🐱20. Dua Puluh

40 6 0
                                    

"Dimana?" tanya Luna melalui wa

"Sekul (shcool)" balas Doni

"Gak lagi belajar, kan?" balas Luna lagi
"Gak. Luna mau apa?" tanya Doni

Tak lama panggilan video masuk dari Luna. Doni menoleh pada teman temannya, Jordan, Yogi , Gugus dan Faris. Ia menekan tombol hijau, menerima panggilan

"Hallooo!" sapa Luna senang
"Knapaaa?" balas Doni gemas
"Luna Raindu" rengek Luna manja. Doni tersenyum senang "Akhirnya ada juga yg merindukan" ucap Doni membuat Yogi, Gugus dan Jordan mengintip layar ponselnya, penasaran.

"Hallooo Abg ganteng" Sapa Luna pada mereka dg melaimbaikan tangan
"Haaiii" Balas Gugus lebih dulu
"Luna beneran nih rindu sama Bang Doni" tanya Yogi

Luna mengangguk

"Iya, soalnya bang Doni jarang keliatan. Luna kesepian tahu, gak ada yg temenin" ia menggembungkan pipi chubby nya

Mereka menahan tawa, bahasa Luna terdengar seperti org dewasa yg berbicara saja. "Sama bg Jordan Raindu gak?" tanya Jordan memegang kendali ponsel Doni
"Raindu dong" balas Luna cepat "Apalagi kata kata manisnya. Luna mau dong di gombalin" pintanya semangat. Gugus merunduk ke bawah meja kantin tertawa. Skakmat lo Jor

"Lain kali aja Abg gombalin Lunanya ya? Bg Jordan lagi males banyak ngomong sekarang" balas Jordan berkilah

"Belum baca buku raja gombal si doi hari ini, jadi gak punya bahan" ujar Yogi berbisik, menahan tawa sebisa mungkin agar tidak didengar Luna. Gugus masih sulit menghentikan tawanya

"Besok ya!" peringat Luna
"Iya" balas Jordan

"Abg ganteng satu lagi mana? Kok gak kelihatan?" Luna bertanya
"Ada tuh, duduk manis" balas Yogi
"Lihatin dong, bg!"

Doni kembali mengambil ponselnya, mengarahkan ponsel pada wajah Faris. "Hai abg ganteng" sapa Luna melihat Faris

Kali ini mereka semuanya tidak bisa menahan tawa, kecuali Faris. Luna benar benar agresif utk seorang Faris yg tdk ekspresif.

Namun hal bagusnya adalah Faris yg memang jutek pada cewek, tapi bukan pada gadis kecil ini "Hai peri kecil" balas sapa Faris hangat diiringi senyum. Luna tersenyum senang. Meski belum sepatutnya, tapi Luna menyukai Faris. Mungkin karena menurutnya Faris paling ganteng diantara teman abgnya yg lain.

"Bg Faris kok gak ikutan ngobrol bareng Luna sama abg2 ganteng lainnya?" tanya Luna "Sibuk ya?"

"Gak kok" sahut Faris. Ia memperhatikan wajah luna tampak lesu hari ini "Luna demam?" Suaranya jg terdengar lebih serak
"Iya" muka Luna memerah

"Muka luna merah loh, udah makan?"

Luna mengangguk

"Bg Faris perhatian banget. Terhura deh luna" dg senang Luna menjawab

Gak bisa dibiarkan. Cepat bnget gede adeknya Doni

"Udah minum obat?"

"udah"

"Bagus! Kalau begitu abg² ganteng mau makan siang dulu. Bye luna" semprot Gugus percaya diri

"Tungguuu! Luna mau lihat kantinnya" cegah Luna

"Nih...." Gugus yg mengarahkan ponsel Doni ke penjuru kantin "Luna mau makan apa? Disini banyak pilihannya, dijamin gak bakal kelaparan. SMA nya besok di sini aja. Kantinnya gede"

Luna mengangguk.

"Kakk cantik!" teriaknya membuat kaget. Dg semangat ia lebih mendekatkan diri pd kamera. Gugus mengangkat alis bingung, kakak cantik?
"Bg, Luna kangen kakak cantik. Mau lihat kakak cantik" rengeknya, sedetik kemudian ia menangis. Huffhh, demam seringkali membuat anak kecil jauh lebih moodyan

Dg cepat Gugus berikan ponsel pada Doni. "Lunaa..." panggil Doni lembut
"Kamu pengen lihat siapa, hm?" tanya Doni

"Tadi luna lihat kakak cantik, Luna mau kakak cantik, bg. Kasih hpnya ke kakak cantik" tangisnya sesegukan

Anak kecil yg demam, mudah menangis dan bertambah panas suhu tubuhnya ketika keinginanny tdk dipenuhi.
"Iya iya, Luna mau lihat kakak cantik. Oke, abg kasih. Sebentar ya" balas Doni
Luna mengangguk
"jangan nangis!" pinta Doni

Kakak cantik siapa? Doni memperhatikan sekitar. Mana yg paling cantik?

Setelah memperhatikan sekitar, Doni ingat. Luna memanggil Syila dg sebutan kakak cantik.

Dari sudut kantin, Faris memperhatikan keakraban mereka.

########################

"Apa begini yg rasanya jatuh cinta?" Faris berjalan kearah parkiran utk brangkat meninggalkan sekolah bernuansa biru itu.

"Kalau memang ini rasanya, kenapa tak seperti drama yg sering Zahra tonton dirumah? Kenapa tak seindah itu?"

Se-bulshiitt itukah drama? Karna kenyataannya jauh berbeda. Cinta yg Faris rasakan ambigu, sangat membingungkan.

"Kak Faris!" panggilan seorang yg sedang Faris pikirkan tntng rasa pada gadis ini terdengar. Faris menoleh. Syila dg senyumannya datang menghampiri

Alis Faris tak kuasa diam, terangkat keatas mewakilkan mulutnya utk bertanya"apa?"

"hmmm...Syila mau minta tolong, boleh?" ia menundukkan pandangan masih belum berani bersikap santai pada Faris, meskipun terkadang ia tiba2 dg refleks berani. Tapi percayalah, tidak di setiap keadaan

Tak kunjung ada jawaban dari Faris, membuat Syila beralih menatapnya.
"Apa?" tanya Faris setelah Syila menatapnya
"Bantuin Syila beresin buku buku di perpustakaan, boleh?" tanya Syila

"Kenapa gue?" tantang Faris
"Karna yg lain udah pulang" jawab Syila

Faris memanggil salah satu siswa yg lewat. "Ada yg belum pulang kan?" kata Faris menatap Syila

"Syila gak kenal" sahutnya cepat Namun pelan
"Kenapa lo harus minta tolongnya sama gue?" desak Faris kesal
"Nanti kalau beresin perpusny lama, terus Syila di apa-apain gimana? Syila kan gak kenal sama dia" suara Syila terdengar takut. Iya mulai takut kalau faris mulai marah seperti ini padanya

"Kenapa, Ris?" tanya Kevin, org yg Faris panggil tadi

"Gue-" Faris memperhatikan Syila sejenak "Gak apa apa. Tadi gue mau nyapa aja. Eh lo malah nyamperin"

"ooh gitu, yaudah gus cabut dulu" Kevin menepuk pundak Faris pelan sebelum berlalu

"Jadi lo percaya sama gue? Lo percaya kalau gue gak bakal apa apain lo gitu?" tanya Faris

Syila mengangguk

"Gue bukan orang baik loh" kata Faris. Syila meneguk

"Kak Faris udah sering bantu Syila, kenapa Syila harus takut? Syila percaya kok kak Faris orng baik" ucapan Syila terdengar sangat yakin diakhir kalimat

"Gue bukan org baik" bantah Faris

Syila diam. Entah apa mksud Faris. Ia hanya diam. "Kak Faris kmarin baik mau bantu Syila, sekarang Syila jg mau bantu kak Faris" batinnya.



ARSYILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang