Part 12

161 39 8
                                    

Sudah tiga hari, Taehyung mengunjungi toko kue tersebut tanpa kehadiran Jia. Belakangan ini ia sibuk mencari keberadaan Jia, ia bahkan sempat ke rumah Jia tapi tetap tidak berhasil. Tak sedikit pun ia menemukan Jia disana, bahkan rumah itu tak ubah dari rumah kosong.

Taehyung tidak tau apapun mengenai keluarga Jia, wajar apabila sulit untuk mencari Jia saat ini. Yang bisa ia lakukan hanyalah mengorek informasi dari Mina, sahabat Jia di toko.

Tapi itu pun tidak banyak membantu, informasi Mina juga amat terbatas. Barangkali karena sifat introvert, maka sulit bagi Jia terbuka pada orang lain dan Taehyung memakluminya.

Kehadiran Jia itu sangat berpengaruh, buktinya sekarang Taehyung runyam bak orang kehilangan sesuatu.

Toko kue itu, seolah menjadi jembatan penghubung Jia dan Taehyung. Mereka terhubung karena tempat itu, kesedihan Taehyung membawanya bertemu seorang gadis yang mampu menghapus semua perasaan gundahnya.

Hari ini tepat sebulan peringatan kematian Tzuyu. Pria itu, Taehyung kini sudah hampir sepenuhnya menerima kepergian kekasihnya dulu.

Taehyung tidak pernah lupa bagaimana Tzuyu tersenyum, senyuman manisnya mampu membuatnya bahagia. Kini tak ada lagi dia, dia sudah tenang di alam sana. Mungkin sekarang Tzuyu melihat Taehyung, mengetahui kalau pria itu tengah mencoba membuka pintu hatinya kembali pada gadis lain.

Namun Taehyung yakin, Tzuyu pasti bisa menerimanya. Bagaimana pun mereka telah dipisahkan oleh dunia yang berbeda, biarlah Taehyung menjadikan Tzuyu memori terindah seumur hidupnya kelak, lalu Jia akan menjadi langkahnya yang baru dalam menjalani hari-hari sunyi.

Jimin merasa Taehyung di hadapannya sangat berbeda, tidak ada gairah hidup.

"Hey Tae, kemarin aku melihat Jia, benar-benar Jia. Dia naik sepeda dengan seorang pria," Baru kali ini Jimin merasa Taehyung hidup, pandangannya langsung terfokus ke Jimin.

"Pria? Maksudmu? Tidak mungkin," Sangkal Taehyung, menolak percaya pada bualan Jimin. Mana mungkin Jia bersama pria dengan sifatnya yang sulit menerima orang lain.

"Percayalah, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." Ucap Jimin jujur.

"Kau bisa saja salah lihat," Lagi, Taehyung menyangkal.

"Tanyakan pada Mina kalau begitu," Jimin mulai kesal pada temannya itu, apa sulit mempercayai ucapannya?

"Mina? Maksudmu Myoui Mina? Sejak kapan kalian dekat?" Tanya Taehyung beruntun, tak mengerti lagi jika tebakan dalam benaknya benar, Jimin si playboy mana mungkin.

"Sejak kau mengajakku ke toko itu bulan lalu, dia pacarku sekarang." Jawabnya santai, astaga ternyata tebakan Taehyung benar.

Ada rasa kaget dalam diri Taehyung, Jimin dan Mina ternyata mendahului ia dan Jia.

"Hebat sekali Park Jimin, kau sudah dewasa." Ucapnya tanpa berniat membuat lelucon.

"Aku memang sudah dewasa, dasar alien!" Gerutu Jimin tidak terima.

"Sekali lagi kau memanggilku alien tidak akan kubiarkan kau pulang bersamaku." Ancaman Taehyung berlaku juga untuk Jimin, buktinya pria itu diam sekarang.

"Kembali lagi pada ucapanku tadi, aku tidak berbohong Tae. Jia bersama pria lain saat itu," Jimin meyakinkan Taehyung kesekian kalinya.

Tak bergeming, Taehyung memilih bungkam soal ini. Ada banyak kemungkinan buruk menghampiri pikirannya, ia tau pasti akan susah menerima kenyataan itu dalam waktu cepat. Taehyung perlu mencermati lagi apa yang Jimin katakan.

"Inikah alasan Jia tidak bekerja selama tiga hari ini?"

~o0o~

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang