16. Lokasi

152 43 22
                                        

Matahari sudah berganti dengan bulan, begitu pula hari, bahkan minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah berganti dengan bulan, begitu pula hari, bahkan minggu.

Ini minggu ke-3 yang dilalui Abinra bersama Baskara ──masih di rumah usang itu. Abinra sendiri tidak tahu kenapa Baskara tidak mau mengajaknya ke rumahnya, atau ke tempat yang lebih layak misalnya.

"Huft, kangen juga sama Si Kembar."

Abinra menghela nafas, ingin segera pergi tidur sebenarnya. nmmun, suara ketukan dipintu kamar mengusik dirinya.

Klek.

Menundukkan kepalanya, Abinra tidak berminat untuk menatap siapa yang datang ke kamarnya. Ia sudah tahu dengan jelas bahwa yang mengetahui Abinra di dalam kamar ini adalah Baskara, Vanilla, dan anggota Pradista. Ah iya, Arsya juga ──walaupun lewat jendela saja.

"Gue gak laper."

Ucapan Abinra terhenti kala dirinya dipeluk erat oleh sosok dihadapannya itu.

"Heh, heh pelecehan! Main peluk-peluk aja!" Abinra memberontak-kan dirinya di dalam pelukan sosok itu, memukul-mukulnya dengan tenaga yang dibilang cukup bisa membuat sosok itu mengaduh.

"Lo apaan sih, gak jelas banget──" suara Abinra terhenti ketika melihat bahwa orang yang ada dihadapannya, "──Alvin, lo ngapain di sini?!"

Abinra dengan cepat menarik lengan pemuda itu, membawanya masuk kedalam kamar dan menutup pintunya, bahkan dikunci.

"Justru gua yang harus nanya sama lo," gantung Alvin. "Lo ngapain di tempat ini, Bin?"

Tidak menjawabnya selama beberapa saat, Abinra masih memikirkan ingin menjawab apa.

Alvin menjentikan jarinya, membuat Abinra sedikit terkejut karena suara tiba-tiba itu.

"Ah gua tau! Lo ... yang jadi pacarnya Baskara?" Alvin mengubah mimik mukanya menjadi serius.

Abinra meneguk salivanya sendiri, terlalu gugup untuk menjawab. "A- anu...."

"Kenapa lo mau?"

"Hah?"

"Kenapa lo mau jadi pacar Baskara?"

"Oh, karena gue mau."

Tak!

Jentikkan jari Alvin mendarat mulus di dahi Abinra, gadis itu mengusapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Jawab yang bener!"

REBELLION (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang