Part 6

183 47 0
                                    

Tak ada yang bisa ia keluhkan, Jungkook menariknya dengan tujuan entah kemana. Tapi kenapa arah jalannya keluar sekolah?

Ditambah sepanjang koridor tatapan para gadis yang mereka temui seperti hendak membunuh Ji Eun. Gadis gadis itu sudah dapat dipastikan adalah fans Jungkook.

Mereka sampai di parkiran barulah Jungkook melepaskan tangan Ji Eun.

"Kau bisa membuatku mati, kau tidak lihat bagaimana para gadis-gadis itu menatapku?!" Kesal Ji Eun.

Jungkook tak menjawab, ia hanya tersenyum. Senyuman yang menenangkan hati Ji Eun sejenak.

"Jangan pedulikan mereka," Jungkook langsung menyuruh Ji Eun naik ke motornya dan tentunya langsung ditolak Ji Eun.

Ya, Jungkook mungkin tidak masalah. Masalahnya Ji Eun, bisa-bisa ia di cekik para fans Jungkook besok.

"Jungkook, ini masih jam sekolah. Kau mau membawaku bolos begitu? Aku tidak mau." Tolak Ji Eun mentah mentah.

"Aku tidak terima penolakan, ikut saja."

"Tidak mau. Kau itu Ketua Osis dan aku Wakilnya, aku tidak mau terkena masalah." Keluh Ji Eun yang sama sekali tidak di dengar Jungkook.

"Kita bukan Ketua Osis dan Wakil bila diluar sekolah," Jawab Jungkook enteng.

Seakan kehabisan kata-kata Ji Eun mengalah, ia pun naik ke motor Jungkook. Terlalu malas untuk berdebat, juga karena ia sendiri memang perlu waktu sendiri sekarang.

Mereka berhenti di dekat sungai, dengan tangga ke bawah menuju jembatan kayu.

Suasana tidak begitu ramai, terhitung hanya beberapa kali orang lewat dengan sepeda.

Angin berhembus pelan, hati Ji Eun merasa ia menemukan ketenangan disini. Sudut bibir Jungkook terangkat melihat Ji Eun yang seperti anak kecil, terlihat begitu menikmati angin sampai memejamkan matanya.

"Sampai kapan kau memejamkan matamu? Kita hanya singgah," Tegur Jungkook mendapat tatapan maut dari Ji Eun.

"Kenapa?" Tanya Jungkook datar saat mendapat tatapan maut Ji Eun.

"Memangnya kita mau kemana?" Ji Eun kembali menikmati angin.

Entah kemana tujuan Jungkook sekarang, Ji Eun hanya ikut saja. Toh ia juga tidak mungkin minta diturunkan.

Sebuah rumah dengan banyak bunga dan halaman yang cukup luas dengan rumput hijau, disana sangat tenang dan nyaman. Ji Eun sempat takjub dan tanpa sadar ia mengikuti Jungkook masuk kesana.

Tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya keluar dan menyapa Jungkook.

"Oh Jungkook, kau kemari." Ucapnya lalu melirik Ji Eun dibelakangnya.

Ji Eun tidak terlalu mendengar karena ia berada di jarak yang cukup jauh dengan mereka berdua. Ji Eun ada di halaman sedangkan Jungkook dan wanita itu di teras.

Tak lama kemudian Jungkook menghampirinya. "Ayo masuk," Ajaknya.

"Apa yang kau bicarakan dengan ahjumma itu?" Tanya Ji Eun penasaran.

"Bukan hal penting, ayo masuk sekarang." Jawabnya.

"Penting bagiku, siapa tau kalian membicarakanku." Ji Eun masih penasaran.

"Turunkan rasa percaya dirimu," Jungkook pun berjalan duluan.

"Dasar kelinci aneh!" Ketus Ji Eun menyusul langkah Jungkook yang sudah masuk.

Ternyata di dalam banyak anak-anak umur lima sampai sembilan tahunan, mereka tampak ceria.

Di tengah ruangan juga ada piano dan beberapa alat musik lainnya. Jemari Ji Eun menjadi gatal ingin memainkan piano, berhubung itu adalah hobinya sejak kecil.

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang