19 - Tersadar

4.9K 336 142
                                    

"Ahahaha." Tawa Lexa kencang membuat Algi kebingungan. Apa ada yang lucu? Atau muka nya yang lucu?

"Xa? Kamu masih sehat kan?" Tanya Algi langsung mengarahkan Lexa untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Sehat dong pak. Saya cuma pengen ketawa aja tadi deret deret Bapak sampe Bapak mau jatuh tadi kan? Ahahaha."

"Hish kamu mah ada ada aja. Tapi BTW kenapa kamu ketus gitu ke Satya? Terus kenapa kita lari? Satya setan?" Temen sendiri dikatain setan yaallah:v gada akhlak emang si Algi ni.

"Pak. Bapak tau nggak?" Ucap Lexa merubah duduk nya menghadap Algi.

"Enggak." Jawab Algi

Lexa berdecak. "Ck, iya lah pak saya belom bilang sama Bapak."

"Buru ih cepet."

"Saya mau dijodohin pak." Entah kenapa kalimat Lexa membuat hati Algi seperti teriris.

"A apa?" Seketika tenggorokan Algi kering dan tidak bisa bicara.

"Iya pak. Gatau tiba tiba Mama saya tadi jodohin saya sama Kak Satya. Kakak kelas saya dulu pak." Curhat Lexa murung.

"Apa? Lexa dijodohin? Kok gw jadi sakit hati gini sih? Gajelas banget. Eh parah kok sakit banget ya. Kemaren jantung sekarang hati. Gw ini kenapa sih? Gw ini sakit apa?" Batin Algi bingung memegang dada nya yang sakit. Entah karena apa.

"Pak? Bapak kenapaa?!" Ucap Lexa terkesan khawatin memegang pundak Algi.

Algi hanya diam menatap Lexa. Ia mengingat ingat ucapan adek nya waktu itu. Ia menyukai Lexa? Yang benar saja? "Apa emang iya aku suka sama Lexa? Setiap aku berdekatan dengan dia jantung ku berdetak tak karuan. Aku mendengar dia menikah dengan orang lain, hati aku ngerasa sakit. Apa ini yang nama nya cinta? Tapi aku tidak merasa seperti ini dulu bersama Devina. Ini yang membuatku bingung. Aku sangat bingung. Jika memang aku menganggap Lexa adek aku sendiri, kenapa aku merasakan hal hal yang aneh seperti ini? Kenapa jika bersama Alena aku tidak seperti ini. Ini bukan suka atau sekedar kagum. Ini lah yang namanya cinta. Aku cinta dengan Lexa?" Batin Algi berfikir.

"Pak, Bapak kenapa?" Tanya Lexa mengguncang bahu Algi setelah melihat Algi yang sedang mengatur nafas nya. Algi tersadar dan menatap Lexa kaget. Berkaca kaca? Lexa ingin menangis? Karena apa? Karena dijodohin dengan Satya?

"K k kamu kenapa nangis gini xa." Ucap Algi khawatir sambil mengusap air mata Lexa yang baru saja turun.

"Kok balik nanya sih. Bapak tadi kenapa? Megangin dada sambil ngatur nafas gitu? Bapak sakit apa sih? Cerita pak." Ucap Lexa menggebu nggebu. Jujur Lexa khawatir melihat Algi seperti tadi.

"S s saya."

"Apa gw harus jujur sekarang?" Batin Algi bertanya.

"Saya apa pak?" Ucap Lexa dengan rasa penasaran nya.

"Lexa." Panggil Algi meng genggam kedua tangan Lexa. Hal itu membuat Lexa terkejud bukan main.

"Huaa Pak Algi mau ngapain ini? Gila gw deg deg an banget." Batin Lexa.

Algi menarik nafas dalam dalam. "Lexa, saya tidak tau kapan perasaan ini muncul. Yang pasti setelah kita bermain bersama di karnaval, saya merasa jika berdekatan dengan kamu jantung saya akan bekerja abnormal. Sebelum nya saya tidak pernah merasakan hal seperti ini. Saya baru merasakan nya. Saya kira saya memiliki penyakit jantung. Tapi kenapa jantung ku bekerja abnormal pada saat berdekatan dengan kamu saja? Itu yang membuat saya bingung. Akhirnya saya tidak memusingkan hal itu dan tetap menjalani hari hari biasa saya. Saya menganggap kamu itu seperti adek saya. Saya suka sama kamu. Kamu yang humoris, receh membuat diri saya terhibur."

PAK DOKTER!!! I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang