😍43. Empat puluh tiga

29 3 0
                                    

"Gue boleh ikut?" Zahra datang dari dalam rumah dg berlari kecil menghampiri Faris dan teman-temannya

Ia menoleh pada Faris. Abangnya mengangguk, kemudian ia menoleh pd teman teman Faris lainnya.
"Sure" balas Jordan diiringi senyum tipis.

Zahra menatap Gugus, ia pikir lebih baik minta izin si pemilik Villa. "Tentu" ujar Gugus dg senyum menyambut

Senyum Zahra merekah, huff, ia bahkan sudah menyiapkan barang-barangnya sedari malam. Ketika ia tahu bunda memberi izin Faris, ia pun juga ikut berkemas secara diam diam di kamarnya.

"Masuk dulu, takutnya adek gue lama beres-beresnya" ajak Faris sebagai tuan rumah

"Jangan lama, zhr!" teriak Aletta

Gadis itu hanya memperlihatkan jempolnya dari kejauhan sbg balasan.

Tentang kepergian Faris, belum seluruhnya yg tau, termasuk Syila. Mungkin mereka akan mengatakannya sembari acara di mulai di villa nanti.

"Eh iya, apa gue bantuin aja zahra kemas barang?" usul Aletta berdiri dari duduknya.

"Gue udah siaap dongg" Zahra dtng dg senyum merekahnya yg masih sama. Nada riang itu terdengar menyenangkan telinga.

"Maaf yah, abang, kakak dan teman teman semua. Kalian gk bisa duduk lama di istananya Zahra, tapi Gue suka liat senyum lega kalian karena liat gue berkemas secepat kilat" ocehnya panjang

Teman-teman Faris tersenyum, Zahra berbanding terbalik dg abgnya. Mereka berdiri bersiap berangkat.

"Lo udah siap-siap dari malam ya?" tanya Aletta yg berjalan di sampingnya

Zahra menyengir" Iya dong. Setelah bg Faris bilang tentang Studynya, dia ngobrol berdua sama bunda, dan seperti biasanya, gue nguping" jawbnya tertawa

Aletta tersenyum. "Kebiasaan!" omelnya

"Gue kenal perumahan ini," ucap Zahra. "Mau jemput Syila?" tanyanya

"Yoi" balas Gugus. "Kita masih bnyk yg kurang lagi, rencana berangkat dua mobil" jelas Gugus

"Wuahh, kamarnya cukup bg?" tanya gadis itu lagi

"Satu org satu ya gk cukup. Tapi satu kamar utk beberapa org bisa, gk sempit lah" balas Gugus

"Kamar cewek cowok pis- hmm"

Faris membungkam mulut lincah adiknya yg susah berhenti berceloteh. Zahra menatap Faris, lalu ia diam. Tapi tanpa Faris sadari tangannya ikut menutupi hidung Zahra, membuatnya berontak dilepas.

"Susah loh ngebesarin adek sampai bisa sebesar ini" ujarnya dg sesak napas.

Di persimpangan jalan menuju puncak, tepat sekali mobil mereka bertemu mobil Doni dan anak lain. Sehingga tidak harus saling tunggu utk sampai tujuan

#####################

"Mohon perhatian sebentar" Gugus melambaikan tangan sambil berteriak jelas. Teman-teman yg sedng mengeluarkan barang, ataupun sedang berjalan dg menenteng kopernya berhenti sejenak. "Sebelum mulai acara, perkenalkan panitia Selama dua hari kedepan. Diantaranya adalah gue, Yogi, Doni dan Jordan. Bisa dibilng semua anak cowok kecuali Faris" Gugus menoleh pd Faris sejenak "Jadi lo semua harus ikut apa yg kita bilang, selayaknya ospek. Paham?" tanyanya memastikan

"Ah, ya, Bro. Peran lo disini sbg tamu special, jadi biar kita kita aja yg jadi panitia" ucapnya pd Faris tersenyum lebar

"Satu lagi panitia utk gantiin Faris adalah Billa" tunjuk Gugus

"Hah? Gue mirip cowok apa?" tanyanya Protes

Sebenarnya sikap Aletta lebih bisa di definisikan cowok karena kegalakannya. Tapi..

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang