kaya gini brengsek jatuhnya, lo gak bisa dong mainin hati perempuan apalagi dia itu istri lo. Kalau lo mau balas dendam sama dia boleh aja, tapi gak gini caranya," ucap Melvin menasihati Axel.
"Gua gak peduli. Mau dia sakit hati kek mau enggak kek, bodo amat! Intinya gua bakal pakai cara itu buat balas dendam perbuatan bejat ibunya. Karena gua mau ngeliat dia menderita secara perlahan," ujar Axel yang di selingi dengan tawa jahatnya.
"Lo gak bisa egois kaya gitu dong! Bagaimanapun juga kan nyokapnya yang salah, masa iya yang nanggung malah anaknya." Jonathan berusaha keras untuk menghentikan aksi gila Axel.
"Hahaha gua gak peduli, kalau dia bisa bikin sakit hati nyokap gua dulu. So ... kenapa gua gak bisa?" Axel tetap pada pendiriannya.
"Ya ya ya terserah lo aja deh, intinya gua sama Nathan udah berusaha buat ngelarang lo buat lakuin hal gak baik itu. Semoga aja lo gak kena karma nantinya gara-gara udah mainin perasaan cewe," ucap Melvin pasrah menyetujui rencara sahabatnya itu. Mau dilarang sekeras apapun gak akan ada ampuhnya bagi seorang Axel yang notabenenya memiliki sifat keras kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK STAIN [COMPLETED]
Teen FictionKonflik besar yang terjadi diantara keluarga Calista dan Axel, menyebabkan Calista harus menanggung beban kehidupan sendiri. Hinaan, cacian serta kekecewaan terus saja melanda di dalam kehidupan sang gadis. Suatu hari Axel melamar Calista, namun it...