👉46. Empat Puluh Enam

17 2 0
                                    

"Kak Faris, ada yg mau kak Faris sampain?" tanya Syila lewat pesan whatsApp

"Lo mau bahas sesuatu? Nanti datang ke samping villa. Gue datang kesana" balas Faris

"Syilla? Bukan kak Faris yg mau bicara? Syila cuma nanya" balasnya

Faris menarik napas dalam "Iya, gue nanti yg mau bicara" balasnya. Tdk ada yg mau ia bahas, tapi menggunakan waktu yg tersisa agar berakhir baik ke depannya perlu ia lakukan.

"Kenapa lo gk suka hantu?" tanya Gugus melemparkan pertanyaan yg tdk berbobot itu pd Billa

Semua tertawa

"Gus, gk ada pertanyaan yg lebih waras?" tanya Billa heran

"Gak ada, lo jawab aja, plus cerita asal mula lo gk suka hantu" jwb gugus santai

"Ada yg suka hantu emng?" cibir Billa cemberut

"Gue suka" balas Gugus, menjeda kalimatnya. "Filmnya!" sorak Doni. "Nah betul" sahut Gugus

Billa membentuk eye roll karena kesal. Ia menarik napas dan tersenyum paksa. Susah memang berteman dg gugus yg gila pemikirannya

"Jadi, knpa gue gak suka hantu?" Billa mulai berbicara "Gue pikir, gue gak suka hantu adalah karena fisiknya yang-"

"Mandang Fisik banget lo!" sela Gugus

"Jadi lo gk mandang fisik? Iya? Apa lo bener2 suka hantu? Knpa gk jadian aja sama kunti? Suster ngesot? Sinar bolong?" sahut Billa galak.

"Ampun Uni Jago" ucap Gugus mengalah

"Udahlah, sampai situ aja alasan gue!" Kesal Billa. "Next! lo satu satunya yg belum" Billa mengarahkan botol ditanganny pd gugus

"Gue pengen lo pake bahasa minang" ucap Faris menciptakan keheningan tiba tiba.

"Wah Org minang" ucap Zahra

"Udah lama juga ya gk denger Gugus ngomong pake bahasa minang" Doni

"Oke, tapi lo semua paham nih gue cerita pake bahsa minang? Ntar gue cerita tapi gk ada yg ngertiin bahasa gue,  sad dong hidup gue" ucapnya berpura-pura sedih.

"Gk ada yg peduli sama hidup lo yg absurd" ucap Billa

"Uwehh, deep!" ledek Yogi

"Sedalam lautan" imbuh Jordan

"Ucapan Billa yg tajam kalau udah utk gue, ceteklah. Dia sering gitu, but just for me, gue kan special" sahut Gugus

"Kak Billa ada,-" Nana mendehem keras"ehemmm...itu sama Kak Gugus?" tanyanya

"Oh jelas" sahut Gugus Percaya diri

###################

"Kak Faris" panggil Syila, meghentikan Faris yg sedang meneguk air putihnya. Faris berbalik.

"Maaf, Syila gk tau kak Faris bakal pergi" Ucapnya. Pandangan tertunduknya mulai mengadah "Tapi kenpa kak Faris gk bilang ke Syila? Pdahal Syila jg ada di rumah sakit hari itu. Kenapa justru syila yg gak tau apa-apa?" tanyanya. Namun ia tak butuh jawaban utk itu, hanya ada kebingungan menghadapi perasaannya sekarang. Marah, kecewa, sedih atau hal lain yg ikut berkecamuk. "Syila harus apa?" tanyanya

"Lo harus senyum" Faris melangkah mendekat. Jemariny menarik dua sudut bibir Syila. "Kenangan terindah yg pengen gue lihat adalah senyum lo, mata teduh lo dan juga tatapan lembut utk gue. Tinggal malam ini, lo mau lakuin itu kan utk gue?" tangannya menangkup pipi Syila, mata gadis itu mulai berair

"Syila gk bisa" tolaknya

"Syila" panggil Faris

"Syila gak bisa!"tolaknya menepis tangan Faris dari wajahnya. "Syila gk bisa senyum utk org yg bikin Syila nangis disaat itu juga. Syila gk bisa natap teduh org yg udah negcewain Syila. Syila gk bisa natap lembut sama org yg bikin Syila marah secara bersamaan"

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang