Chapter 17 : Tidak...Tidak Mungkin

501 13 0
                                    

Ini sore hari di rumah di Hawaii dimana Jessica selesai memperkosa Jeon Kyungsoo. Jessica telah membawa remaja berumur 17 tahun itu kembali ke kamarnya. Remaja itu masih lemah karena dibius sebelumnya, jadi Jessica membantu remaja itu tidur. "Beres, silahkan cintaku," ujar Jessica sambil mengangkat kaki Kyungsoo ke ranjang. Kyungsoo hanya berbaring di sana, sangat terguncang dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Kyungsoo ingin bertanya pada Jessica mengapa dia melakukan itu padanya, tapi pertama-tama harus mendapatkan kembali ketenangannya ketika dia mencoba untuk berhenti menangis.

Jessica mengambil lap dari sakunya dan menyeka air mata dari mata Kyungsoo. "Sshh," ujar Jessica. "Tidak perlu menangis. Aku tahu kau menyukainya sepertiku," ujar Jessica. Kyungsoo hanya menatapnya, memberinya tatapan tajam. "Kau wanita gila," balas Kyungsoo. "Aku hanya ingin tahu kenapa. Kenapa kau memperkosaku ?" tanya Kyungsoo sambil mulai menangis lagi. "Itu pemerkosaan jika kau tidak menginginkannya, tapi aku tahu kau menginginkannya," jawab Jessica. "Sekali lagi, kau gila. Kau gila," teriak Kyungsoo padanya.

Kyungsoo hanya berbaring di sana di ranjang, sangat malu dengan apa yang baru saja terjadi padanya, Jessica bangkit untuk berjalan di sekitar ruangan. "Dengar nak. Dengar baik-baik," ujar Jessica karena dia sekarang mendapat perhatian Kyungsoo. "Kau tidak akan memberitahu Sehun tentang hal ini. Jangan sampai sedikitpun dia tahu," ujar Jessica. Kyungsoo bertanya-tanya mengapa dia tidak ingin Sehun tahu. Mungkin itu karena Sehun tidak akan menyetujui ibunya memperkosa putranya, Kyungsoo bertanya pada dirinya sendiri. "Kenapa ? Kenapa kau tidak ingin putramu tahu bahwa kau memperkosaku ?" tanya Kyungsoo.

Jessica duduk di ranjang. "Berhenti menyebutnya pemerkosaan," ujar Jessica. "Dan untuk menjawab pertanyaanmu. Anakku tidak perlu tahu segalanya," jawab Jessica. "Bukan itu. Kau khawatir Sehun tidak akan menyetujui apa yang baru saja kau lakukan padaku," balas Kyungsoo. Jessica mulai marah. "Dengar nak. Jika kau mengungkapkan pada Sehun tentang pertemuan kecil kita, kau akan menyesalinya," ujar Jessica. "Bagaimana ?" tanya Kyungsoo. "Keluargamu akan menderita," jawab Jessica. Kyungsoo terguncang betapa gila wanita ini sebenarnya.

Keheningan kini memenuhi ruangan karena Jessica hanya diam di sana di samping pasangannya. "Coba tebak nyonya ?" ujar Kyungsoo. "Kau tidak perlu khawatir, karena aku terlalu malu untuk memberitahu siapa pun apa yang baru saja terjadi padaku," ujar Kyungsoo. "Kalau begitu, kurasa aku sudah jelas," ujar Jessica. Pernyataan itu membuat Kyungsoo bertanya-tanya lagi, tapi remaja itu tidak mengatakan apa-apa. "Aku akan pergi sekarang putraku, tapi aku akan kembali untuk memeriksamu nanti," ujar Jessica. Kyungsoo hanya berbaring di sana, dia bangkit dan meninggalkan kamar, mengunci pintu di belakangnya.

Kyungsoo sekarang sendirian di kamarnya. Dia tidak repot-repot bangun dari ranjang. Dia terlalu lemah untuk melakukannya. Dia hanya berbaring di sana, merasa malu pada dirinya sendiri atas apa yang baru saja terjadi padanya. "Kenapa ini terjadi padaku ?" teriak Kyungsoo. Kyungsoo merasa sangat jijik sehingga dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia sangat ingin mandi untuk membersihkan kotorannya, tapi tidak bisa. Jeon Kyungsoo tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal itu karena dia adalah seorang tawanan dan terkunci di sebuah ruangan. Dia adalah tawanan seorang pemerkosa.

Jessica kembali ke ruang tamu. Sebelum duduk, dia pergi menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri. Dia kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa. Dia menyesap anggurnya. Dia kemudian meletakkan kepalanya kembali karena kepalanya sekarang bersandar di sofa. "Itu benar-benar menyenangkan," ujar Jessica, merujuk pada pemerkosaannya terhadap Jeon Kyungsoo. "Ronde satu sudah berakhir dan segera, ronde kedua akan tiba di sini," tambah Jessica. Apakah Jessica merencanakan pemerkosaan lain pada Jeon Kyungsoo ? Jessica kembali ke bukunya yang berjudul "Diculik oleh Cinta."

Sekarang pagi hari di Mesa, Arizona. Ini sekitar jam 8:00 pagi karena Guanlin sedang menunggu Sehun untuk datang dan menjemputnya. Guanlin memang mendapat tamu, tapi itu bukan Sehun. Itu ibu Guanlin. "Apa yang kau inginkan ?" tanya Guanlin. "Aku hanya ingin tahu apakah kau sadar ?" tanya sang ibu. "Aku masih tetap pergi dari sini pagi ini," jawab Guanlin. Sang ibu sekarang marah. "Nak. Aku melarangmu pergi," ujar sang Ibu dengan nada marah. "Tidak ada yang bisa mengatakan atau melakukan apa pun untuk mengubah pikiranku," balas Guanlin.

The Wanted SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang