Taehyung's side.
Pertama kali aku bertemu dengannya, sebelas tahun yang lalu saat umurku 9 tahun.
Kala itu aku dan kedua orang tuaku pindah ke Seoul, sebelumnya kami tinggal di Canada. Dia gadis yang lucu, terjatuh dari sepeda dan menangis aku menghampirinya dengan wajah bodoh kemudian membantunya, dia tersenyum padaku lalu kami berkenalan. Siapa sangka rumahnya bersebelahan dengan rumahku, artinya kami tetangga dan aku bahagia dengan fakta tersebut.
Perlahan hari-hari berlalu, kami mulai sering bermain bersama dan sampai kami menginjak masa SMA. Aku tidak tau kapan rasa itu muncul, aku pikir semuanya muncul begitu saja dengan seiring berjalannya waktu.
Banyak orang bilang kisah cintamu pada masa SMA adalah cinta yang akan selalu kau ingat selamanya. Cinta remaja, indah namun menyakitkan. Mungkin itulah kenapa ekspektasi diciptakan tak sesuai realita. Dulu aku masih SMA dimana aku bertemu gadis yang sangat aku cintai, bertemu dengannya membuatku percaya kalau cinta menyakitkan itu tidak ada.
Buktinya hubungan kami sudah berjalan selama empat tahun lamanya. Walaupun kami menempuh pendidikan di tempat yang berbeda dan terpisah oleh jarak yang cukup jauh, namun aku tak pernah mengeluh begitu juga dengannya.
Itulah yang menjadikan hubungan kami kian hari tidak tampak renggang meski jarak membentang.
Hari ini, seharusnya ia kembali seperti tiap musim panas beberapa tahun ini. Jika kalian bertanya dimana dia, dia ada di Prancis sekarang di salah satu universitas bagus disana. Aku sangat bahagia mendengar ia ingin mengejar cita-cita untuk menjadi seorang model dan tentunya aku juga mendukungnya.
Tapi, kenapa sejak kemarin aku belum mendapat kabar kalau ia akan kembali? Biasanya ia selalu memberi kabar bila akan kembali ke Korea.
Aku merasa konsentrasiku buyar saat ada tangan yang menepuk pundakku. Ah, dia Jimin temanku.
"Kau melamunkan apa Tae? Kita tak punya waktu, kelas berikutnya akan dimulai lima menit lagi." Ucapnya padaku.
Benar juga, aku terlalu berkutat dalam pikiranku sendiri sampai lupa kalau kelas berikutnya akan dimulai.
"Dosen hari ini siapa?" Tanya ku padanya.
"Mrs. Taeyon, kau sudah mengerjakan tugas pekan lalu?" Pertanyaan Jimin menyadarkanku kalau aku belum sama sekali mengerjakannya.
"Kau tidak mengerjakannya? Akhir-akhir ini kau terlihat lelah, ada masalah apa? Aku ini temanmu, cobalah bercerita." Jimin terdengar khawatir.
"Katakan pada Mrs. Taeyon aku tidak enak badan." Ucap ku sebelum meninggalkan Jimin disana.
"Apa? Kau mau bolos? Hey! Kim Taehyung!" Jujur aku masih mendengar teriakannya namun tubuhku menolak untuk menghadiri kelas hari ini, aku lelah. Tidak, lebih tepatnya pikirianku lelah dan perlu istirahat.
~o0o~
Derap langkahku semakin cepat hari ini seharusnya Tzuyu pulang. Iya Tzuyu, itulah nama kekasihku. Orang yang telah mengisi hatiku beberapa tahun ini.
Aku mengendarai mobil secepat mungkin ke arah bandara, sebetulnya pikiranku tengah melayang entah kemana. Rasanya tidak mungkin bila Tzuyu sampai lupa menghubungiku, aku berpikir ia lupa untuk menghindari pikiran negatif. Tapi apa mungkin Tzuyu lupa?
Aku berlari masuk karena jujur aku sendiri tidak yakin kalau Tzuyu pulang hari ini. Aku tak sabar ingin memeluknya, melepas semua rasa rindu padanya dan menceritakan setiap detail hidupku selama satu tahun ini. Ah aku terlalu berlebihan, mungkin efek bersemangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Destiny
ChickLitCERITA SUDAH SELESAI Ini bukan kisah romantis dimana sang hero akan bersama heroin di ending. Ini adalah kisah dimana dua insan mencintai satu gadis dengan dua kepribadian. Roda takdir seakan enggan berhenti berputar benang merah yang saling bertau...