💔42. Empat Puluh Dua

17 3 0
                                    

"Hari ini kita pergi makan ke bandung" ujar Syila senang. Ia mengatakan itu pada Doni dan Billa lewat sambungan telepon.

"Bandung?" ulang Billa

"Iya, kak. kemarin kak Faris janji kalau dia udah sembuh" jawab Syila.

Ia menatap Faris yg sedang menyetir disampingnya. Mereka akan menuju rumah Billa, kemudian ke rumah Doni.

Pikiran Billa berkelana sejenak. "Oke deh, Syil. Kalian lagi perjalanan ke rumah gue ya? Kalau gitu gue siap-siap dulu deh. See you again" Billa mematikan sambungan telponnya

"Bg Doni bisa kan hari ini?" ujar Syila memastikan.

"Iya, gue bisa. Kalau gitu gue siap-siap juga. Bye" ucapnya

Tangan Billa mengetik sebuah pesan ajakan utk ikut makan bersama ke Bandung. Kemudian, satu pesan panjang yg ia ketik ia teruskan utk Putri, Nana, Aletta, Gugus, Yogi dan juga Jordan. Menurutnya ini moment langka. Kapan lagi mereka punya kesempatan? Berhubung waktu sedang senggang, Faris juga entah kapan akan berangkat ke Jerman. Yg jelas informasi lolos sudah di terima, Billa prediksi tidak butuh waktu lama utk keberangkatan Faris.

"Sipp" balas pesan yogi pdnya

"Ashyiaapp, ntr gue bawa mobil buat nebengin yg lain" balas Gugus

Dilanjutkan balasan Jordan, putri, Nana dan Aletta

Menurut rencana, Mereka akan berkumpul di rumah Doni. Gugus, Jordan, Yogi, Putri dan Nana akan naik mobil Gugus. Sedangkan, ia dan Doni ikut Mobil Faris dan Syila.

######################

Setelah makan bersama, Doni menyusun rencana pergi main bersama sejenak. Membuat mobil utk cowok khusus, dan cewek khusus. Ia ingin mengatakan jg pada temannya tentang kepergian Faris. Ya, Jordan, Yogi dan Gugus belum tau. Hanya Doni dg Billa yg tahu itu.

"Gue pikir cukup bersenang-senangnya" ujar Doni"Sekarang gue mau kita bahas tentang kepergian lo, Ris" Doni menatap Faris sekilas. "Kapan lo pergi?" tanyanya

"Tentang beasiswa Jerman?" tebak Jordan

Faris mengangguk. Seketika temannya, kecuali Faris menoleh pd Jordan. Jordan bahkan tahu? Sebenarnya tdk mengherankan kalau diukur dari lama mereka dekat. Dari smp mereka berteman, Sikap Jordan yg jauh lebih terbuka tanpa suka berkomentar dan berpikir hal panjang lainnya membuat Faris bisa mengatakan rencananya. Ia tak perlu harus memikirkan dampak, keluarga atau hal lainnya. Karena tanpa di beri saran pun, Faris lebih dulu memikirkan tindakannya.

Yogi berdehem "Jadi, Kapan lo bakal pergi?" tanyanya

"Dalam waktu dekat. Mereka ngasih waktu lima hari dihitung dari hari mereka ngasih hasil" ujar Faris

"Tiga hari lagi" ujar Doni tanpa sadar menghitung hari. Billa bilang pengumumannya saat Faris baru sadar kemarin.

Faris mengangguk.

"Weii, kenapa tegang gitu. Santai ajalah, lebih baik pisah dg kebahagiaan, broo. Mending kita tambah memori indah kita, ya gak?" ucap Gugus mencairkan suasana sedih yg menerpa.

"Lo punya ide bagusnya kita bikin acara apa?" Tanya Yogi langsung menyambar. Ya, tdk ada gunanya bertengkar, lebih baik menambah kenangan

"Puncak?" usul Jordan

"Villa Gugus" seru Doni dan Yogi bersemangat

"Ya, ya, ya ,ya. Hari ini, esok atau nanti?" tanya Gugus, ia memperlambat kecepatan mobilnya. Kalau hari ini, berarti jalan persimpangan jalan kesana sudah dekat.

"Mungkin hari ini," Jordan mulai menyayikan lagu anneth.

"Hari esok atau nanti" sambung Gugus dg lirik lagu berikutnya. Ia tertawa bersama Jordan. Ternyata tawa mereka kemudian menyebar seisi mobil.

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang