|
||
|||
Seminggu menjelang ujian kelulusan, Rio dan sahabat-sahabat nya berkumpul di rumah Rose untuk belajar bersama, dan kenapa rumah Rose yang di pilih? Agar Rio bisa lebih fokus dan berkonsentrasi, karena jika di rumah nya, Rose khawatir, Rio malah akan lebih sibuk memikirkan Jessica, yang meski hanya sebentar, tapi mampu menciptakan kenangan manis di rumah Lee.
Kelima pelajar itu sedang beristirahat sejenak, menyantap makanan ringan yang disediakan oleh ibu Park, sambil bercerita
"Setelah lulus, kalian akan melanjutkan kuliah kemana?" Tanya Rose mengawali obrolan mereka.
"Bekerja mungkin" jawab Jisoo tak yakin
"Aku juga, otak ku tak mampu naik ke bangku kuliah rasanya" Seulgi menjawab asal, yang lain tertawa mendengar jawaban aneh nya.
"Aku mau kuliah design" jawab Jennie, dia memang lebih tertarik pada dunia fashion.
"Aku lebih suka seni" jawab Rose yang memang jago bermain gitar dan menyanyi.
"Kamu boy?" Tanya Jennie pada Rio yang sedari tadi masih sibuk membaca buku nya.
Karena kesal, Rose menarik kasar buku yang berada dihadapan Rio, pemuda itu tak marah, dia hanya menghela nafas, untuk meredakan emosi nya karena ulah Rose.
"Aku ingin menjadi polisi, seperti Dong Hae hyung" jawab Rio, Rose ingin memprotes keputusan Rio, tapi dia tahan karena tak berhak mencampuri apa yang sudah menjadi pilihan hidup dari Rio, Rose takut saudara laki-laki nya itu akan mengalami nasib yang sama dengan hyung nya.
Rose pov
Lee Mario Maheveen, pertama kali dia datang dibawa eomma ke rumah saat berumur 6 bulan, selisih sebulan dengan kelahiranku, dia memiliki kakak laki-laki yang kala itu, setelah orang tua nya meninggal terbunuh, dia hidup di asrama milik dinas sosial, sampai dia berhasil lulus menjadi seorang polisi saat Rio berusia 11 tahun, aku dan Rio tumbuh bersama layaknya saudara kandung, aku menyayangi nya sebagai namdongsaengku, jika kalian bertanya, adakah rasa cinta di hatiku untuk nya? Jawab nya ada, tapi cinta sebagai sesama saudara, dan itu lah yang membuatku mencemaskan nya, dan mengkhawatirkan nya, pasca ditinggal oleh Dong Hae oppa, dan sekarang Sicca unnie, wanita yang dicintai nya, aku merasa takdir seperti mempermainkan nasib Rio, yang harus berkali-kali merasakan sakitnya ditinggalkan, kehilangan, dan kalah, tak ada yang Rio sembunyikan dariku, semua kesakitan dan tangis nya aku tahu, begitu juga dengan tawa nya, yang semua itu berada di genggaman seorang wanita dewasa yang adalah guru kami Jessica Jung.Rose pov end
Rose membatin sambil menatap Rio yang tersenyum mendengar ocehan Jennie memarahi Jisoo yang tak bisa serius dalam belajar nya.
Dan di rumah keluarga Jung, stress dan banyak pikiran membuat Jessica tertekan, meski dia makan seperti biasa, tapi nutrisi nya seperti tak terserap sempurna, tubuh nya begitu kurus untuk ukuran wanita hamil, berat tubuh yang harus nya naik, malah merosot tajam, semua itu karena yang di lakukan Jessica setiap malam hanya lah menangis, mengingat Rio, mengkhawatirkan Rio, merindukan Rio, tak ada lagi yang akan mengusap-usap perutnya di saat dia tak bisa tidur, tak ada lagi yang mengajak calon bayi nya bicara setiap malam, Jessica begitu lemah tanpa Rio.
Dan hari ini, dia memeriksakan kembali kandungan nya, ditemani Krystal, dia sengaja tak memberitahu orang rumah selain dongsaeng nya karena takut jika appa Jung akan menyuruh Jae Joong untuk mengantar nya.
"Bagaimana dok?" Tanya Krystal cemas, sebelum dokter menjawab, Jessica sudah duduk disamping Krystal menghadap sang dokter.
"Begini nona, berat badan bayi dalam kandungan nyonya Lee sangat kurang, begitu juga dengan sang calon ibu, stress akan membawa pengaruh buruk pada kondisi kehamilan nya nanti" jelas sang dokter, Krystal menatap sedih pada unnie nya yang menunduk menggigit bibir bawah nya.
Keluar dari ruang praktek sang dokter, Jessica melingkarkan lengan nya pada lengan Krystal, dia begitu kepayahan, usia kandungan yang menginjak bulan ke 8 membuat Jessica jadi mudah lelah.
Tiba di rumah, Jae Joong menyambut nya di ruang tamu dengan senyum lebar.
"Sicca-yaa, kemarilah, calon suami mu membawakan katalog gaun pengatin, tentukan pilihanmu, mana yang kamu suka" ujar Jung appa semangat.
"Unnie butuh istirahat appa, kandungan nya lebih penting dari pada sekedar memikirkan baju pengantin" sarkas Krystal membawa sang unnie ke kamar, Jessica berbaring melamun, Krystal pun memijat kaki unnie nya itu yang terasa dingin.
"Rio besok menjalani ujian kelulusan" lirih Jessica
"Kita doakan saja unnie, semoga dia bisa mengerjakan semua nya dengan baik" hibur Krystal.
Di sekolah
Rio berjalan dengan tenang menuju kelas nya, ini adalah hari terakhir dia dan kawan-kawan nya melaksanakan ujian kelulusan, tapi sebelum dia masuk, ponsel nya bergetar, Rio pun meraih nya untuk membaca pesan yang masuk.From Krystal noona:
Rio, unnie butuh kamu, dia di rumah sakit xxx sekarangDuar
Jantung Rio bagai disambar petir mendengar kabar tentang Jessica yang masuk ke rumah sakit, karena setahu Rio, kandungan sang guru belum lah genap 9 bulan, Rio berusaha mengabaikan pesan dari Krystal, dia tetap mengikuti ujian terakhir, peluh membasahi kening nya, karena fokus dan pikiran Rio yang bercabang, dia terus duduk gelisah dibangku nya selama sejam lebih.
"Waktu telah habis" ucap sang guru pengawas, Rio lega mendengar itu, dia segera berdiri dari bangku nya dan menghampiri Rose.
"Rosie, aku butuh mobil mu" Pinta Rio buru-buru
"Mau kemana?" Heran Rose
"Tak ada waktu, cepat, Sicca noona masuk rumah sakit" jawab nya cepat, Rose pun langsung memberikan kunci mobil nya pada Rio yang sedang dalam kondisi panik.
"Tidak, biar aku yang menyetir nya" tahan Rose karena dia takut membiarkan Rio menyetir dalam kondisi kacau seperti ini.
"Cepat kalo begitu" ajak Rio
Mereka pun mengendarai mobil Rose menuju ke rumah sakit, kaki Rio terus bergerak gelisah, tak sabar ingin cepat sampai di tempat tujuan.
"Sabar Rio" omel Rose.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocence
Fanfictioncerita cinta segitiga antara Rio, dan hyung nya Lee Dong Hae, dengan seorang wanita bernama Jessica Jung, guru yang mengajar di tempat Rio menimba ilmu.