Taehyung, pria itu kini tengah duduk di salah satu meja milik toko kue yang sering ia kunjungi dua bulan ini.
Bukan tanpa sebab ia mengunjungi tempat itu berulang kali, tetapi karena ada Jia. Gadis introvert yang menarik perhatiannya.
Namanya Hwang Jia, dia masih SMA, namun di tahun terakhir.
"Taehyung," Suara Jia menyadarkannya, seutas senyum terukir di bibir Taehyung.
"Seperti biasa," Ucap Taehyung.
Seolah mengerti apa yang dimaksud Taehyung, Jia membalas dengan senyuman kecil.
Memang benar sejak pertemuan pertama mereka beberapa bulan lalu membuat mereka berteman dekat. Awalnya Taehyung mengira akan sulit berteman dengan Jia sebab kepribadiannya yang pendiam, namun ternyata Jia tidak sulit diajak berteman.
Buktinya sekarang mereka dekat, walaupun Jia masih menutup diri pada Taehyung.
Secangkir capuccino tersaji di meja Taehyung. Jia masih berdiri di di dekat Taehyung.
"Kenapa masih berdiri? Duduklah," kata Taehyung.
Jia pun segera duduk dengan ragu. "Aku khawatir, aku ini pelayan dan kau adalah pelanggan itu bisa membuat pelanggan lain merasa tak nyaman," Jelas Jia panjang lebar.
"Kau jadi banyak bicara sekarang," Taehyung tersenyum senang.
"Bukan begitu," Jia sedikit cemberut karena Taehyung malah menganggapnya bercanda.
"Jangan terlalu dipikirkan, aku tak mau kau terbebani." Taehyung menatap mata Jia dengan lembut.
Satu hal yang Jia suka dari Taehyung, Taehyung sangat lemah lembut kepada perempuan, tidak kasar dan tidak pernah memaksa. Jia suka itu, Jia suka semua perlakuan Taehyung padanya.
"Baiklah, lima menit lagi aku kembali ke dapur." Kata Jia.
Taehyung mengangguk tak puas, Jia tak pernah bisa menemani dirinya lama-lama. Ia masih ingin ditemani Jia, tapi ia tak boleh egois.
"Besok minggu, kau ada waktu? Ada tempat yang ingin aku kunjungi bersamamu." Tanya Taehyung, seketika Jia kaget.
"Aku harus mengerjakan tugas, maaf." Tolak Jia secara halus.
Wajah Taehyung menjadi kecewa, Jia pun merasa tidak enak. Tapi apa boleh buat, ia tak bisa atau semua akan berakhir.
"Tapi...kalau besok malam kebetulan aku libur kerja." Tatapan Jia beralih ke wajah Taehyung yang seketika berubah dari kecewa ke bahagia.
"Berjanjilah padaku, Jia." Taehyung berubah menjadi kekanak-kanakan.
Jia tersenyum gemas melihat Taehyung." Janji,"
Taehyung pulang, tadi ia sempat meminta Jia pulang bersamanya tapi Jia menolak ia bilang ia masih harus berkemas toko sebelum tutup.
Soal Tzuyu, Taehyung tak yakin tapi belakangan ini semenjak bertemu Jia ia tak lagi memikirkannya meskipun terkadang masih ada bayangan yang muncul tentang kenangan mereka.
Jia benar-benar mengubah Taehyung setelah kehilangan Tzuyu. Taehyung sempat hampir mengalami depresi karena Tzuyu, sampai dua bulan yang lalu ia bertemu Jia.
Segala pikiran tentang Tzuyu nyaris semua tergantikan oleh Jia. Taehyung memang belum menyukai Jia, karena jujur ia sendiri belum yakin bisa melupakan Tzuyu.
Kalau pikiran tentang Tzuyu telah pergi maka bukan berarti perasaan Taehyung pada Tzuyu juga hilang.
Percaya atau tidak, sampai sekarang Taehyung masih mengharapkan Tzuyu kembali. Ia masih mencintai Tzuyu, Tzuyu nya yang kini telah di pisahkan oleh dunia yang berbeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Destiny
ChickLitCERITA SUDAH SELESAI Ini bukan kisah romantis dimana sang hero akan bersama heroin di ending. Ini adalah kisah dimana dua insan mencintai satu gadis dengan dua kepribadian. Roda takdir seakan enggan berhenti berputar benang merah yang saling bertau...