[Konflik sedikit membingungkan. Hanya ada 1000-1400 kata setiap part.]
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata 'geng'? Apakah bayanganmu akan seperti kebanyakan orang? Mereka berpikir kalau sebuah geng hanya untuk anak-anak berandal dan tidak t...
"Kalian gak perlu bersikapseolah-olah anak Rebell yang selalu disalahkan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelendra melahap habis tahu gorengnya, dia tidak berniat untuk menyisakan sedikit saja untuk Abinra. Iya, Abinra. Sejak kejadian di kantin itu, Abinra menelfon Kelendra untuk menemaninya. Dan beruntungnya gadis bodoh itu mau.
"Len, perasaan gue yang goreng tuh tahu," protes Abinra yang tidak direspon oleh sang pelaku.
Kelendra membuat senyum yang sangat lebar, mengamati rumah cukup luas itu.
"Tumbenan lo nyuruh gue kesini, Bin. Biasanya 'kan duo sama Aeyza." celetuknya.
Sagala tiba-tiba turun dari lantai dua, menghampiri adik dan teman bodohnya itu dengan baju yang sedikit menampilkan perutnya.
Mungkin Abinra sudah terbiasa dengan hal itu, tetapi Kelendra membuka mulutnya lebar. Tidak mempercayai bahwa Sagala mempunyai bentuk perut yang ah──
"Tutup mulut lo, nanti kemasukan lalat," ucap Abinra sambil menyumpalkan tahu goreng yang tersisa ke dalam mulut Kelendra.
"Pweh pweh, keselek gue anjing!" seru Kelendra tidak terima.
Melihat kekacauan di sana, Sagala tertawa kencang sembari memegangi perutnya. Membuat Kelendra kehilangan akal karena perut sixpackmilik Sagala.
"Oi udah oi liatin nya, dosa." Sagala menjitak pelan kepala gadis itu, Abinra hanya tertawa di buatnya.
Kelendra memegangi kepalanya itu, sakit.
"Suruh siapa sih pake baju yang kurang bahan bener," ucapnya protes.
Sagala menaikkan alisnya, dan membuat ekspresi yang membuat Kelendra hampir menaboknya.
"Jadi," gantungnya, "lo nafsu sama gua, Len?"
"ENAK AJA. GAK, YA BRENGSEK!"
Sekali lagi, Abinra dan Sagala dibuat tertawa dengan tingkah bodoh gadis itu. Ah Abinra merasa bahwa dia menghubungi orang yang tepat untuk menghiburnya.
"Omong-omong, Sakala pergi kemana?" tanya Kelendra, pasalnya sedari Ia sampai dirumah ini, lelaki itu tidak menampilkan batang hidung nya sama sekali.
"Kencan," jawab Abinra.
Dahi Kelendra mengerut, "Sama?"
Abinra memiringkan kepala nya dan menjawab, "Minerva."