🏩8. Syila's Home

47 4 0
                                    

" jadi besok malam kita ada acara gitu di sebuah masjid. Nah, kita kekurangan panitia, Syila. Temen temen gue banyak yang sakit ataupun punya acara mendadak. Lo mau gak bantuin gue?" tanya zahra dari telphone.

" Gimana ya Zar. Emm panitianya itu kan dari sekolah kamu. Jadi aku gak enak ikutan" tolak Syila.

" Gak kok, Syila. Panitia acara ini asalnya campuran. Ada yang dari pondok pesantren, sekolah berbasis agama dan sekolah umum kaya lo. So, Lo tenang aja" Jelas Zahra.

"Kita kekurangan orang, Syil. Lo mau ya ikut membantu? Please..." pinta Zahra.

Syila menatap langit langit kamar, berpikir.

"Iya deh" jawabnya dengan berat hati.

"Oke. Gue jemput kerumah lo besok, habis Asar" Zahra mematikan telephone.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Syila berdiri di depan lemarinya. Ia sudah mengeluarkan seluruh baju gamis yang ia punya, memakai salah satu gamis, lengkap dengan hijabnya dengan merenung sambil menatap diri didepan cermin. Sampai kapan ia akan takut memakai hijab?

Syila menghela napas, membuka hijab yang menutupi kepalanya. Lalu melangkah ke kamar mandi, mengambil wudhu dan melaksanakan Sholat ashar. Mencari ketenangan hati melalui ibadah pada Sang Pencipta

" Ya allah. Sampai kapan Syila harus melanggar aturanmu? Kapan Syila bisa berani melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah yang baik, ya allah?" keluh Syila pada Tuhannya.

"Ya allah, Syila capek seperti ini terus. Kenapa sesak selalu menghantui Syila ketika kembali memakai hijab?" tanya Syila dalam doanya

"Ya allah, kuatkan Syila. Kuatkan hati Syila, untuk kembali memakai hijab, untuk menjalankan perintahmu untuk kembali menjalankan kewajiban sebagai seorang perempuan. Kuatkan Syila dari pikiran masa lalu yang menghantui hambaMu ini, Ya Allah"

Syila mengakhiri doanya. Ia kemudian sujud kepada sang pencipta, berharap ketenangan memasuki hatinya.

Orang orang bilang, kekuatan sujud itu luar biasa. Disaat engkau berbisik ke bumi, Namun terdengar jelas hingga langit.

Tak mau sedih berlarut, Syila segera mandi. Syila harus menjalani hidup dengan optimis. Mungkin ini jalan dari allah agar Syila bisa melawan masa kelamnya bersama hijab.

Ddrrrrtrrrrttttt. Suara getar handphone Syila

" Gue udah di depan rumah nih" suara zahra memberi tahu.

" Kamu masuk aja, Zar. Nanti kamu naik kelantai dua. Ruangan sebelah kanan dari tangga adalah kamar ku" petunjuk Syila.

"emm Oke" Zahra dengan cepat menaiki anak tangga. Ia berjalan cepat menuju kamar Syila.

###########

Sebagian orang bilang"Hidup jangan terus mengalir. Karena air selalu mengalir ke bawah" Padahal mereka lupa bahwa, Air juga bisa mengalir ke atas bila di beri tekanan dan daya hisab. Seperti hidup yang mengalir, akan bisa bangkit bila di sertai motivasi dan optimisme.

"Wow....Cantik" ujar Zahra diambang pintu kamar terbuka. Ia mendekati Syila dan memeluknya erat. Syila hanya tersenyum kecut.

Dari raut wajah Syila tampam jelas sedang gelisah. Zahra bisa melihat ada kekhawatiran dari matanya.

"kenapa?" Tanya Zahra lembut.

Air menggenang di pelupuk mata sahabat barunya. Bukti dari rasa sakit yang tak sanggup ia ucapkan lewat kata.

"Syila gak boleh sedih" Zahra menangkup pipi mulus Syila. Lalu ia memeluk Syila sangat lama hingga suara Syila membuat Zahra memeluknya lebih erat.

"Syila takut" getar suara Syila terdengar jelas.

"Jangan takut" Zahra mengusap pelan punggung Syila, mencoba menenangkannya" Jangan takut, Syila" bisiknya tulus.

##################

Maaf untuk part ini pendek dulu. Selamat Hari Raya Idul Fitri My Readers. I love you ❤

Nantikan Castnya oke?
Insyaallah Aku update besok

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang