🍭26. Dua puluh enam

30 4 0
                                    

"Uwwwuuuuu" Goda Nana saat melihat penampilan baru Syila. Sedangkan putri hanya tersenyum bahagia melihat tampilan baru Syila

"Cihuy" sambut Nana
"Assalamualaikum, ukhti" sapa Putri.
Syila tersenyum. "walalaikummussalam" balasnya

Dari lorong, mereka berlalu menuju ruang kelas. Putri dan Nana menuntut dan Syila yg menceritakan hal yg dirasa oleh mereka ini harus ketahui cerita lengkapnya. Sampai bel masuk berbunyi, mereka beralih belajar.

##################

"Syil, hari ini jalan jalan kuy!" ajak Nana.
"Ngapain, Na?" jawabnya
"Ngapain aja lah" jawab Nana "sekali kali pergi main" bujuk Nana, dg senyumnya
"Ada baju yg kurang, mungkin? Coba inget dulu, Syil. Nanti sekalian kita beli deh"usul Putri
Nana tetap mempertakankan wajah yg menurutnya imut begitu. Ya, biasanya manjur utk ngebujuk orang:v
"Hmmm..."
"Syila" rengek Nana
"Siipp" balas Syila semangat. Dan tentu Nana lebih semangat menjawab"Cihuy" Soraknya
"Kosa kata baru yg sering Nana pakai di hari Kamis, chek!" ledek Putri.
Nana hanya menyengir

"Gueeee boleh ikut?" timpal seorang wanita datang dari belakang Nana.
Mereka Diam. Syila bingung harus jawab apa, begitu jg putri. Nana? Ekspresinya diam. Putri meyakini dari ekspresi Nana ini tidak positif. Ia menatap putri, Syila dan terakhir Aletta bergantian.
"Gak usah ditanya" ucap Nana. Ia menatap kesamping. Lalu kembali melihat wajah Syila, putri dan Aletta bergantian. Suasana tampak sedikit canggung, bahkan Nana merasakannya.
"Boleh dong" sembur Nana gembira
" Lo bareng Syila naik mobil, gue sama putri naik motor" sambungnya

"Boleh, Na?" tanya Aletta tdk percaya.
Dg cepat Nana mengangguk.
Syila tersenyum.
Putri jg ikut bahagia.

Aletta dan Nana selama ini memang tampak tak akur. Mulai dari Nana yg pernah Aletta hukum dg berat, Nana yg sering dan sangat menjaga Syila, ketika ia tahu Aletta menyakiti Syila, bahkan Nana lebih emosi.

Mobil Aletta berada di belakang Motor Nana yg ditumpangi oleh Putri di belakangnya. Mereka menuju mall, list kegiatannya yaitu membeli perlengkapan Syila yg masih kurang, berbelanja keperluan mereka, makan dan bermain. Nana yg merancang. Cukup beberapa detik utk otak dan mulutnya terkoneksi dan langsung mengucapkan rencana kegiatan mereka.

"Nana knpa bisa bolehin gue ikut kalian ya?" tanya Aletta. "Bingung aja sih gue, soalnya gue sama dia gak pernah sejakur sebelumnya"

"Dia tahu kamu org baik" jwb Syila santai dan tersenyum

"Baik gimana? Yakali sih tiba tiba langsung tahu gue baik" bingung Aletta

Syila menggeleng.
"Ta, makasih ya" ucap Syila
"Makasih?"ulang Aletta
"Makasih utk hadiahnya. Bukan benda, bukan uang, bukan harta. Tapi ini hadiah terbaik. Makasih masih peduli sama aku. Makasih udah habisin waktu utk cari tahu semuanya cuma biar papa support aku. Makasih banget utk semuanya, Ta" ungkap Syila haru

"Seberapa tahu, La?" tanya Aletta
"Semuanya" air mata Syila turun setetes "Aku tahu semua, seniat itu kamu nyelesain ini?" kesannya

Aletta menepikan mobilnya perlahan.
"Sebaik itu kamu bantuin aku, Ta" peluknya utk Aletta
"Gue gk bisa biarin lo terpuruk terlalu lama" balas Aletta
"Makasih" bisik Syila parau
Dibalik pundak Syila, Aletta mengangguk.
"Aku bahkan gak bisa selesain masalah aku yg udah selama ini" isak Syila.
Elusan halus terasa di punggung Syila dari Aletta. "Krna gue bisa liat, gue bisa tahu solusi permasalah lo. Kalau gue yg ada di posisi lo, gue gak yakin masih ada di jalur yg seharusnya, La. Lo sekuat itu" balas Syila

Syila menghapus air matanya yg mulai turun deras. Aletta melepas pelukannya, menghapus air mata Syila sebelah lagi yg belum sempat ia hapus.

"Jangan nangis! Nanti mata lo sembab. Lo mau Gue cekcok sama Nana di parkiran mall?" tanya Aletta bercanda

Syila tertawa dg candaannya. Aletta mulai mundur ke kursinya dan kembali mengendarai mobil, menyusul Putri dan Nana yg sudah lebih dulu

###################
Keperluan utama Syila sudah dibeli, belanja sesuatu utk masing masing jg sudah. Sekarang mereka duduk santai di meja makan menatap makanan yg dibawa pelayan dg mata berbinar, perut yg sudah lapar langsung menyantap makanan tersaji.

"Sssssutttt" Putri meletakkan jari telunjuknya di bibir, menginyaratkan utk diam. Hal itu membelah pembicaraan yg mulanya diselipi canda. Kini suasana hening. Putri sengaja, seusai makan ia akan menjalankan aksi tersembunyinya. Setelah semua diam dan menunggu ucapannya putri membuka suara" Biar lebih ayem, lo berdua baikan secara baik dong. Hehehehe" cengir putri

Nana diam. Aletta juga.
"Gak pake canggung canggungan. Ceritain aja kendala lo gak suka masing masing itu krna apa. Gak ribet kan?" usul putri

Ya, Gak ribet. Yg ribet itu karena gengsi mereka. Apalagi Nana, tampak jelas

"Biar gue yg mulai. Jadi, Ta, awal mula Nana gak suka sama lo itu karena dulu lo.." Putri mulai bicara
"Lo ngehukum gue berat banget. Sumpah, beratnya berasa 1 ton" potong Nana. Ekspresinya kesal

Aletta tersenyum kecut.
"Jujur, hal kedua dan paling besar, ketika Lo nyakitin Syila dg kata kata lo yg super duper pedas. Dan satu lagi, pas lo ngasih surat apalah gitu yg bikin gue tambah kesel dan anti sama lo. Setelah itu fix gue wajib su'uzhan ke lo" Nana dg tanpa berdosanya menatap kesal Aletta, matanya memicing tajam, bibirnya mengerucut

Berbeda dg Aletta yg setelah mendengar ucapan dan melihat raut wajah Nana kini, ia justru menahan senyum "Maaf Ya" ungkapnya

Alis Nana menyerngit.
"Jujur, awalnya gue gak tega ngehukum lo. Tapi gue inget lo dekat sama Syila. Ketika itu gue iri, terus kesel. Jadi gue hukum aja. Ya, biasanya sih hukuman cewek bakal gue ringanin dikit daripada cowok, krna secara Fisik cewek gak sekuat cowok, tapi utk lo enggak" Pengakuan Aletta

Mata Nana melotot tak percaya. Pantas saja ia rasanya mau pingsan dihukum Aletta. "Maaf, Na" kata Aletta

Menarik napas dalam "Gue tahu sih rasanya. Panas panas iri gitu" ceplos Nana. Syila dan putri yg memperhatikan menahan senyum utk sikap blak blakan Nana

"Utk gue yg ngomong kasar dan ngasih surat yg gak seharusnya itu, gue minta Maaf, La"

"Lobngelakuin itu tujuannya apa, Ta?" kepo Putri membuka suara
"sebenarnya gue pengen dg gue ngomong dan tulis kyk gitu lo jadi ingat sama masa lalu lo yg gak seharusnya lo lupain. Gue pengen lo selesaian masalah lo di masa lalu. Gue gak mau lo berlarut larut" terang Aletta

Syila, putri dan Nana mendengarkan baik baik.
"Tapi ternyata enggak. Gue cuma nyakitin lo. Gue sadar cara gue salah. Sampai akhirnya gue cari tahu semuanya, selesain semua diam diam" cerita Aletta

"Dan berhasil. Lo berhasil" imbuh Putri. Aletta mengangguk
"Seniat itu? Gue yakin lo juga sebaik itu" sembur Nana yakin

"Iya, Na. Gue tahu gue orang baik" sombong Aletta percaya diri

Mereka tertawa. Tapi mereka sadar akan satu perkataan:

Aku tdk sebaik yg ucapkan, tapi
aku jg tdk seburuk yg terlintas dihatimu
~Ali bin abi thalib





ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang