Chapter 27 : Tangisan Kebahagiaan

295 8 0
                                    

Sekarang hari rabu pagi. Di sebuah tempat persembunyian di luar Mesa, Jeon Kris sedang terbaring di ranjang masih pingsan dari pembiusan yang dia alami malam sebelumnya. Tangannya terikat di belakang dengan lakban. Lakban itu melilit kakinya, mengikat kakinya. Dia memiliki sepotong lakban yang ditempel di mulutnya, menyumpal lelaki itu. Ada kain hitam yang diikat di matanya, menutup mata lelaki itu.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Kris akhirnya mulai bangun. Dia mulai panik ketika dia menyadari dia diikat. "Mmmppphhh," Kris mencoba memprotes melalui lakbannya. Kris mencoba melepaskan diri dari kekangannya, tapi tidak ada gunanya. Lakban itu tidak mau terlepas. "Mmmppphhh," Kris mencoba protes lagi, tapi tidak ada gunanya. Dia tidak dapat berbicara karena disumpal. Dia mendengar seseorang berjalan di dalam ruangan. "Mmmppphhh," protes Kris. Seseorang itu meninggalkan ruangan dan pergi keluar untuk menelepon. Pertanyaannya adalah, siapa yang menculik Jeon Kris ?

Kembali ke batas kota, Jungkook dan Irene bersiap-siap untuk hari lain. "Pagi," Jungkook menyapa istrinya dengan ciuman. "Pagi," jawab Irene. "Sepertinya hari yang indah untuk kita," tambah Irene. "Memang terlihat seperti itu," jawab Jungkook. "Kurasa aku akan turun untuk membuat sarapan," beritahu Irene pada suaminya. "Aku akan turun sebentar lagi," jawab Jungkook sambil melihat istrinya meninggalkan kamar. Jungkook berjalan ke meja rias di mana dia melihat foto kedua putranya. Saat itu, Jungkook dihantam dengan perasaan buruk, seperti sesuatu yang buruk telah terjadi.

Jungkook duduk di ranjang. "Apa itu tadi ?" Jungkook bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Mengapa aku baru saja mendapat firasat buruk bahwa sesuatu yang buruk baru saja terjadi," Jungkook bertanya-tanya. "Setelah aku menyentuh foto ini," ujar Jungkook. Jungkook menatap foto Kyungsoo dan Kris. "Kyungsoo sudah tiada dan Kris ada di penjara, jadi tidak ada yang bisa terjadi," tambah Jungkook. Jungkook bangkit dari ranjang dan meletakkan kembali fotonya di meja rias. Dia meninggalkan kamar dan menuju ke bawah.

Jungkook sampai ke dapur dimana Irene melihat ada sesuatu yang mengganggunya. "Apa yang salah ?" tanya Irene. "Aku tidak tahu. Aku punya firasat buruk bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi," jawab Jungkook. "Apa yang bisa terjadi ? Kita baik-baik saja," jawab Irene. "Bukan kita. Ke salah satu anak kita," jawab Jungkook. Irene tampak bingung di wajahnya. "Pertama, Kyungsoo sudah pergi dan Kris ada di penjara," jawab Irene. "Aku tahu, tapi ketika aku menyentuh foto mereka, aku seperti dihantam firasat buruk, seperti sesuatu yang buruk telah terjadi," jawab Jungkook. Irene hanya pergi memeluk suaminya.

Irene mundur dari pelukan itu. "Mungkin bukan apa-apa," ujar Irene. "Melihat foto Kyungsoo dan Kris, itu mungkin saja membawa kembali kenangan tentang hari yang mengerikan itu ketika detektif Yugyeom memberitahu kita bahwa Kyungsoo terbunuh dalam ledakan itu," tambah Irene. Jungkook pergi mengambil tempat duduk di meja. "Kau mungkin benar. Aku hanya berharap bisa mengatasi ini," jawab Jungkook. "Maksudku, setiap kali aku melihat foto Kyungsoo, itu membawa kembali kenangan buruk itu," tambah Jungkook. "Aku tahu, tapi akan menjadi lebih baik, kau lihat saja," jawab Irene.

Irene berjalan menuju teko kopinya. "Aku akan menuangkan secangkir kopi untukmu," ujar Irene. Saat dia memberi Jungkook secangkir kopi, "Kuharap kau tidak keberatan makan bacon dan telur untuk sarapan," tambah Irene. "Kedengarannya bagus bagiku," jawab Jungkook. Irene kembali ke kompor untuk menyelesaikan persiapan sarapan. Irene sekarang selesai sambil menyerahkan sepiring makanan untuk Jungkook. Dia mengambil piringnya sambil dia duduk bergabung dengan suaminya untuk sarapan. "Terima kasih telah memperlakukanku dengan baik," beritahu Jungkook pada istrinya. Irene hanya meniupkan ciuman pada Jungkook dan mereka berdua memakan telur dan bacon.

Kembali ke tempat persembunyian, sekarang satu jam kemudian. Jeon Kris masih berusaha membebaskan diri dari ikatannya. Kemudian, dia mendengar pintu terbuka dan sepasang langkah kaki memasuki ruangan. "Mmmppphhh," Kris mencoba lagi memprotes di balik lakbannya. Seseorang itu mengangguk agar seseorang melepas penutup mata Kris. Penutup mata Kris dilepas dan Kris terkejut melihat siapa penculiknya. "Maaf soal kloroformnya. Kuharap kau tidur nyenyak," ujar detektif Yugyeom. "Mengapa kau tidak pergi membuka ikatan anak malang itu," ujar Yugyeom pada penjaga penjara.

The Wanted SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang