Two

3.5K 477 39
                                    

Klik bintang kalau kamu suka cerita ini.

.

.

Penghuni ruang makan tampak sibuk dengan hidangan di hadapan mereka, Bibi dorm baru saja datang membawa banyak makanan, wanita paruh baya ini akan datang seminggu dua kali, setiap datang beliau tidak pernah lupa membawa pakaian bersih dari laundry dan makanan enak, pekerjaannya di dorm tidak seberat sebelumnya,

Setelah manager memberi penyedot debu otomatis, member rajin menyalakannya, membiarkan benda itu berputar-putar mengelilingi dorm, membuat benda mungil itu berakhir terperangkap pada kolong sofa, atau berakhir di pojokan karna baterainya habis.

Mereka sering lupa mematikan benda itu, yang lebih kasihan lagi benda itu sering terjatuh karna ulah Chenle dan Jisung, si magnae ini sering mengganggunya berakhir membentur lantai, kalau saja benda itu bisa bicara sudahlah tamat riwayat dua anak nakal itu.

Bibi dorm akhirnya pamit setelah membereskan semua pekerjaan rumah, sebelum pergi dia selalu berpesan 'makanlah semua yang ada di lemari pendingin, jangan keseringan membuat makanan instan'

Kalimat itu sudah di luar kepala, dari dalam hati Jisung dan Chenle selalu merapalkanya, nanti setelah bibi pergi barulah mereka mengeluarkan isi didalamnya.

" mikinlih ying di limiri pindingin, jingin kisiringin mimbiwit mikinin instin" seperti itulah saat Jisung dan Chenle meledek Bibi dorm. Renjun dan Jaemin tertawa sedangkan Jeno hanya terkekeh.

Coba kalau Haechan tinggal di Dorm Dream mungkin suasana akan lebih ramai, tidak di pungkiri kalau cowok itu memiliki banyak otak untuk menemukan joke-joke lucu anti garing.

Jika ada Haechan keberadaan Renjun juga tidak akan terlalu mengenaskan seperti sekarang, duduk sendirian di ujung ruang tengah, sibuk berkutat dengan kuas dan kanvas.

Si Magnae Jisung dan Chenle langsung masuk kamar, Chenle asik tiduran sedangkan Jisung bermain game, anak itu punya hoby berternak kucing.

Dan dua penghuni lainya—

Jaemin keluar kamar mengenakan pakaian rapi, setelan warna baby pink sangat cocok untuknya, dia terlihat semakin cerah, tidak ada cacat sedikitpun, bahkan hanya mengenakan kaos sederhana pun si Jaemin tetap terlihat luar biasa.

Cowok ini diam-diam menatap semua pergerakan Jaemin, mulai dari membenarkan baju, merapikan rambut dan mengolesi bibirnya supaya lebih lembab.

Na Sempurna Jaemin.

" Renjun-a bagaimana penampilan ku?" tanya Jaemin tiba-tiba

Renjun meletakan kuasnya, dia tidak bisa membiarkan Jaemin menunggu, dimulai dari menatap wajah, turun ke bibir, turun ke lehernya hingga ke kaki, Jantung Renjun seperti mau meledak, bagai terkena setrum beberapa juta volt, yeah itu berlebihan, tapi bagaimana pun juga Renjun tidak bisa mengatakan pada Jaemin kalau dia sangat sempurna mengenakan pakaian itu, atau kau terlihat sangat tampan atau maukah kamu pergi jalan berdua bersama ku?

Renjun itu terkenal dengan ke savagenya, siapa yang tidak tau itu, berada di posisi yang bisa saja menjatuhkan harga diri, Renjun memilih untuk mengikuti perkataan sel rasional, tetap gunakan ke savageanya, terlepas apakah Jaemin akan terluka atau tidak.

Lalu Renjun memilih menunjukan dua jempol ke bawah, kepalanya menggeleng, siapa sangka Jika Jaemin akan memberikan ekspresi cemberut membuat Renjun merasa bersalah, seketika Jaemin mengerucutkan bibirnya.

" why?!" protes remaja yang lebih muda beberapa bulan dari Renjun.

Tawa Renjun terdengar, dia harus mencari cara " ya Jaeminah, kamu mengenakan kaos sobek-sobek juga kelihatan keren"

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang