Babies and Papa (2)

672 93 7
                                    

Hari-hari yang biasanya dijalani oleh seorang Hwang Hyunjin, itu tidak pernah lepas dari sang istri.

Namun, untuk saat ini. Di hari kedua tanpa kehadiran istrinya itu, Hyunjin harus memaksa dirinya untuk mengurus ketiga anaknya sendiri. Ya walaupun dirumahnya ada ART, yang dapat membantunya.

Tapi, kehadiran ART nya itu tidak sepenuhnya dapat membantu. Dikarenakan, ia dan sang istri sepakat untuk tidak terlalu mencampur peran orang lain dikehidupan anak-anaknya. Terkecuali untuk Chan, Felix, dan Jisung.

Karena hal itulah. Pagi ini, ia harus membangunkan tubuhnya untuk mengurus ketiga anaknya. Sebelum ia berangkat kerja.

Untuk sesaat ia termenung menatap langit-langit kamar. Dipikirannya muncul sebuah pertanyaan. Bisakah ia mengurus anaknya sebaik istrinya?

Hhh—semoga bisa. Batinnya, membalas pertanyaan yang ia buat sendiri.

Selesai urusan bayang membayang. Ia pun melirik sisi kasur disamping kirinya. Menatap si sulung, Hwang Niken.

Tangannya yang menganggur pun kini telah terulur ke sang putri kecilnya.

"Sayang, bangun yuk. Kamu kan ada jadwal sekolah pagi—yuk bangun" ucapnya, disaat anaknya mulai menggeliatkan tubuhnya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia pun langsung menggiring sang anak ke dalam kamar mandi dan tak lupa memberikan handuk yang biasa dipakai oleh anaknya itu. Hyunjin menyuruhnya untuk mandi.

Belum sempat dan sampai ke dalam sana. Niken pun menolehkan kepalanya dan mendongak, menatap sang papa.

"—pa, nanti telfon mama ya"

Hyunjin yang mendengar permintaan sang anak, pun kini langsung mensejajarkan tingginya dengan gadis mungil itu.

Hyunjin yang mendengar permintaan sang anak, pun kini langsung mensejajarkan tingginya dengan gadis mungil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari tersenyum hangat, ia pun menjawab.

"iya nak. Kamu mandi dulu ya. Papa mau nyiapin baju kamu sama keperluan adek-adekmu. Nanti, kalo udah kita lakuin semuanya. Mama bakal papa telfon deh, ya?"

Mendengar ucapan sang papa. Niken bukannya menampakkan senyum, melainkan gadis kecil itu melengkungkan bibirnya ke bawah.

"kenapa mama dari kemarin nggak telfon kita ya pa? Mama baik-baik aja kan?"

Hyunjin mau tidak mau memberikan senyum, walau terkesan terpaksa.

Disini, ia juga bingung. Kenapa istrinya itu tidak menepati janjinya untuk menelfon dirinya sesaat telah sampai di Palembang.

Namun, disaat ia coba menghubungi istrinya terlebih dahulu. Ponsel di sebrang sana, sama sekali tidak aktif. Dan tentu, Hyunjin sebagai suami merasa sangat khawatir.

Berakhir, ia langsung menelfon mama mertuanya dan menanyakan keberadaan istrinya. Yang ternyata memang telah sampai disana dengan selamat.

Mendengar kabar itu saja sudah membuatnya bernafas lega. Ia takut, jika sesuatu hal yang buruk benar terjadi. Dan untungnya ketakutan itu tidak terjadi.

𝐒𝐈𝐍𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐘 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang