Three

2.8K 400 14
                                    

Hay majikan
Sengaja nulis di atas biar di baca. Jadi cerita ini yang bakal di lanjut sampai tamat, untuk cerita missing Piece udah aku takedown.
Maaf ya buat yg udah dukung missing piece, tapi bakal di upd lagi suatu saat nanti.
Tq

.

.
Enjoy

.

Tidak bisakah mereka membuatnya tenang di pagi hari~

Renjun terbangun setelah benda berat menghantam tubuhnya, posisinya yang terlungkup membuat si pelaku semakin bertigkah di atasnya, si pelaku berbaring di atas tubuh Renjun menyilangkan tanganya di depan dada sementara pandanganya lurus ke langit-langit, si pelaku tidak kasian sedikitpun melihat tubuh kecil Renjun yang tergencet di bawahnya.

" berat bodoh!!" pekiknya.

Tawa menyebalkan milik JAEMIN terdengar, pekikan cowok di bawahnya tak merubah pikiranya untuk tetap seperti itu, sesekali ia malah menyunggingkan senyum saat Renjun mencoba bergerak, Jaemin jelas merasakan pergerakan di bawahnya, tapi dia tidak perduli.

Cowok itu harus kuat, masa gini aja gak bisa. Itu pikir Jaemin.

" aku gak bisa napas" kata Renjun pelan, sebenarnya Jaemin dengar tapi pura-pura tuli, dia menikmati sesi rebahan ini, dia malah merapatkan kepalanya di kepala hyungnya membuat belakang kepala mereka merapat.

" hyung-hyung ayo kita buat taruhan, kalau hyung bisa menggulingkan Jaemin nanti Jaemin traktir cookies"

Di posisinya yang tergencet seperti ini Jaemin masih sempat mengajak taruhan! Oh man nyawa Renjun hanya satu.

Oke itu sudah cukup membuat Renjun bersemangat untuk mendapatkan cookies, dengan sekali hentak tubuh Jaemin menggelinding merapat tembok, Renjun menoleh tak lupa wajah menyeramkan, Jaemin tersenyum hambar, memasang wajahnya memelas seperti memohon ampun.

Keduanya masih berbaring seperti itu, saling memandang satu sama lain, sejenak keheningan tercipta, membuat yang lebih muda tidak bisa menahan tanganya untuk tidak mengusak rambut Renjun hingga berantakan, bibirnya menciptakan lengkung indah yang memabukan.

Mungkin Jaemin terkesan main-main, sebisa mungkin Renjun menunjukan raut tanpa minat meski sebenarnya dadanya meletup-letup, terlebih ketika pandangan Jaemin semakin dalam memandangnya.

" aku belum siap tadi" protes yang lebih muda.

Renjun meraup tangan Jaemin dari kepalanya " aku bukan anak kecil" poutnya.

" kamu seperti bayi"

Siapa yang terima di panggil bayi, kalau Renjun sama sekali tidak terima, yang lebih tua tak segan memberikan pukulan di lengan Jaemin, biar saja kesakitan.

Lolongan Jaemin memenuhi asrama, Jisung yang pertama datang, melempari dua orang itu dengan makanan ringan di tangan, berharap dua orang itu segera mengakhiri kegiatan bodoh di pagi hari.

" ya Jisunga, jangan buat kotor dengan makanan mu itu" kata Renjun di sela-sela kegiatan.

Jisung tidak bergeming, dia masih melempari keduanya dengan senek'(?)

" mubazeer Jisunga" pekik Jaemin.

Si bungsu mengedikan bahunya lalu beranjak pergi. Sebagai penutup. Renjun menggeplak bokong Jaemin sekuat yang dia bisa, cowok ini tersenyum bangga, melihat Jaemin berjalan memegangi bokong itu sangat menyenangkan.

" pegang kata-katamu Jaeminah"

-

Acara yang cukup melelahkan akhirnya berakhir, senang sekali ada Haechan. kali ini, Renjun tidak perlu gabut duduk sendirian, tidak perlu ngebadut sendirian, ketawa sendiri liat hp, dia juga tidak perlu iri melihat Jeno dan Jaemin, biasanya Renjun seperti nyamuk, Jeno akan menghabiskan waktunya di ruang tunggu bersama Jaemin, Chenle lebih sering tidur sedangkan Jisung lebih suka game, kalau tidak- Jeno akan bermain game, sedangkan Jaemin akan memperlakukan Jisung seperti bayi, sedangkan Renjun..

I know I'm stupid ( Jaemren)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang