Part 13

142 41 3
                                    

Ji Eun cukup tau diri untuk tidak mengharapkan Jungkook. Faktanya kini pria itu tengah bersama Eunha, sangat dekat.

Ada rasa sakit yang ia abaikan saat melihat mereka berdua. Rasa tak berdaya lebih dominan, Ji Eun tidak punya posisi apapun dimata Jungkook. Sedangkan Eunha, sepertinya memang memiliki hubungan spesial dengannya.

Bukannya merasa kalah, Ji Eun tidak mau terlalu terpuruk dalam rasa yang fana. Lebih baik ia membuang jauh jauh segala pemikiran tentang Jungkook.

"Kau lihat apa?" Tanya Nayeon tiba-tiba datang dari mana menepuk pundak Ji Eun.

Ji Eun mengalihkan pandangannya cepat, "Bukan apa-apa,"

Hari ini kelas Ji Eun olahraga, kebetulan ia melihat Jungkook dan Eunha berjalan bersama ke perpustakaan. Tampak sangat dekat, seolah mereka adalah pasangan. Semua pasti beranggapan demikian, kedekatan mereka sudah terbilang cukup lama, semenjak Eunha pindah ke Sejang High School tepatnya satu tahun lalu.

Terdengar seperti cerita cinta di banyak novel terkenal, wajah Ji Eun menjadi sedih. Memang benar, cerita cinta yang manis. Tidak seperti dirinya, mengharapkan seseorang yang tidak akan pernah datang.

Tanpa Ji Eun sadari, Nayeon memperhatikan dengan jelas arah padangan Ji Eun, Jungkook dan Eunha.

~o0o~

"Kau terus membaca novel itu, memangnya apa yang menarik dari isinya?" Nayeon bingung dengan sahabatnya yang penggila novel cinta yang menurutnya agak kuno.

Ji Eun sendiri tidak mengerti, benar juga kata Nayeon. Memangnya apa yang bagus dari novel penuh konflik ini? Lihat saja tokoh utama wanitanya, licik untuk mewujudkan apa yang ia inginkan. Sedangkan tokoh utama laki-lakinya, Ji Eun anggap bodoh. Kenapa bodoh? Mana ada orang yang tidak bisa melihat bagaimana si wanita licik itu beraksi, tapi si lelaki itu masih buta dengan segala kejadian dan memilih tetap mencintai wanita itu.

Tapi jika dilihat dari segi alur, ceritanya sangat seru dengan banhak adegan kejutan atau tak terduga oleh pembaca. Mungkin hanya Ji Eun yang tertarik pada novel tentang balas dendam seperti itu.

"Hm, kurasa tidak ada yang menarik. Aku hanya senang membacanya saja," Jawab Ji Eun sembari membolak balikan halaman novel.

Nayeon mengedikkan bahunya, lalu ia kembali melanjutkan. "Bagaimana bisa kau membaca tanpa ada yang menarik? Pasti ada beberapa hal yang belum kau pahami,"

Mungkin benar, karena ia belum selesai membacanya maka ia tidak dapat mengartikan tiap adegan dengan makna tersirat. Ji Eun berharap nanti setelah selesai membacanya, ia dapat memahami apa yang Nayeon katakan.

"Oh ya, kemarin saat kau tidak hadir anggota klub musik menjadi menganggur. Tapi sepertinya ada yang mengajari mereka beberapa hari ini," Kata Nayeon mencuri perhatian Ji Eun dari novel.

Terlintas dipikirannya, ia bukan ketua klub yang baik meninggalkan murid tahun pertama tanpa ada yang menggantikan. Jadwal seharusnya ia kemarin akan melatih mereka, ternyata ia malah masuk rumah sakit.

"Apa kau tau siapa yang menggantikan aku?" Ji Eun belum bisa menghilangkan rasa penasarannya.

Dengan menggelengkan kepala Nayeon menjawab, "Tidak, coba saja kau tanyakan pada anggota klub musik."

Tanpa basa basi, Ji Eun langsung menuju ruangan klub musik. Tempat yang selama ini menjadi pelariannya disaat malas mengikuti pelajaran. Berhubung ia ketua klub, jadi mendapat cukup mudah mendapat akses masuk ke sana.

One Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang