Alunan melodi yang indah membuat dirimu terpukau. Kau terus waspada terhadap sekitarmu agar tak ada yang curiga apalagi namja yang sedang bermain piano di dalam ruangan itu
Kau mengintip Jihoon, namja yang kau sukai. Kau menyukainya sudah sejak lama ah tidak lebih tepatnya mencintainya. Kau juga tidak tau sejak kapan perasaan cinta itu muncul karena awalnya kau hanya mengagumi permainan pianonya. Biasanya kaum hawa akan mengatakan hal pertama yang membuat dirinya jatuh cinta pada Jihoon adalah wajahnya yang tampan dan juga imut secara bersamaan.
Kau tahu betul bahwa dia tidak suka dikatakan imut. Kau juga tahu betul bahwa dia adalah namja dingin.
Kau dengan cepat pergi dari sana karena kau hampir saja ketahuan olehnya. Jihoon memang bukan namja yang populer di sekolah ini seperti Mingyu tapi tidak menutup kemungkinan banyak yang menyukainya dan kau juga masuk di dalamnya.
"Sampai kapan dia mengintipku terus?" gumam Jihoon pada dirinya sendiri
Kau melakukan kegiatanmu seperti biasa. Kau sering mengikutinya yah bisa di bilang kau adalah seorang stalker. Kau tahu ini sangat tidak baik tapi entah mengapa kebiasaanmu yang satu ini sulit untuk dihilangkan atau lebih tepatnya kau masih belum memiliki alasan untuk berhenti.
'Kenapa dia berhenti?' kau terkejut ketika dia berbalik dan melihat ke arah jendela. Kaupun spontan berbalik dan melangkah pergi
"Hampir saja" kau masuk ke kelas dan duduk di bangkumu
"Dari mana saja kau?" tanya seorang sahabatmu. Kaupun hanya bisa tersenyum manis menatapnya. Sahabatmu mengerti dan malah menghembuskan nafasnya.
"Sampai kapan kau seperti ini?" kau pun mengangkat bahumu dan menatapnya seperti anak kecil
"Mungkin sampai dia punya pacar" sahabatmu menatap tidak percaya padamu.
"Dan kau akan sakit hati dan menangis sepanjang malam begitu?" kau terdiam. Itu ada benarnya juga. Ini memang bukan pertama kalinya kau menyukai seseorang dan sahabatmu tahu betul kau bukan hanya menyukai Jihoon tapi sudah masuk pada tahap cinta"Kau bisa mengertikan?" kau pun mengangguk padanya dan kalian mulai membicarakan hal lain
***
Kau berjalan riang dengan sekotak kado yang ada di tanganmu sembari menyusuri koridor sekolahmu. Kau berniat untuk menemui Jihoon secara langsung dan memberikannya kado itu.
Kemarin Jihoon memenangkan perlombaan musik antar sekolah dan membawa piala bertuliskan juara 1 beserta sertifikat atas namanya dan ya tepat hari ini dia berulang tahun jadi kau menyiapkan hatimu sejak semalam hanya untuk menemuinya
"Hm..? Di mana dia?" kau menoleh ke sana kemari berharap menemukan Jihoon tapi kau tak melihatnya.
"Haruskah aku memberikannya saat pulang nanti? Biasanya dia akan ada di ruang musik" kau berbicara sendiri dan memutuskan untuk memberikan hadiahnya sepulang sekolah. Kau memasuki kelas yang masih sepi dan menggunakan headset lalu memutar lagu. Tanpa kau sadari, satu-persatu teman-temanmu mulai datang dan pelajaranpun di mulai
Setelah 4 jam kalian belajar. Akhirnya bel istirahat berbunyi dan kau pun bersemangat di buatnya. Kau dan sahabatmu memutuskan untuk pergi ke kantin untuk makan siang. Di sana kau dapat melihat Jihoon sudah di kerumuni banyak orang yang semuanya merupaan yeoja. Di meja Jihoon juga terdapat setumpuk kado yang membuat nyalimu menciut.
"Y/n kenapa diam saja? Ayo!" kaupun beranjak dan memakan makanan milikmu dengan tidak berselera.
~pulang sekolah
Kau memantapkan dirimu untuk memberikan kado itu. Kau tidak mungkin membuang hadiah itu jika tidak memberikannya pada Jihoon. Kau menuju ke arah ruang musik dan membuka pintunya secara perlahan. Hatimu sakit melihat dirinya mencium gadis lain. Kau menjatuhkan hadiahmu sehingga membuat mereka menatap ke arahmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine: Be mine?
FanfictionImagine Oneshot You and Seventeen member Season 1 (end) Season 2 (end) Special part (End)