Algiano Delax Purnama. Sepulangnya dari rumah Lexa, ia tidak lagi kembali ke Rumah Sakit. Padahal jam masih menunjuk kan angka 10 yang artinya belum waktunya pekerja Dinas pagi pulang kerumah. Tapi ia memilih pulang saja merasa badan nya yang sedikit capek. Ia akan menyerahkan semuanya pada Satya. Toh hari ini ia tidak ada jadwal operasi.
Ia sedang berada di balkon rumahnya membawa boneka tikus bernama jerry. Sedari tadi ia terus bengong dan menatap boneka tikus itu dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. Entah lah apa yang sedang ia lakukan. Sebelumnya ia sangat takut dengan Lexa dan membenci boneka ini. Tapi sekarang..
Ia terus melamun hingga suara seorang perempuan membuyarkan lamunan nya.
"Kakak, dicariin malah disini." Ucap Lena berjalan kearah Algi.
"Kakak ngapain. Lho kakak kok ngoleksi boneka hahaha." Ledek Alena setelah melihat boneka tikus yang sedari tadi berada di tangan Algi.
"Emang kenapa?" Tanya Algi belagak tidak tau.
"Ya kan kakak cowo. Ngapain ngoleksi boneka. Lexa tau pasti diketawain." Ucap Alena mebawa bawa nama Lexa.
"Ngapain diketawain? Orang boneka ini Lexa sendiri yang ngasih." Bingung Algi plus keceplosan.
"Ha? Jadi ini Lexa yang ngasih? Ciee." Ledek Alena membuat Algi tersadar dan memangling kan wajahnya kearah lain.
"Ciee kakak." Ledek Alena semakin jadi.
"Apa sih Len? Gajelas banget kamu." Ucap Algi menjauhkan tangan Alena dari wajahnya.
"Kak, kalok suka Lexa mah bilang aja. Gaada yang ngelarang kok. Lagian Lexa juga suka kakak kok. Mungkin." Jelas Alen menyenderkan tubuhnya pada pintu balkon.
"Bisa dipastikan?" Ucap bijak Algi.
"Ya enggak sih. Tapi kakak galiat apa? Cara dia ngomong sama kakak. Cara dia menatap mata kakak. Cara dia senyum ke kakak. Kakak galiat ha?" Tanya Alena kesal karena tidak peka nya kakak nya ini. Perkataan Alena membuat Algi berfikir.
"Iya juga. Tapi masak sih Lexa suka gw. Kan dia slalu bikin jantung gw sakit. Mana mungkin dia suka gw." Batin Algi.
"Woi kak. Gimana?" Tanya Alena membuyarkan fikiran Algi.
"Gimana apanya? Ya nggak gimana gimana."
"Kakak suka sama Lexa kan? Hayo jujur." Selidik Alena membuat Algi gelagapan.
"Kak kalok suka jujur aja sama Alen. Gpp. Nanti Alen juga bakal ngedukung kakak kok. Alen juga bersedia ngebantu kakak deketin Lexa. Tadi juga Alen liat kakak khawatir kan sama Lexa." Bujuk Alena membuat Algi mengernyit kan alisnya bingung. Ia suka Lexa? Tanya nya pada dirinya sendiri.
"Kakak gatau Len kakak ini suka sama Lexa apa nggak. Soal tadi, ya kakak khawatir. Kan dia juga adek kakak." Ucap Algi membuat Alena menganga lebar. Bagaimana bisa?
"Kakak mah aneh. Gini deh. Kakak ngerasa nyaman nggak kalok sama Lexa? Kakak ngerasa deg deg an nggak kalok sama Lexa?" Tanya Alena.
"Iya. Kakak ngerasa nyaman gitu kalok deket sama Lexa. Kayak kakak deket sama kamu. Terus deg deg an? Dalam arti apa?" Tanya balik Algi
"Ya gitu. Kayak deg deg an gitu masak gatau." Kesal Alena.
"Gitu gimana sih? Len denger ya. Kakak nganggep Lexa itu udah kayak adik sendiri. Kakak nyaman sama dia soalnya dia friendly banget. Dia juga lucu. Suka ngehibur kakak. Sama kayak kamu." Jelas Algi dan lagi lagi membuat Alena ternganga.
"Kak. Kakak itu bego atau oon sih? Itu artinya kakak suka sama Lexa. Haduh kakak." Geram Alena.
"Lho. Berarti kakak juga suka sama kamu dong?" Tanya Algi menbuat Alena membola.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOKTER!!! I LOVE YOU
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEMEBELUM MEMBACA] Slow update ya cintah "Setelah kejadian kuping menguping percakapan Pak Algi sama mantan pacarnya gw semakin penasaran sama tu Dokter. TAPI, kenapa setiap gw deketin dia, ekspresinya tu lho gabisa...