😭47. Everything gonna be okey

23 4 0
                                    

"Syila, Syila" panggil Aletta pelan
"Lo tinggal di rumah gue aja ya? Biar ada teman, kalau butuh apa2 ada gue. Lo mau ya?" bujuk Aletta

Syila mengangguk. Mata Syila ia tutupi dg penutup mata yg malam itu Faris berikan, matanya sedang bengkak saat ini, ia bersikap seolah matanya wajib terpejam karena kepalanya pusing saat ini.

Ketika turun dari mobil, ia sedikit mengintip utk tau jalan dan tdk terjatuh turun dari mobil. Tangan Aletta membuka penutup matanya, refleks Syila menutupi dg tangannya.

"Ehmm, tolong bantuin koper gue ya. Makasih" ucap Aletta. Tangannya memegang lengan Syila agar tdk jauh darinya.

"Ehmm kak, boleh tolong koper Syila sekalian?" tanyanya, Gugus mengangguk

"Makasih" ucap aletta lagi

"Lo kenapa nutupin mata terus, La? Tanya gadis itu

"Aku pusing" balas Syila singkat. Aletta merangkulnya berjalan masuk.

"Lo mau makan apa?" tanya Aletta memiringkan kepala mengintip wajah Syila. "Hahh, mata lo kenapa bengkak gitu? Kita ke dokter ya? Takutnya mata lo-"

"Aku gak apa apa, ta" sahut Syila menahan tangis, entah kenapa tiba tiba ia melemah begini

"Lo sedih kenapa?" tanya Aletta. Tangannya mengamit wajah Syila yg tdk berani menatapnya karena malu dg mata sembab

"Apa karena Kak Faris pergi?"

Syila diam. Entah kenapa ia tdk rela Faris pergi, padahal kepergian Faris lebih baik dibanding menetap disini utknya.

"Syila" panggil Aletta dg suara tertahan. "Gue mau bilang makasih. Lo udah mau kasih Kak Faris kesempatan buat berjuang. Walaupun, dari awal kami tau gak akan ada hasil. Tapi, gue lega Kak Faris bisa pergi tanpa sesal" Aletta menarik napasnya sejenak. Ia tersenyum. "Gue kenal Kak Faris dari kecil, dia tipe org yg suka nyesal karena gk ngelakuin apa-apa utk apa yg dia mau. Dia suka berkorban utk capai apa yg dia inginin. Entah kenapa, dulu ketika lo benci dia, pengen dia hilang dari hidup lo, dan ngerasa tenang karena dia enyah, akhirnya dia berpikir buat berhenti perjuangin perasaannya. Karena bagi dia, kebahagiaan lo lebih utama dibanding perasaan dia yg mungkin aja cuma suka-suka remaja yg hilng sekejap. Gue nemuin hal berbeda dari dia, entahlah karena sebelumnya dia cinta sesuatu utk dirinya dan sekrng cinta sesuatu utk dia dan org yg dia cintai. Akhir cinta pertamanya gak sebagus drama-drama. Tapi gue bisa senyum lega karena kak Faris seenggaknya gk bawa pergi penyesalan, dia punya rasa bangga bisa berkorban utk org yg dia cinta dan mencintai ikhlas tanpa harus ada balasan"

"Ta" panggil Syila serak

"Hmm? Ayo masuk, gue obatin mata lo biar gak bengkak, gue punya sesuatu yg bisa hilangin bengkak mata yg manjur, sampai2 org gk ada yg tahu habis nangis" ucap Aletta

"Ta?" panggil Syila tak bergeming. "Gue gak pengen kak Faris pergi" ucapnya

"Kenapa?" tanya Aletta

Syila menggeleng. "Apa ada perasaan lo buat kak Faris?"

Syila diam. Ia tdk tahu apa apa, yg jelas ia tdk ingin kehilngn Faris.
"Syila!" Aletta mengguncang bahunya kuat. "Lo harus tau apa kata hati lo secepatnya, kak Faris bentar lagi pergi. Atau sudah benar benar pergi" ucapnya lirih diakhir kalimat

"Syila! Ayo jawab! Gimana perasaan lo?" desak Aletta. Air mata Syila mengalir deras. Hal yg ia tdk suka adalah ia tdk memahami diriya sendiri

"Syila, kalau kak Faris sempat tahu kalau lo bisa balas rasa dia, dia bakal stay, itu yg dia bilang ke gue" ucap Aletta." Ayo tentuin Syila, lo gk punya waktu buat berpikir panjang"

ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang