Part 11

173 40 3
                                    

Banyak cinta yang tumbuh dari kebencian, seperti halnya yang diceritakan dalam novel My Enemy Is My Love. Ji Eun suka novel tersebut, cerita romantis dengan bumbu konflik.

Tokoh utama wanitanya memang terkesan licik namun itulah yang menjadikan cerita tersebut menarik. Cinta yang sebenarnya akan hadir saat dirimu diambang batas dalam menemukan.

Tapi Ji Eun, nyatanya kisah cinta nya tidak seperti pada novel itu. Tidak ada benci, namun penuh perhatian. Jungkook menyelimuti dirinya dengan beribu perhatian, alangkah menyesal ia terlambat menyadari perasaannya.

Waktu membuat Ji Eun tau, kalau selama ini ia hanya menolak menyadari perasaannya. Terus lari dari kenyataan, kalau memang ia memiliki rasa.

Malam itu, di rumah sakit. Ji Eun akhirnya memutuskan mengalah. Dari segala keegoisan yang terus merajalela dalam dirinya. Egois, menolak memahami dirinya. Akhirnya kini ia menerima kenyataan tentang perasaannya.

Rasa sakit akan penderitaan Jia tak mereda, resiko ia bisa merasakan apa yang Jia rasakan. Ji Eun sudah lama tau, Jia dan Taehyung.

Mereka sudah jauh lebih dulu memulai kisah sebelum dirinya. Ia merasa ingin mengalah, tapi ada juga penolakan yang beruntun.

Biarlah, semua hanya mengikuti kata hati dan keegoisan individu.

~o0o~

Sudah tepat tiga hari Ji Eun dirawat, jika hanya ia maka mungkin hari ini Ji Eun sudah sekolah. Namun apa daya, Yoongi melarang keras dirinya hanya beranjak dari tempat tidur. Ji Eun maklum, ia sudah terbiasa menerima perhatian lebih dari Yoongi.

Tapi, ia juga merasa cukup bosan terus menerus berada dalam ruangan berbau obat-obatan ini. Jungkook hanya datang kemarin untuk membawa tugas OSIS. Ji Eun tidak bosan kalau begitu, tapi sekarang berbeda. Jungkook tidak punya waktu untuknya.

Yoongi pergi bekerja dan baru akan menjenguknya ketika sore hari tiba. Betapa setengah harinya Ji Eun lalui dengan kesendirian.

Ji Eun beranjak dari tempat tidurnya, keluar ruang rawat. Larangan Yoongi sepertinya tidak berpengaruh. Baru saja ia ingin melangkah keluar ia malah tersandung dan terjatuh, Ji Eun memejamkan matanya menunggu tubuhnya menubruk lantai tapi ia tidak kunjung mengalaminya. Ia pun membuka matanya dan ternyata ia diselamatkan seseorang.

"Jung--Sehun...?" Ucapnya spontan ketika membuka mata.

Sehun menatapnya aneh, tidak aneh sebenarnya. Ia hanya merasa letak aneh adalah kenapa nama yang pertama kali Ji Eun sebut adalah awalan nama Jungkook. Memangnya seperti apa Jungkook bagi Ji Eun sampai di setiap langkahnya ia mengingat Jungkook seorang?

"Maafkan aku," Ji Eun memperbaiki posisi tubuhnya.

Sehun tidak lagi menunjukkan ekspresi seperti tadi, malah kini ia tersenyum. Senyuman yang dulu Ji Eun sangat sukai, tapi itu dulu. Sebelum seseorang mengisi hatinya.

"Mari kubantu, kau belum pulih. Yoongi hyung memintaku menjagamu sementara waktu sebelum ia tiba." Jelas Sehun panjang lebar.

Ji Eun mengangguk pelan, Sehun pun membantunya kembali ke tempat tidur.

"Aku bosan," Keluh Ji Eun.

"Kau mau kubawakan novel?" Tanya Sehun ikut duduk di sebelah tempat tidur Ji Eun.

"Tidak, kau tidak sekolah? Maksudku, ini masih jam sekolah." Tanya Ji Eun pura-pura tertarik padahal saat ini ia sedang tidak ingin bicara pada siapapun.

"Aku sudah izin," Jawabnya langsung mengundang perhatian Ji Eun.

"Sehun, kau tidak perlu meninggalkan pelajaran demi menjengukku. Kau bisa melakukannya sepulang sekolah, tidak baik untuk nilaimu." Sebenarnya itu bentuk penolakan yang halus oleh Ji Eun.

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang