👤10 masa lalu (2)

43 4 0
                                    

Berada di titik terendah dalam hidup  pasti tidaklah mudah. Apalagi kita berjuang Sendirian melawan takdir buruk itu. Hal yg sama di rasakan oleh Syila

Ketika mamanya sakit, Syila benar benar dipaksa oleh papa melepas hijab. Setiap kali bertemu, hanya kata kata paksaan agar Syila membuka hijab yang terlontar dari mulut sang papa. Tak disangka lagi, terkadang papa lepas kendali dan menamparnya. Bagaimana rasanya? Kecewa, marah, sedih. Ya rasa itu menghampiri Syila. Syila yg sudah pusing, tertekan dan dituntut untuk kuat karena kondisi mama, tapi sang papa justru menambah beban pikirannya. Bahkan kini Papa lebih keras lagi menyuruh anaknya melepas hijab. Entah apa yg merasuki pikiran pria itu, apa mungkin karena rata rata anak teman, rekan kerja, serta pengusaha lain memiliki anak tampak cantik tanpa hijab?

Dulu mama selalu hadir mendukungnya, tapi waktu telah berbeda. Bila dulu ia butuh untuk di kokohkan, sekarang ia butuh untuk di sembuhkan. Bila dulu ia butuh tempat sandaran, hari ini ia butuh dikuatkan. Syila tidaklah gadis sekuat baja, Syila juga bukan gadis yg seperti mutiara. Ia tak bisa sendiri dilautan luas dan bersembunyi disana agar aman disana. She is only human, dia butuh manusia lain. Syila butuh sebuah uluran tangan agar bangkit. Ia butuh harapan seseorang yg ingin ia tersenyum. Siapapun org itu, Syila hanya ingin tahu bahwa ada seseorang yg mendukungnya. Sekalipun hanya senyuman yg mereka beri.

Kenyataan is realita, right? (ngapain minca translate bahasa inggris disini yak?hehehe)

Realitanya harapan Syila hanya angan angan. Harapannya tetaplah harapan, karena harapan itu sama sekali tak terwujud.

Ribuan kata kata mutiara, kata kata motivasi, kata kata penyemangat pun takkan mampu menghibur bila semua itu hanya dari pikiran yg berusaha kuat, tapi hati remuk. Disaat logika berfungsi tapi hati tak percaya

(Lalu apa yg Syila lakukan, Minca?)

(Masih ingat Syila yg dikucilkan disekolah?
*ada di part seblmnya ya*:)

Seperti balon yg ditiup kemudian di ditekan. Semakin kuat tekanan, semakin besar kemungkinan ia meledak.
Cara terbaik mngkin adalah menyerah, bila syila adalah balon itu, maka Syila kini mengempes agar tdk pecah.

Tekanan yg Syila rasakan membuatnya perlahan mengikuti perintah papa. Lelah rasa diri sendiri, sedngkan papa adalah org berharga yg ia miliki. Cukup mama yg pergi, papa jangan. Karena bagi kini, Papa is everithyng untuk Syila.

(Ya. Kalian benar netizennya Minca)

Perlahan Syila mengikuti perintah papa. Tapi tidak sepenuhnya, terkadang rasa bersalah dihatinya pada Tuhan membuatnya kuat, tapi tak selalu. Saat itu Syila menjadi sering buka tutup hijabnya, sehari pakai sehari lepas, atau seminggu pakai seminggu lepas. Peraturan dari papa, klw belum bisa buka sepenuhnya, minimal seimbang.

Tapi ini menyakitkan Syila, ia rasa separuh jiwa dan jati dirinya hilang. Apalagi ini? Kenapa ia justru semakin terpuruk?

Saat yg lebih sulit lagipun menghampiri Syila, ia dijauhi teman teman. Guru guru pun tak menunjukkan rasa simpati terhadapnya. Omongan sinispun ikut menyertai lidah teman temannya, dari seluruh sudut penjuru sekolah mungkin memusuhinya. Kecuali seseorang. Gadis berparas cantik namun punya sikap berani dan jg lembut. Ia sahabat Syila. Gadis itu tetap membelanya. sayangnya, perlakuan baiknya mendapat balasan buruk. Teman teman yg lain ikut menjauhinya, memarahi, menggurui, menghasut agar gadis itu menjauh dari Syila.

"kamu gak usah temenan sama aku, nanti kamu dijauhi. Di musuhi teman teman yg lain" ujar Syila saat itu

"Tenang aja, lo gak usah khawatirin gue. Justru gue yg khawatir sama lo. Semua ini pasti berat. Maka dari itu gue pengen ada disamping lo, seenggaknya ngasih semangat dan senyum hangat" ujar sahabatnya tersenyum ceria

(Saat ini aku terpuruk kedalam lorong kegelapan dan tanganmu ada untuk menggapai. Aku tahu aku butuh uluran tangan itu, sahabat. Tapi jika uluran tangan itu hanya akan membuatmu ikut masuk dan merasakan lorong kegelapan ini, lebih baik jangan kau ulurkan tanganmu)
~~~Syila

Jika bukan sahabatnya yg menjauh, maka Syila yg akan melakukannya. 

Aku akan berusaha bangkit. Meskipun aku telah berbuat salah pada Allah dan melanggar aturan Nya, aku yakin Allah akan tetap membantu ku. Dan Allah adalah sebaik baik penolong bagi Umat-Nya


@@@@@@@@@@@

"Cantik, lo tenang aja. Mengawali langkah memang terasa sulit" Zahra mengusap air mata Syila yg entah sejak kapan mengalir. Mengorek luka lama semenyakitkan itu banginya. Namun bila luka besar tak diobati apa yg akan terjadi?

"Gue harap lo mau memulai ini, Syil. Walaupin berat, lo harus jalani ini. Gue percaya lo kuat. Gue percaya lo bisa. Sekalipun lo gak percaya sama diri lo saat ini, lo harus percaya sama ALLAH, Dia bisa melakukan apapun tanpa hambanya sangka, right? Allah is always with you, friend"

Hati Syila terasa hangat saat mendengar kata kata itu. Seseorang yang Syila harapkan berada dipihaknya, ada di belakang dan disampingnya. Dan sedikit kata yang ia harapkan bearasal dari seseorang yang ia harapkan dulu kini terjadi. She have someone right now.

Syila mengeratkan pelukannya pada gadis berhati baik yang belum lama ia temui. Zahra sudah sangat jauh masuk kedalam kehidupannya, bahkan masa lalu yg selama ini ia sembunyikan. Zahra hadir dg warna tinta yg berbeda. Tinta itu ikut menulis di kertas kehidupan Syila.

"So, Mau ikut jadi panitia acara malam ini?" tanya Zhara bersemangat

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang