Part 7

165 46 1
                                    

Ini kedua kalinya, Taehyung tidak datang ke toko kue. Jia kembali dilanda kesepian, tapi akhir-akhir ini ia mulai bisa mengontrol keinginan pribadinya untuk bertemu pria hangat itu.

Kali ini Jia sedang di dapur, duduk disana dan menatap jendela sembari menikmati angin malam. Ia bisa bersantai sebab toko agak sepi dan semua pekerjaan telah mereka selesaikan.

"Jia," Panggil Mina tersenyum kecil.

"Hm?" Jia keheranan, sejak kapan Mina seperti itu.

Apa ada hal yang ia lewatkan beberapa jam ini?

"Tolong antarkan segelas capuccino ke meja nomor 8." Kata Mina.

"Hm," Jawabnya singkat lalu beranjak.

Ngomong-ngomong soal capuccino, mengingatkan Jia pada Taehyung. Pria itu maniak capuccino, setiap kali ia datang akan memesan capuccino terkadang juga dibarengi cheesecake.

Maka dengan membawa nampan, Jia menuju ke meja nomor 8 yang pelanggannya membelakangi dirinya. Sepintas mirip Taehyung, tapi Jia tak berpikiran sejauh itu.

"Silahkan dinikmati," Ucapnya saat meletakkan cangkir itu.

Ketika melihat pelanggan tersebut Jia terkejut, Taehyung. Itu benar Taehyung, pria yang ia rindukan belakangan ini.

"Kenapa terkejut?" Tanyanya melempar senyum kotaknya.

~o0o~

Jia memandangi pria itu lekat, bukan tanpa alasan tetapi banyak hal yang ingin ia tanyakan.

"Aku sibuk mengejar ketinggalan tugas kuliah," Kata Taehyung seakan mengetahui isi pikiran Jia.

"Memangnya kau jarang kuliah? Sampai harus mengejar ketinggalan begitu," Tanya Jia menyelidik.

Jia memang masih awam tentang dunia universitas, tapi berhubung ia sudah mendekati hari-hari akhir di SMA Sejang maka ia semakin sering mempelajari semua hal terkait universitas.

Taehyung melirik Jia dan tersenyum. "Tidak,"

"Lalu?" Jia yang tidak mau mengalah disini.

"Hanya saja...itu terakhir kalinya aku begitu," Sorot mata Taehyung berubah, semua yang ia perlihatkan ialah rasa sakit dan hancur.

Jia terkejut, ia bisa menyadari dengan jelas karena ia sendiri tau bagaimana rasa sakit itu. Yang berbeda adalah, Jia tidak tau apa yang terjadi sampai Taehyung begitu hancur.

"Maaf," Ucap Jia setelah melihat sorot mata Taehyung tadi.

"Tidak apa," Seketika Taehyung yang hangat kembali.

Waktu Jia habis, padahal ia masih ingin berlama-lama dan memandang wajah tampan Taehyung.

"Jia, ada berita bagus untukmu." Kata Mina tiba-tiba saat mereka sedang mengelap beberapa perabotan.

"Apa?" Jia terdengar tak antusias.

"Toko tutup lebih cepat," Pekik Mina senang.

Memangnya apa yang spesial?

"Hm? Jadi dimana letak bagusnya?" Tanya Jia heran, Mina menepuk jidatnya pasrah.

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang