"AAAA Ya Allah. Astaghfirllah haradzin. Lexii Vinooo!!" Teriak Lexa saat melihat banyak darah di foto nya yang ia gantung diatas kasur dengan ukuran yang lumayan besar.
"Ada apa xa?" Ucap Lexi khawatir saat mendengar teriakan Lexa.
"Yaampun kak. Kok bisa kayak gitu?" Tanya Vino ikutan khawatir saat melihat foto bagian wajah kakak nya penuh dengan darah.
"Siapa sih yang ngelakuin ini semua." Ucap Lexa menahan tangis.
"Udah xa..-"
"Apa? Mau bilang orang iseng lagi? Ini yang namanya orang iseng? Sampe kayak gini?" Ucap Lexa menyelah ucapan Lexi.
"Ada apa ini?" Ucap seorang lelaki tampan dengan satu gadis disebelahnya.
"Pak Algi." Lirih Lexa. Ia pun langsung berlari dan berhamburan memeluk tubuh tinggi Algi.
"Kamu kenapa?" Tanya Algi membalas pelukan Lexa.
"Yaampun itu kok bisa gitu xi? Itu darah atau pewarna sih?" Ucap Alena ikutan kaget melihat foto Lexa.
"Nggak tau juga Len. Dari tadi siang Lexa dapat chat sama telfon dari orang yang nggak dikenal. Terus tadi ada orang kirim boneka santet ke Lexa. Terus sekarang.." Jelas Lexi diakhiri dengan menunjuk foto Lexa.
"Siapa yang ngelakuin itu semua?" Tanya Algi dengan wajah datarnya. Ia tidak suka ada yang mengganggu Lexa seperti ini.
"Nggak tau juga Pak. Kita kira juga orang iseng." Jawab Vino. Lexa? Jangan tanyakan. Saat ini ia sedang menangis didada bidang Algi. Mereka semua tidak ada yang tau Lexa menangis. Karena Lexa menangis diam diam tanpa suara. Sakit:(
Algi mengusap rambut panjang Lexa sambil menenangkan Lexa. Algi dan Alena kemari karena Lexi yang menelfon mereka tadi. Mendengar cerita Lexi membuat Algi yang sedang berbicara dengan Bundanya jadi tergesah gesah pergi kerumah Lexi.
Algi merasakan dadanya basah yang membuat Algi menjauhkan wajah Lexa dari dada bidang nya untuk melihat keadaan Lexa sekarang.
"Astaga Lexa kamu nangis sayang?" Ucap dan tanya Algi setelah melihat wajah Lexa yang berubah menjadi merah karena ia yang menangis diam diam tanpa suara.
"Xa jangan nangis." Ucap Lexi mulai bergetar. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan Lexa. Sedari kecil jika Lexa menangis ia juga akan menangis. Tapi sekarang? Ia mencoba untuk menahan nya agar tidak menangis. Demi Lexa. Ia tidak boleh ikut menangis.
"Saya takut pak hiks."
"Udah nggak usah takut ish. Kan ada saya." Ucap Algi menenang kan Lexa.
"Ish jahat banget sih yang neror Lexa kayak gini. Mau nya apa sih?" Ucap Alena yang ikutan kesal. Ingin rasanya ia menonjok orang yang meneror Lexa itu.
Alena maju perlahan menuju foto Alexa berada. Ia menaiki kasur Lexa dan menyentuh benda cair berwarnah merah itu. Amis.
"Astaga. Ini beneran darah. Amis bau nya. Yaampun." Ucap Alexa langsung berlari menuju kamar mandi kamar Lexa dan mencuci tangan nya.
Algi mengusap punggung Lexa yang membuat Lexa sedikit tenang. Lexa merasakan kepala nya sangat sakit. Dan Algi yang merasakan pelukan Lexa mengendur pun bingung. Ia menjauhkan kepala Lexa dari dada nya dan terkejud melihat Lexa yang menutup matanya.
"Astaga Lexa." Kaget Algi langsung menggendong Lexa ke.. em
"Lexi dimana kamar kamu cepet." Ucap Algi dengan kepanikan nya.
"Disebelah pak ayo." Ajak Lexi langsung menuntun Algi menuju kamarnya. Bukan apa. Algi menaruh Lexa dikamar Lexi karena takutnya orang yang meneror Lexa akan..
Sudahlah
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOKTER!!! I LOVE YOU
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEMEBELUM MEMBACA] Slow update ya cintah "Setelah kejadian kuping menguping percakapan Pak Algi sama mantan pacarnya gw semakin penasaran sama tu Dokter. TAPI, kenapa setiap gw deketin dia, ekspresinya tu lho gabisa...