💘1. Tertarik

432 19 3
                                    

SMA Langit Biru. Sebuah sekolah dg segala fasilitasnya sebisa mungkin berwarna biru, mulai dari atap, dinding, lantai, baju sekolah, baju olahraga, sebisa mungkin serba biru. Pantas bila disandingkan dg namanya, Langit Biru.

"Pengumuman bahagia untuk lo semua" Andre datang dengan raut gembira memasuki kelas membuat kelas yang mulanya heboh menjadi diam.

"Apa, ndre?" tanya gita semangat. Sedari tadi ia menduga duga hal apa yg terjadi dg pak Amin sehingga telat masuk ke kelas mereka.

"Pak Amin gak masuk ya?" tebak Feby
Andre mengangguk. "iya, ternyata pak Amin gak datang hari ini. Kita gak Tahfiz!" serempak sorak bahagia memenuhi kelas.

"Alhamdulillah. Akhirnya otak gue gak akan capek menghapal huruf huruf Hijaiyah" boby si gendut bersyukur senang.

"Gue juga gak bakal repot ngendaliin nih lidah, bob. Keseleo terus kalau tahsin sama pak Amir" ujar dendi tak kalah senang

Syila menggelengkan kepala melihat teman temannya. Namun, ia tersenyum. Kesengsaraan temannya tak hadir hari ini. Mungkin bisa dibilang dari sekian banyak temannya di kelas, banyak yang sulit mengingat tulisan arab itu. Ya, mnghafal al-qur'an tidak semudah yg dibayangkan

"Buat lo yang belum punya hapalan bisa bernapas lega hari ini" imbuh Andre meramaikan.

"yeah. Yeyeyeye yes" ucap Nana gembira. Berbaur dg sorak ramai murid lainnya

"Kamu kenapa, Na?" tanya Syila yang duduk di sebelahnya.

Nana menjawab nyengir "Gue ikutan senang aja" jawabnya seraya membentuk huruf v

Lisa disebelah Syila yang ikut menatap Nana menggelengkan kepala.

Anehnya adalah, Nana beragama non islam. Tapi ia ikut bersorak senang bersama yg lain.

######

"Ris. Lo aja yang pergi! Gue males. Gue mau baca buku di kelas" doni menolak ajakan Faris.

"Kalo bukan lo siapa lagi?" Faris menarik tangan Doni dilorong menuju kelas X IPA 2.

"Ris" Faris tak menghiraukan lagi tolakan Doni

"Lo tahu gue kan? Gue gak suka ada cewek modus . Lo tahu, di setiap kelas pasti ada aja yang ganjen sama gue"
Doni tahu betul itu
"Lo bantuin gue lah. Lo orangnya sabar, bro" Faris menepuk pundak Doni. Merangkul bahunya agar jalan sejajar.

Akhirnya Doni mau berjalan tanpa tarikan paksa lagi. Mereka menelusuri tembok biru, atap biru, keramik biru. Semua berwarna biru, Biru Muda. Siswa siswi menyebutnya KAMPUS BIRU. Meskipun ini adalah sebuah SMA. Disinilah jembatan untuk mereka menuju kampus.
SMA LANGIT BIRU adalah sekolah umum biasa. Namun SMA ini memuat mata pelajaran khusus berupa Tahfiz Qur'an sehingga mewajibkan siswa siswinya mesti menghapal barisan ayat Al- Quran untuk di setorkan setiap minggunya.

Pak Amin menyampaikan pesan untuk menggantikannya di kelas X IPA 2 karena kebetulan Bu Indah, istrinya juga tidak hadir mengajar di kelas Faris. Mereka sedang ada acara keluarga di kampung halaman.

"Assalamualaikum" salam Faris dan Doni seraya memasuki kelas

"Wa'alaikummussalam, bang" jawab mereka. Sedetik kemudian hening

"Udah pada senang libur Tahfiz ya?" Sapa Faris pada siswa siswi kelas saat sampai di depan. Semua diam dengan raut takut. Ketua OSIS mereka datang ke kelas

"Tenang aja. Gue gak makan orang.Tanya aja Doni!" ujar Faris tersenyum

"Iya. Faris gak makan orang kok. Dia makan nasi sama kayak kita. Santai aja" imbuh Doni

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang