Bagi Jia, satu-satunya alasan Taehyung disini adalah menjadi pelanggan. Ia tidak tau apa yang menyebabkan pria itu berubah dan ia tidak punya alibi untuk mengetahuinya. Yang pasti semua dimulai hari itu, hari dimana Taehyung menunjukkan sifat yang berbeda. Dingin dan tidak peduli.
Sejak hari itu, Taehyung berubah. Lalu, apa tanggapan Jia? Jia hanya tersenyum setiap kali Taehyung berkunjung dalam jangka waktu yang singkat. Bahkan tidak sesering dulu, kalau dulu hampir setiap malam ia duduk di meja yang sama maka sekarang bisa dihitung jari perbulan.
Apakah itu karena Taehyung mulai bosan? Atau menemukan orang lain? Entahlah, yang pasti Jia tidak ingin mengekang sesuatu yang bukan miliknya. Biarlah bila Taehyung bosan, biarlah bila ia menemukan orang lain yang lebih baik. Jia akan senang hati mendukungnya. Karena bagi Jia, tidak ada lagi alasan untuknya bertahan pada hubungan tiada kejelasan yang selama ini mereka jalani.
Dulu, Taehyung berkunjung untuknya. Tapi sekarang mereka tak ubah dari pelanggan dan pelayan. Obrolan hanya ada ketika Taehyung memesan, seolah mereka tidak pernah dekat sebelumnya.
Bahkan hari ini pun sama, Taehyung duduk di salah satu meja disana. Jia datang dan membawakan pesanan Taehyung tadi.
"Selamat dinikmati, Tuan." Jia tersenyum tipis, kemudian ia meninggalkan meja.
Taehyung menatap punggung Jia yang menjauh, ia tidak sedih atau marah. Setelah ia meninggalkan gadis itu begitu saja, memangnya apa alasannya menahan gadis itu agar tetap bersamanya? Tidak ada.
Mereka kembali ke diri mereka beberapa bulan lalu, tidak saling kenal dan tidak bertegur sapa. Bukankah sejak awal itu yang terbaik?
~o0o~
Ji Eun termenung di sebuah taman, ia duduk di ayunan tanpa gerakan. Hari Minggu, harusnya ia lebih menikmatinya bersama keluarga. Tapi ibunya tetap harus bekerja meskipun hari libur, Ji Eun memakluminya. Yoongi juga tengah sibuk, Ji Eun tidak mau mengacau.
Perkataan Jungkook tempo hari mengganggu pikirannya. Jungkook hanya menganggapnya teman. Ya, hanya teman.
Setelah setiap waktu yang mereka lalui bersama, Ji Eun lah yang terjatuh dalam pesona Jungkook. Tapi pria itu berbeda, ia tidak merasakan yang sama.
Kisah cinta bertepuk sebelah tangan, begitulah orang bilang. Ji Eun akhirnya percaya, ia tidak seharusnya membuka hati pada pria yang sama sekali tidak memiliki gambaran tentang kemana arah hubungan mereka.
Terluka? Kecewa? Ji Eun sudah mengalaminya, bahkan ia terlalu enggan membahasnya. Apa gunanya? Tidak ada, lebih baik ia tidak pernah bertemu Jungkook kalau seperti ini akhirnya.
Ji Eun berjalan untuk menenangkan diri, tapi ia malah harus menelan pil pahit. Ia melihat Jungkook dan Eunha disebuah toko aksesoris. Ji Eun tersenyum miris, harusnya memang begini. Ia tidak perlu peduli, tidak ada guna. Semua sama saja, selalu mempermainkan perasaannya.
~o0o~
Taehyung pulang ke rumah, ia mendapati paman dan bibinya ada disana dengan raut wajah serius. Ayah dan ibunya tampak memperlihatkan raut wajah sedih.
"Paman, bibi?" Taehyung memang jarang melihat paman dan bibinya karena mereka sering diluar negeri.
Ia juga tidak mengerti kenapa satu tahun ini paman dan bibinya lebih sering di Korea.
"Oh, Taehyung-ah." Paman Taehyung tampak sumringah.
Taehyung tersenyum dan membungkuk hormat, ia kemudian ikut bergabung dengan kedua orang tuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Destiny
ChickLitCERITA SUDAH SELESAI Ini bukan kisah romantis dimana sang hero akan bersama heroin di ending. Ini adalah kisah dimana dua insan mencintai satu gadis dengan dua kepribadian. Roda takdir seakan enggan berhenti berputar benang merah yang saling bertau...