Setelah menelfon Minghao, kaupun membersihkan diri lalu keluar kamar. Mengingat kewajibanmu yang tidak bisa ditinggalkan. Apalagi kau habis kedatangan tamu. Mungkin saja apartemen ini sangatlah berantakan
Saat kau sampai diruang keluarga yang juga ruang tamu. Kau melihat Jisoo yang sedang tertidur di sofa. Kau menebak pacarnya sudah pulang sejak tadi.
Kau sangat suka melihat wajah Jisoo seperti ini. Dia seperti cheonsa (malaikat) ketika sedang tidur.
Kau terkejut saat badanmu di tarik. Kau bahkan tidak tahu kenapa kau sudah berada diatas Jisoo. Yang jelas, ini tidak baik.
'Bodoh!!! Jantung jangan berdetak terlalu cepat!' Rutukmu karena otakmu memberikan sinyal pada waktu yang salah. Sehingga reaksi tubuhmu tak bisa kau kendalikan dan ini bencana.
'Bagaimana caranya aku meloloskan diri dari sini? Dan kenapa tangannya memelukku?!' Batinmu. Kau bertambah panik dan akhirnya kau sadar bahwa Hong Jisoo tidak tidur. Itu membuatmu tambah malu dan tanpa sadar menyembunyikan wajahmu di dadanya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jisoo padamu. Harusnya kau yang bertanya seperti itu?! Kaupun mulai mengumpulkan kesadaran dan keberanianmu.
"Bisa kau lepaskan aku?" Tanyamu dengan berani. Hal yang menjengkelkan di sini adalah... Hong Jisoo yangmemelukmu semakin erat dan mengangkat sebelah alisnya dengan mengejek.
Apa yang terjadi dengannya sangat aneh. Dia tidak pernah bersikap seperti ini padamu dan yah... dia punya pacar... tunggu..
"Hong Jisoo-ssi lepas!" Kau mulai membentaknya. Ini tidak baik, kau bahkan sudah berniat melemparkan dokumen perceraian di depan matanya. Tapi kenapa dia malah bersikap seperti ini?
"HONG JISOO!!!"
"SHIREO!" Jawabnya membuatmu kaget. Dia sudah gila. Ya dia pasti sudah gila. Apa orang ini sedang mabuk..? tidak ada bir di sini. Namun, wajahnya merah... oke dia mabuk...
"Lepas!!! Nanti Chaerim marah!!!! HONG JISOO!!" Ucapmu memperingatkannya.
"Kau istriku..." kau terdiam. Itu memang kenyataannya. Kau masih istrinya dan kau masih belum melemparkan dokumen perceraian didepan matanya...
"Tetap saja... lagi pula kau dan aku akan bercerai." Ucapmu secara blak-blakan membuat Jisoo menatapmu dengan sinis dan mencengkram lenganmu dengan kasar
"Apa maksudmu?!" Tanyanya sembari menatapmu dengan tajam.
"Itu kan hal yang sudah jelas... kau pasti akan menceraikanku nanti. Ah apa perlu aku memberikan sertifikatnya padamu minggu ini. Kan bagus jika kita bercerai kau dan aku bebas dan..." kau terdiam saat Jisoo tiba-tiba menarik tengkukmu dan kenyatukan bibir kalian berdua secara singkat
"Bisa kau berhenti berbicara" ucapnya sembari menatapmu yang hanya bisa melongo
"Aku tak akan menceraikanmu..." ucapnya kembali sembari menatapmu dengan sendu. Kau segera kembali ke realita.
"Jangan bercanda. Lepas" perintahmu padanya.
"Aku tak bercanda... kau yang berpikir terlalu jauh Y/n! Kita sudah menikah selama 2 tahun dan..." belum sempat Jisoo menyelesaikan ucapannya kau langsung memotongnya
"Dan selama itu kita hidup secara mandiri. Kau punya kehidupanmu dan aku punya kehidupanku. Tidak perlu membawa-bawa status kita sekarang. Sebentar lagi aku akan memberikan dokumen perceraian itu padamu" ucapmu dengan tegas membuat Jisoo mengendurkan pelukannya padamu. Kau tidak menyianyiakan kesempatan itu untuk bangkit dan segera kembali ke kamarmu.
Kau bertekat untuk tidak termakan ucapan Jisoo... mengeraskan hati disaat seperti ini mungkin adalah jalan keluar terbaik. Jika tidak, keegoisan itu akan datang dan mungkin saja kaulah yang akan jatuh nantinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/163449891-288-k393170.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine: Be mine?
FanfictionImagine Oneshot You and Seventeen member Season 1 (end) Season 2 (end) Special part (End)