Part 16

139 30 1
                                    

Yoongi menatap tajam ke arah Ji Eun, setengah jam yang lalu ia tiba dirumah menemukan gadis itu disana. Ia tidak begitu mengerti jalan pikiran Ji Eun, apa yang menyebabkan ia pergi dari rumah sakit. Setelah ditanya berkali-kali pun ia tetap berbohong.

Bukannya Yoongi tidak tau kalau alasan Ji Eun semuanya murni kebohongan.

"Aku tidak menerima alasan yang sama atau apapun itu, tidak hari ini besok kita ke rumah sakit." Final Yoongi setelah sepuluh menit penuh hanya untuk mengintrogasi Ji Eun.

Ji Eun mendengus kesal, meskipun ada rasa bersyukur karena tidak bertemu Taehyung disana. Bayangkan saja apa yang akan terjadi kalau mereka bertemu? Sudah pasti Taehyung mengira dirinya adalah Jia.

Tiba-tiba ada pesan masuk dari Nayeon. Melihat isi pesan Ji Eun tersenyum licik, hebat juga kebetulan ini.

"Besok ada tes, kalau tidak hadir aku tidak bisa masuk universitas." Ji Eun bicara pada Yoongi yang tengah bersantai.

"Lalu? Kau mau kita pulang sekarang? Bagaimana dengan terapi?" Yoongi mencoba bersabar kali ini.

"Aku tidak mau tau, terapi bisa lain kali. Aku harus ikut tes besok." Tekan Ji Eun di akhir kalimat, tentu saja ia sengaja.

Yoongi memijat pelipisnya, kepalanya belakangan ini sakit mengurus adik keras kepalanya. Heran, keras kepala Ji Eun semakin hari semakin bertambah saja.

"Baiklah. Kita pulang, tapi berjanjilah kau akan terapi lain kali dan tanpa penolakan." Jawab Yoongi menyerah juga.

Ji Eun bersorak kemenangan dalam hati. Tak lama kemudian Yoongi menelepon seseorang, mungkin dokter yang menangani Ji Eun.

~o0o~

Ji Eun berjalan di lorong menuju kelasnya. Seseorang menghampiri Ji Eun, siapa lagi kalau bukan Sehun.

"Kenapa tidak hadir kemarin?" Tanya Sehun berjalan disamping Ji Eun.

"Hanya demam biasa," Bohongnya.

Sehun menggendong ransel dengan sebelah bahu, "Sudah sembuh?"

"Lebih baik," Baru kali ini Ji Eun mengobrol lagi dengan Sehun, semenjak ada Jungkook ia jadi kurang fokus pada Sehun.

"Malam ini ada waktu?" Tanya Sehun lagi. Ji Eun memikirkan, malam ini? Sepertinya ia tidak punya waktu di malam hari. Sejenak ia tersenyum miris, ia harus menolak.

"Maaf, aku tidak diizinkan kakakku pergi keluar." Tolak Ji Eun perlahan.

"Yoongi hyung pasti mengizinkan, kalau itu aku." Jawabnya percaya diri, Ji Eun tersenyum kaku. Memang benar adanya, tapi bukan itu alasan Ji Eun yang sebenarnya.

"Aku harus banyak istirahat, maaf Sehun," Ji Eun langsung masuk kelas usai mengatakan itu.

Nayeon heboh sendiri dengan kehadiran Ji Eun. Ji Eun tidak begitu menanggapi sahabat gilanya itu, biarkan saja nanti juga akan lelah sendiri dengan pertanyaan yang terus menerus ia lontarkan tanpa mendapat jawaban.

Di tengah pelajaran Ji Eun memilih kabur ke ruangan musik. Jarang-jarang Ji Eun si murid teladan kabur, hanya kali ini otaknya penuh pikiran dan kelelahan. Terkadang Nayeon heran, Ji Eun keluar kelas sekalipun tetapi ia tidak pernah seperti ketinggalan materi dan tetap saja nilainya tinggi.

"Kira kira Jungkook kemana? Tidak hadir lagi? Bersama Eunha...?"

Dalam satu bulan ini terhitung sudah dua kali Ji Eun melihat Jungkook dan Eunha absen bersamaan. Mungkinkah kebetulan? Rasanya agak tidak masuk akal. Haruskah ia bertanya? Tentang hubungan mereka, tapi--Ji Eun tau diri mengingat ia tidak punya hak untuk tau.

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang