9. Belajar

853 127 106
                                    

Dengan datang nya Rio ke rumah keluarga Jung, bukan berarti dia mau menerima Jessica, dia masih bersikap dingin dan acuh tak acuh.

Rio pun masih terlibat dalam dunia balap liar, dengan motor milik Yoong, dia lebih mementingkan hobby nya dari pada pendidikan nya, inilah kenapa dia jarang sekali mengerjakan tugas sekolah, karena di pulang balapan sudah larut malam dan langsung tidur.

Dan pagi ini, seperti biasa, Rio datang ke sekolah dengan baju seragam yang berantakan, rambut basah belum di sisir, dan tas yang tersampir di bahu kanan nya, Jessica masih diam, menatap kedatangan Rio dari depan pintu kelas, dan sang murid pun juga dengan cuek nya melewati calon kakak ipar nya begitu saja.

Rio duduk disebelah Rose yang menghela nafas melihat penampilan sahabat dekat nya itu, Jessica masuk untuk memulai jam pelajaran.

"Keluarkan tugas kalian" ucap Jessica mengawali pelajaran nya, Rose melirik Rio yang masih tenang-tenang saja.

"Jangan bilang kamu tidak mengerjakan nya, Rio" tebak Rose, Rio hanya senyum-senyum tengil, Rose memutar malas  kedua mata nya, Jessica mengelilingi meja murid-murid nya untuk mengechek tugas mereka satu persatu, dan sampailah dia di meja Rio dan Rose.

"Dimana tugas mu?" Tanya Jessica dingin.

"Anda melihat nya tidak? Jika tidak berarti saya tidak mengerjakan nya, saya lupa" jawab Rio cuek.

"Keluar" tegas Jessica

"Jangan pikir karena saya adalah calon kakak ipar mu, kamu akan mendapat keistimewaan" tekan Jessica, Rio pun berdiri, membuat Jessica jadi harus mendongak untuk menatap Rio.

"Saya sendiri juga tidak berharap anda menjadi kakak ipar saya" balas Rio remeh, dia lalu keluar kelas begitu saja, Jessica meremas rok nya, merasa sakit hati dengan ucapan Rio, tapi demi cinta nya pada Dong Hae yang akan menikahi nya, Jessica pun mengalah.

Dan malam nya, Dong Hae kembali ke rumah tuan Jung, hanya sekedar berkunjung untuk lebih mendekatkan diri pada mertua nya.

Jessica sedang membuatkan kopi untuk calon suami nya yang sudah duduk manis di ruang tamu, Krystal yang mendengar suara Dong Hae pun segera keluar kamar, berjalan  penuh semangat menuju ruang tamu.

"Oppa" sapa nya.

"Ne Sojoong" sahut Dong Hae

"Kemana Rio? Apa dia ikut kesini oppa?" Tanya Krystal clingak clinguk mencari keberadaan Rio, Dong Hae tersenyum.

"Tidak, oppa belum pulang ke rumah, jadi tak bisa mengajak Rio kesini" jawab nya, raut wajah Krystal pun berubah kecewa, dia pun kembali ke kamar nya tanpa berpamitan pada Dong Hae, pria itu hanya menggeleng memahami sikap calon adik ipar nya itu.

"Oppa, minum lah dulu kopi mu sebelum menjadi dingin" tutur Jessica membawakan secangkir kopi hitam, Dong Hae pun menyesap nya.

"Sayang, aku ingin bertanya pada mu" ucap Dong Hae pada Jessica yang duduk di hadapan nya itu.

"Tentang apa oppa?" Jessica balik bertanya.

"Rio" balas Dong Hae.

"Bagaiamana dia di sekolah? Maksudku apakah dia bisa menyerap dengan baik semua materi yang guru berikan di kelas?" Tanya Dong Hae serius, dia berubah sangat perhatian pada dongsaeng nya itu sekarang.

"Aku khawatir, dengan kemampuan nya, karena dia laki-laki yang kelak akan menjadi kepala keluarga" cemas Dong Hae.

"Tidak oppa, jangan khawatir tentang itu, coba oppa chek buku-buku pelajaran nya, Rio murid yang cukup pintar sebenar nya, hanya, dia tidak pernah mengerjakan tugas nya, itu saja oppa" jelas Jessica

"Ah, begitu ya, aku akan melihat nya nanti" Dong Hae manggut-manggut mengerti.

Sepulang dari rumah keluarga Jung, Dong Hae yang biasanya akan langsung ke kamar nya pun urung, dia naik ke lantai atas dimana kamar Rio berada.


Tok. . . Tok. . . Tok. . .


"Boy" Dong Hae mencoba memanggil Rio, tapi tak ada jawaban.

Ceklek


Dia pun membuka nya, dan kosong, tak ada Rio disana, padahal sudah hampir jam 12 malam.

"Anak itu" gumam Dong Hae yang tahu kemana Rio pergi.

Hampir jam 1 dini hari, Rio pun pulang, dengan santai nya dia naik tangga menuju kamar nya.

Deg

Rio terkejut mendapati hyung nya duduk di meja belajar milik nya, dan membolak balik semua halaman dari buku tulis nya yang hampir kosong, tak ada tulisan apa pun.

"Apa yang hyung lakukan dikamar ku?" Tanya nya datar.

"Oh, boy, sudah pulang?" Dong Hae yang terkejut pun menoleh pada Rio yang berdiri dibelakang nya, yang di tanya tak menjawab, Dong Hae menggaruk pelipis nya yang tak gatal, karena tertangkap basah oleh Rio.

"Hyung hanya ingin  memastikan jika kamu tidak lupa mengerjakan tugas rumah mu" jawab Dong Hae canggung.

"Wanita itu sudah mengadu rupa nya" sindir Rio, yang melempar jaket nya keatas ranjang.

"Boy, dia punya nama, Jessica noona, dan dia tidak mengadukan apa-apa pun tentang mu, hyung hanya ingin kamu berubah" jawab Dong Hae lembut, dan menekan emosi nya agar tak meledak lagi pada Rio.

"Berubah? Demi wanita itu? Atau demi nama baik hyung di depan keluarga Jung?" Sarkas Rio mengejek, Dong Hae menarik nafas dalam-dalam, Rio benar-benar keras kepala rupa nya.

Dong Hae mendekat pada dongsaeng nya yang duduk ditepi ranjang, lalu ikut duduk di sisi kanan nya.

"Hyung tidak meminta mu untuk berubah demi siapa pun, kecuali demi diri mu sendiri, semua demi masa depan mu, hyung minta maaf jika selama ini hyung kurang menaruh perhatian pada mu, karena mulai sekarang pun, hyung juga akan berubah, untuk mu, dan demi kamu" jelas Dong Hae mengusap-usap rambut Rio dengan sayang, dan yang di usap pun hanya diam, tak membantah ucapan hyung nya, karena dia sendiri juga masih menaruh rasa sungkan, karena bagaimana pun Dong Hae adalah hyung nya.

"Hyung janji, akan membantu mu jika kamu mengalami kesulitan boy" Dong Hae mencoba meyakinkan Rio.

"Bersihkan diri mu, ini sudah malam, setelah itu beristirahatlah, kamu sudah makan malam kan?" Tanya Dong Hae, Rio mengangguk, kemudian berdiri dan masuk ke kamar mandi, sesuai dengan perintah hyung nya.



#TBC

InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang