IKIS_27

1.2K 181 42
                                    

A Fanfiction
.
.
IKIS_27
.
.
Na_Ren
.
.
J
.
.
Klik bintang kalau suka
.
.
Follow juga
.
.

Tiga manusia duduk berjejer, menikmati film scinefic yang di pilih Jisung, malam belum terlalu larut, Renjun juga belum pulang dari siaran radionya.

Edisi ngambek Jisung sudah berakhir, Jaemin harus meyakinkan Jisung supaya anak itu mau percaya padanya.

Meski pada akhirnya dia bilang kalau tidak ingin melihat Jaemin terluka.

Anak itu benar-benar menyayanginya.

Jisung duduk di karpet sedangkan Jaemin dan Jeno duduk di sofa, Jaemin menyandar sofa santai sedangkan yang lebih tua menikmati bahu kosong Jaemin, sesekali melirik wajah seriusnya, pandanganya yang tak pernah lepas dari scane layar tv, lucu sekali.

Sementara si magnae benar-benar terbuai dengan film, terhanyut dalam pikiranya sendiri tanpa menaruh curiga pada dua orang di belakangnya.

Dua cowok itu tidak melakukan hal aneh, hanya Jeno yang berbuat, fokusnya hanya pada ceruk panjang milik Jaemin, membuat cowok satunya menyernyit rishi, membuatnya harus membenarkan kerah bajunya beberapa kali.

Itu sangat lucu menurut Jeno, ia malah semakin berani mengecup ceruk itu, membuat yang lebih muda menoleh ke arahnya mendelik sebal.

Bibir tipis Jeno tersenyum ah lebih tepatnya menyeringai, cowok itu bahkan melingkarkan lenganya pada pinggang Jaemin tanpa mengalihkan pandanganya dari leher itu.

Jaemin mati-matian menahan suara. Usahanya untuk membuat Jeno pergi tidak kunjung berhasil yang ada dia malah mengeratkan pelukanya. Wajahnya yang merah menahan marah malah dibalas juluran lidah.

Tangan Jaemin sudah terangkat siap melayangkan bogeman, tapi pergerakan Jisung di depan mereka menghentikanya.

Jeno buru-buru menegakan tubuhnya "kamu ngantuk?" tanyanya.

Jisung menutup mulutnya sembari menguap " aku harus tidur" ucapnya, bersamaan suara bibi-bib dan cowok tertua di Dream menampakan diri.

" kalian nonton film tanpa mengajak aku rupanya" pekik Renjun.

Jaemin ikut meregangkan tubuh "aku rasa aku harus tidur juga"

" tega sekali kalian" cerucut Renjun.

Akhirnya Jaemin tetap disana, tidak tega juga, ah lebih tepatnya karna Jaemin belum ngantuk juga.

Ketiganya duduk berjejer di atas sofa, memilih film baru atas permintaan Renjun, ruang tengah yang sengaja di matikan semakin menambah kesan asik.

Jeno duduk diantara Jaemin dan Renjun, memfokuskan pandanganya pada tayangan film yang terputar meski diam-diam menyusupkan jemarinya di antara jemari Jaemin, anak itu tetap diam, pandanganya tetap tertuju pada layar, sedangkan otaknya berkali-kali menyeru bahwa tindakan ini salah, tapi dia pun tak bisa bergerak.

Sedangkan Renjun, diam-diam melirik lurus kearah Jaemin, menatap wajah serius Jaemin sampai membuatnya lelah, bahkan hanya terpantul sedikit cahaya, wajahnya tetap berseri, hingga tanpa sadar pandangan keduanya bertemu.

Renjun membalasnya dengan senyum begitu juga dengan Jaemin, hey ada apa dengan senyumnya, kenapa tidak secerah biasanya, apa ada yang melukai hatinya?

2 jam dengan film akhirnya selesai juga. Jaemin yang lebih dulu berdiri, meregangkan tubuhnya, sementara Jeno masih di posisi, dimana kepala Renjun masih setia di pangkuan, anak ini tidur di pertengahan film, Jeno membiarkanya saja karna mungkin Renjun memang kelelahan.

" angkat saja ke kamarnya" celetuk Jaemin.

Jeno menoleh tidak mengerti " aku gendong ke kamar Renjun?" tanyanya memastikan.

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang