Part 4

203 49 0
                                    

Ji Eun terbangun di pagi hari, ia merasa perih di pergelangan tangannya.

Benar saja, pergelangan tangannya di perban dan ia tengah berada di ranjangnya.

Suara ketukan pintu mengalihkan atensinya.

"Masuklah," Ucap Ji Eun yang sudah menerka siapa disana.

Pintu terbuka menampakkan sosok pria berkulit pucat dengan wajah datar.

"Akhirnya kau sadar, jangan lakukan itu lagi." Ucapnya pelan.

"Oppa..." Suara bergetar keluar dari bibir Ji Eun.

Dia adalah Lee Yoongi, kakak Ji Eun. Bukan kandung, mereka tidak lahir dari rahim yang sama tepatnya Yoongi itu saudara tiri Ji Eun.

Hanya Yoongi yang tak pernah membenci Ji Eun dan menyalahkannya. Meskipun Ji Eun adalah anak dari wanita yang mengganggu rumah tangga orang tua Yoongi, tapi tidak sedikit pun Yoongi membenci Ji Eun.

Yoongi adalah orang yang paling peduli pada Ji Eun dan tidak akan pernah membiarkan Ji Eun terluka. Bagi Ji Eun, Yoongi adalah malaikat pelindungnya.

"Apa Jia yang melakukannya?" Tanya Yoongi pelan.

Ji Eun hanya mengangguk pelan, ia mengerti arah pembicaraan Yoongi.

"Bulan depan ayah menyuruhku untuk membawamu ke Jepang untuk terapi, disana sudah ada dokter khusus." Jelas Yoongi pada Ji Eun yang masih terdiam.

"Aku tidak mau." Penolakan Ji Eun mengundang perhatian Yoongi.

Kemudian Yoongi menatap Ji Eun lembut. " Tidak ada penolakan, ini perintah ayah."

"Apa gunanya? Apa gunanya ayah begitu perhatian padaku? Kalau nyatanya sumber luka di hidupku adalah dirinya." Ji Eun tersenyum kecut menatap ke samping.

Yoongi sangat memaklumi adiknya bersikap seperti itu, sepertinya kejadian lima tahun yang lalu mengukir trauma yang mendalam bagi diri Ji Eun hingga jati dirinya terbagi menjadi dua.

Perasaan labil itu Yoongi tak hiraukan, lagipula Ji Eun itu remaja tak heran emosinya masih tidak teratur.

Yoongi mendekat pada Ji Eun kemudian merangkulnya ke pelukannya. Memberikan kehangatan pada hati yang beku beberapa waktu ini.

Ji Eun tidak pernah berubah, ia masih sama ceria dan selalu tersenyum. Hal yang mengkhawatirkan adalah diri lain yang bersarang dalam raga Ji Eun.

Jia, perwujudan perasaan tertekan dan sakitnya Ji Eun. Selain sifat mereka yang bertolak belakang, Jia sering melukai dirinya sendiri sampai hal itu berdampak pada kondisi tubuh Ji Eun.

Yoongi menggeleng memikirkan semua kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi ke depannya bila tak Ji Eun tak segera terapi.

Masalahnya sekarang gadis itu masih sulit dikendalikan, emosinya tidak stabil.

"Jangan khawatir, apapun yang terjadi aku akan melindungimu." Ucap Yoongi pada Ji Eun yang tengah menenggelamkan diri di pelukannya.

~o0o~

Hari ini Ji Eun kembali ceria seolah tak terjadi apapun di hari sebelumnya. Wajahnya berseri-seri langsung berangkat sekolah.

Belum sempat masuk sekolah, ia disambut oleh Nayeon yang tiba-tiba mengagetkan dirinya.

"Kau kemana kemarin? Setidaknya hubungi aku, aku khawatir padamu Ji." Baru saja masuk sudah dihujani pertanyaan-pertanyaan Nayeon.

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang