•¤•¤•¤•¤•¤
Happy Reading guys❣️
•¤•¤•¤•¤•¤Setelah kepergian Adele tadi, Anetha serta sahabatnya Axel juga ikut pamit pulang. Kini tinggallah Calista dan Axel berdua saja. Axel menggenggam tangan gadis itu dan membawanya masuk ke dalam rumah karena hari sudah malam. Oh ya perlu kalian ketahui kalau acara pernikannya di laksanakan di taman belakang rumah, lebih tepatnya tempat dimana Axel melamar Calista pada malam harinya.
"Ah sudah selesai?" tanya Chandra.
Keduanya hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Baiklah kalau begitu kalian tidur di kamar yang sudah ayah siapkan khusus untuk kalian berdua. Ingat kalian harus tidur seranjang ya!" ucap Chandra memberitahu.
"Iya," jawab keduanya menurut, menit kemudian mereka pergi menuju kamar yang di maksud Chandra.
Sampai di kamar keduanya diam membisu dengan pikiran masing-masing. Tangan keduanya masih menggenggam erat satu sama lain. Namun detik kemudian Axel menghentakkan tangan Calista dengan kasar.
Calista terkejut atas perbuatan Axel yang tiba-tiba itu. Ia menatap bingung ke arah pria itu."Kamu kenapa?" tanya Calista.
Bukannya menjawab justru Axel malah pergi menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, ia melepas tuxedo yang melekat pada tubuhnya lalu menggantinya dengan switer.
Axel keluar kamar mandi dan pria itu melangkahkan kakinya pada lemari, ia membuka lemari itu dan memakai jaket kulit hitam kebanggannya. Setelah itu ia beralih ke atas nakas dan mengambil kunci motornya.
Calista seketika tersadar bahwa Axel ingin pergi, segera gadis itu menahan tangan Axel, "kamu mau kemana?" tanyanya.
"Gua mau pergi," jawab Axel dingin.
"Tapi ini kan malam pertama pernikahan kita," ucap Calista.
"Gua.gak.peduli!" Terka Axel dengan menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Kamu harusnya dia—" Axel langsung menghempas tangan Calista kasar ke udara sebelum gadis itu melanjutkan ucapannya.
Axel diam sebentar melirik Calista yang masih memakai gaun pernikahannya. Setelah itu ia melangkahkan kakinya keluar kamar.
"AXEL JANGAN PERGI!" Teriak Calista berusaha menjegat kepergian pria itu.
"AXEL!" Teriaknya sekali lagi, namun nihil Axel tidak merespon ataupun menoleh pada dirinya. Justru pria itu tetap melangkahkan kakinya keluar dari rumah.
Axel menaiki motor ninja hitamnya, tidak lupa ia juga memakai helm fullface nya agar terhindar dari marabahaya. Setelah itu ia menstater motornya dan menancap gas menuju apartemen Adele.
Calista menangis sesenggukan sambil memeluk tuxedo Axel yang berceceran di kamar mandi. Ia menangis pilu meratapi nasibnya, dirinya tahu jika Axel sekarang pergi ke Apartemen Adele.
"Ibu ... apa begini rasanya setelah menikah?" tanya Calista sambil menatap langit kamar mandi.
"Terlalu menyakitkan," lanjutnya sembari menghapus air mata di pipinya.
"Jika aku tau akan jadi seperti ini pada akhirnya, lalu kenapa aku dengan bodohnya menerima pernikahan ini?!" ucap Calista frustasi, ia merutuki dirinya sendiri yang mudah sekali terhasut omongan orang lain.
"Axel jahat banget, Bu. Baru saja kami menikah, malam ini ia sudah pergi ke apartemen kekasihnya. Entahlah sepertinya ia selingkuh dengan gadis itu," ucap Calista berbicara sendiri, walaupun begitu ia yakin bahwa ibunya disana tengah mendengar keluh kesahnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK STAIN [COMPLETED]
Teen FictionKonflik besar yang terjadi diantara keluarga Calista dan Axel, menyebabkan Calista harus menanggung beban kehidupan sendiri. Hinaan, cacian serta kekecewaan terus saja melanda di dalam kehidupan sang gadis. Suatu hari Axel melamar Calista, namun it...