11 - Satya

5.5K 403 21
                                    

Lexa memilih pulang dengan berjalan kaki. Niatnya ia akan mampir ke lapangan komplek untuk bermain basket sebentar. Karena apa? Karena saat ini jam masih menunjuk kan pukul 4 Sore. Toh dirumahnya juga pasti tidak ada orang. Jarak antara komplek nya dan rumah Algi sangatlah jauh. Tapi entah kenapa ia lebih suka jalan kaki. Mengurangi lemak? Apa yang harus dikurangi? Badan nya sudah kurus banget awoakwok.

Oke lanjut. Saat sedang asyik asyik nya berjalan. Ia dikagetkan dengan suara kelakson mobil dari arah belakang nya.

Tin tin

Lexa mengernyit melihat mobil yang sudah sejajar dengan nya. Bukan mobil Lexa, Vino, Ataupun Algi. Lalu? Siapa?

Akhirnya kebingungan Lexa pun hilang terganti dengan wajah cengo dan kaget. Orang yang mengendarai mobil tersebut membuka perlahan kaca mobil nya yang berada di kursi penumpang. Satya

Akan tetapi. Satya tidak sendirian. Disebelahnya duduk seorang wanita manis yang memiliki bibir yang pucat? Yeah Lexa ingat. Wanita ini. Wanita ini yang sedang bersama Satya waktu di rumah sakit waktu itu.

"Kak Satya." Tebak Lexa basa basi sambil menunjuk Satya.

"Hai Lexa. Sendirian saja. Mau menumpang?" Tawar Satya

"Ah tidak kak. Merepotkan. Aku jalan kaki saja. Lebih menyehatkan. Lagian ada pacar kakak, aku jadi malu kalok menumpang hehehe." Ucap Lexa blak blak an.

"Hahaha kamu ni sama saja ya kayak dulu. Kalok ngomong ceplas ceplos. So? Kalok tidak ada dia kamu mau menumpang?" Goda Satya

"Haha tidak juga." Lexa tertawa dan berucap dengan nada dingin di akhir kalimatnya.

"Kamu jangan salah faham. Aku ini pasien nya Satya. Dan Satya ini dokter aku yang nemenin aku. Kita tidak pacaran." Jelas Wanita itu dengan tersenyum yang dibalas Lexa dengan senyuman juga.

"Hahaha gak usah malu kali. Jangan sembunyi sembunyian ah. Dah lah. Waktuku tidak banyak. Aku pamit." Pamit Lexa menunduk dan langsung melenggang pergi.

"Eh Lexa, yakin tidak mau menumpang?" Tawar Satya sekali lagi.

"Bener elah Kak."

"Eh boleh minta Id Line mu nggak?" Tanya Satya membuat Lexa tersenyum miring.

Flashback on

"Hai kak Satya." Sapa Lexa

"Eh. Hai." Balas Satya cuek

"Kak mau ditemenin nggak?" Tawar Lexa membuat Sarya menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Nggak usah. Nggak butuh." Ucap Satya membuat hati Lexa teremas. Setelah mengucap kan kalimatnya. Satya pun mulai melangkahkan kakinya. Tapi tertahan karena Lexa yang mencekal tangan nya. Satya menoleh dan menyatukan alisnya bingung.

"Eh maaf kak." Ucap Lexa melepaskan tangan nya dari tangan besar Satya

"Aku boleh minta Id Line kakak gak?" Tanya Lexa membuat Satya tersenyum miring

"Id Line? Sampe kapan pun gw gak bakal kasih Id Line gw ke elo." Ucap Satya menyakitkan dan langsung melanjutkan langkahnya. Lexa yang mendengarnya terkejud.

"Woi xaa move on elah. Dia itu gabaik buat lo xa." Jelas Lexi tiba tiba disebelah Lexa

"Gamau xa. Gimana pun juga dia first love gw." Jelas Lexa menundukkan kepalanya.

"Apa kata lo? First love? Pea lo. Lo itu cuma ngagumin dia xa. Lo gak cinta sama dia." Jelas Lexa kesal.

"Tau ah serah lo. Males gw ngomong sama curut." Balas Lexa membuat Lexi menganga. Kalok dia curut. Lalu Lexa apa?

PAK DOKTER!!! I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang