🐥23. Dua Puluh Tiga

29 5 0
                                    

"Syila masih boleh minta tolong gk?" tanya gadis itu. Ia muncul dari samping mobil Faris, menunggu sang ketos pulang.

Faris diam, menunggu perkataan selanjutnya
"Bantuin guru lagi" ucap Syila

"Lagi?" balas Faris
Syila mengangguk. "Kak Faris bosan ya. Pasti gk mau, Syila yakin kak Faris males bantuin. Yaudah, Maaf ganggu kak" Syila beranjak pergi. Mngkin ia akan kembali minta tolong esok saja

Ia berjalan sedikit bingung arah. Ia bingung memilih langsung pulang atau bilang pd buk Asri bahwa ia tdk jadi membantu hari ini?

Derap langkah terdengar di lorong kelas. Bukan! Bukan langkah kaki Syila. Suara langkah kaki seseorang itu terdengar mengikuti di belakang

"Kak Faris knpa ngikutin Syila?" tanya Syila kaget
"Mau dibantu kan?" jawab Faris dg pertanyaan. Syila mengangguk.

"Tadi katanya gak mau" oceh Syila kembali berjalan
"Gue bahkan belum jawab" balas Faris

"Permisi, buk" Syila mengetuk pintu yg setengah terbuka
"iya, masuk aja Nak!" sahut Bu Asri

Mereka masuk, mulai membantu apa yg bisa di bantu. Ternyata tidak sedikit, buk Asri meminta memeriksa ulangan harian, latihan, dan pr siswa yg menumpuk di meja krna belum sempat ia periksa. Minggu ini ia sangat sibuk hingga tak tergapai memeriksa semua tugas siswa

"Terima kasih ya Faris sudah mau membantu" senyum buk Asri

"Kami berdua bu membantu" jawab Faris
"Terimakasih ya Syila" ucap bu Asri berterima kasih lagi

"Sama sama buk" balas Syila tersenyum

Tadi Syila katakan pd bu Asri bahwa Faris mengajaknya membantu Bu Asri. Hal itu krna inisiatif Faris sendiri. Bu asri sangat senang mendengarnya. Ia lun kini tak tanggung memberikan tumpukan buku yg sangat tinggi utk Faris periksa, siswanya itu sangat lincah dan jeli memeriksa, sehingga semua selesai dg cepat dan tepat.

###########

"Kenapa?" tanya Faris selangkah mereka meninggalkan kantor majlis guru

Syila mengangkat kedua alisnya

"kenapa?" ulang Faris. Syila bingung, apa yg kenapa?

Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya halus.
"Kak Faris....Syila tahu kak Faris orgnya dingin, cuek, jutek dan singkat ,padat kalau ngomong. Tapi Syila gak sepintar itu utk tahu maksud dari pertanyaan "kenapa" dari kak Faris" ocehnya

"Kenapa lo hampir tiap hari bantuin guru?" tanya Faris

"Oowwhhh...gitu maksudnya" Syila mengangguk

"Apa?" tanya Faris lagi
"Apa yg apa?" bingung Syila, Lagi.

"Jadi apa alasannya?" terangnya
"Hmmmm,,,kapan-kapan deh Syila ceritain" elakny
"Kalau cuma mau caper sama guru, mending gk usah! Cuma bikin lo capek. Lebih baik pulang, bantu ortu terus belajar" lontar Faris
"Kak Faris capek bantu Syila?"
"Gak" sahut Faris
"Syila bukan mau caper, tapi Syila punya suatu misi. Kak Faris boleh tahu misiny setelah selesai" jelas Syila
"Kapan misinya selesai?" tanya Faris lagi
"Beberapa kali lagi. Kak Faris masih mau bantu kan?" tanya Syila balik

Handphone Faris berdering. Nyaring suara dari handphonenya sangat mengganggu, setelan alaram ternyata berbunyi.

"Beberapa kali lagi?" ulang Faris, ia telah mematikan alaram hp

Syila mengangguk.
"Kalau gitu lo bantu gue sekarang!" tarik Faris di pergelangan Syila cepat. Ia melangkahkan kaki lebar menuju parkiran

"Kemana??"
"Lo ikut gue sekarang, gue janji bakal bantuin lo sampai misi lo selesai. Deal?" tawar Faris
Tanpa pikir panjang Syila mengiyakan. Kapan lagi minta bantuan Faris tanpa harus bermanis manis? Ia hanya perlu menagih janji Faris hari ini esok dg tampang galak pun tak apa

########################
Suatu rumah sederhana yg cukup besar, pekarangan rumah yg di lapisi retumputan hijau. Disini terdapat banyak anak- anak bercanda tawa, menikamati masa kecil mereka. Syila membaca tulisan tertempel di jalan setapak yg tepat beberapa langkah depan teras rumah itu, "Panti Asuhan"

Faris diam. Ia menatap rumah itu dg tajam, sangat tajam. Syila tak pernah melihat tatapannya setajam ini. Pandangan matanya dalam, rahang yg tampak lebih kokoh krna mengeras. Apa? Ada apa dgnya? Batin Syila bertanya. Didepan Faris hanyalah anak anak kecil yg tertawa lepas dg teman temannya. Bukankah seharusnya ia tersenyum?

"Kak Faris" ucap Syila memanggil. Utk panggilan ke sekian kali, baru Faris menormalkan mata elangnya. Bahkan mngkin mata pisaunya, krna benar benar tampak tajam utk kali ini.

"Gue-" potong Faris salah ucap
"Tolong cari nyokap gue di dalam sana, Syil" ucapnya pelan, lembut, tapi suaranya serak.

Syila mengangguk
"Kak Faris jangan kemana mana ya" ia turun, keluar mobil dan melangkah memasuki rumah tersebut

"Ha!" ujar seorang anak kecil berniat mengagetinya. Syila tertawa kecil

"kakaknya cantik" bisik temannya cukup keras hingga Syila mendengarnya. Yg dibisiki mengangguk

Tiba tiba ada seorang anak kecil yg menarik rok Syila, memeluk Syila erat"kakak cari apa?" tanya suara comelnya

"Adek adek yg cantik dan ganteng," Syila tersenyum "Ada yg tahu dimana mamanya Kak Faris gk?" tanya Syila.
Ia mengelus rambut seorang anak kecil yg rambutnya keriting dg gemas.

Mereka bertiga diam. Kemudian satu anak menggeleng, satunya terdiam. Kemudian Anak kecil yg berjilbab menjawab," Mama kak Faris itu mama kak zahra?" 

"Sini! Sini!" panggil yg keriting sudah berlari menuju suatu ruangan. Ia menyuruh Syila masuk dan pergi lagi utk bermain.

"assalamualaikum" salam Syila
"walaikumsalam" jawab yg didalam sana

"Lho,,Syila" sapa bunda airin.
"Bunda" balas Syila menyalami
Syila bersalaman dg semua ibu2 disana

" Kamu cari siapa?" tanya bunda. Syila tampak mencari seseorang
"mmmm,,,bunda tahu mana yg punya anak laki laki, SMA, namanya Faris gk, bun?" tanya Syila

"Lho Faris?" tanya bunda tersenyum.
Syila mengangguk" iya, Bun" Syila memperhatikan baik baik tiap wajah ibu ibu yg ada di sana, mencari yg sekiranya mirip Faris.

"Ayo!!" ajak bunda airin berdiri. Bersalaman dan pamit dg ibu ibu panti. Syila menurut. Mngkin mama kak Faris ada di luar, batinnya

"Bunda...." tolak Syila pelan. Mereka berhenti di depan mobil Faris. "Syila mau nyari mamanya kak Faris kesini, bun" jelasnya

"Iya" balas bunda airin
"Tapi syila belum ketemu orangnya" sambung Syila lagi
Bunda tersenyum"km gak perlu lagi nyari. Ayo kita pulang" ajak bunda, membuka pintu mobil dan masuk.

"Bunda mau langsung pulang atau mau mampir dulu?" tanya Faris, menghidupkan mobilnya

"Langsung pulang aja" jawab bunda
Syila diam"jadi bunda airin mamanya kak Faris. Eh maksudnya bunda airin itu bunda kak Faris dan Zahra" batin Syila

Dalam mobil bunda menjelaskan pd Syila tentang kebingungannya tadi. Tentang Faris dan Zahra yg merupakan kakak beradik, aktivitas Faris dan Zahra yg selalu mengunjungi panti dan lain sebagainya

####################













ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang