Tringgg tringgg
"Pak telfon tu." Ucap Lexa sambil menahan rasa sakit yang ada di wajah nya.
"Sebentar nanggung ni. Kamu aja yang jawab." Jawab Algi masih fokus ke luka lembam Lexa.
"Halo ass-"
"ABANGGGG. Kamu ni dimana bang. Nggak pulang pulang dari tadi keluar nggak izin Bunda. Alen mana? Cepet pulang kalok nggak mau tidur diluar sama pak sapri!"
Belum sempat Lexa mengucap kan salam ehh udah disemprot aja sama orang yang ada di sebrang sana. Lexa menjauhkan ponsel Algi dari telinga nya.
"Duh telinga Lexa." Lirih Lexa mengusap usap telinga nya yang sedikit sakit karena teriakan orang itu.
"Kenapa xa? Siapa tadi yang telfon? Kok ekspresinya gitu banget sih." Tanya Algi
"Bunda Bapak kayaknya." Jawab Lexa masih setia mengusap usap telinga nya.
"Ha Bunda? Sini in."
"Udah dimatiin pak."
Lexa pun menyerahkan ponsel Algi, dan Algi pun mencari nama Bunda nya dan menelfon nya.
"Halo Bunda Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam. Kamu dimana bang. Cepet pulang."
"Algi lagi sama Lexa bun. Maaf tadi Algi nggak izin dulu hehehe. Buru buru tadi bun."
Terdengar disebrang sana Bunda Algi sedang menghela nafasnya.
"Yaudah Alen mana?"
"Gatau. Sama temen nya mungkin."
"Lah kamu lagi sama siapa?"
"Ni lagi sama Lexa hehehe."
"Ha lexa?! Yaudah gausah pulang aja gpp hihi. Dah ya Bunda tutup. Gamau ganggu kalian. Assalamu'alaikum"
"Wa'ala-"
Tut tut
"Ikumsalam"
"Kenapa pak?" Tanya Lexa tanpa menoleh kearah Algi. Dan masih setia MENGUSAP telinga nya. Buset dah.
"Gatau ni Bunda. Telinga kamu kenapa?" Tanya Algi yang sedari tadi melihat Lexa sedang mengusap usap telinga nya.
"Pengang hihi. Tapi Bunda Bapak teriak. Behh kaget Lexa pak."
"Yaampun sini saya liat." Ucap Algi langsung duduk disebelah Lexa dan menyampirkan rambut Lexa. Algi memegang telinga Lexa dan meniupnya membuat Lexa menjadi merinding.
Lexa terus memandang wajah Algi yang kelewat tampan itu. Saat Algi sadar bahwa ada seseorang yang terus memerhatikan nya. Algi pun mengalihkan perhatian nya dari telinga Lexa ke wajah Lexa. Alhasil sekarang mereka sedang tatap menatap. Asek.
Lexa terus mengamati wajah Algi. Mulai dari alis yang tebal mata dengan bola mata hitam nya, hidung mancung, pipi yang sedikit tirus. Dan bibir yang..Em.. Lexa menelan ludah nya dengan susah payah.
Begitupun dengan Algi. Algi terus menatap menatap dan menatap wajah Lexa.
"Duh kok jadi kayak film India gini sih. Malah tatap tatap an. Kan jadi deg deg an." Batin Algi.
"Huaa Mama baru tau Lexa kalok Pak Algi tu ganteng buanget huaa." Kali ini batin Lexa yang berbicara.
"Ayo Al, cium aja tu." Dewi batin Algi mulai mengompori Algi.
Algi mulai memajukan wajahnya membuat Lexa terkejut.
"Weh Pak Algi mau cium gw? Huaa Mama Lexa mau dicium." Batin Lexa
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOKTER!!! I LOVE YOU
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEMEBELUM MEMBACA] Slow update ya cintah "Setelah kejadian kuping menguping percakapan Pak Algi sama mantan pacarnya gw semakin penasaran sama tu Dokter. TAPI, kenapa setiap gw deketin dia, ekspresinya tu lho gabisa...