Kau sudah hidup bersama dengannya selama 2 tahun dan selama itu pula kau tak pernah di sentuh olehnya. Bahkan, kalian tidur di kamar yang terpisah semenjak menginjakkan kaki ke tempat ini.
Entah upaya apa lagi yang harus kau lakukan agar dia dapat mengakui keadaanmu sebagai seorang istri. Jangankan mengakuimu, kau bahkan tak tahu bagaimana cara agar dia bahagia.
'Ataukah dengan berpisah denganku dia akan bahagia?' Kau menggelengkan kepalamu dengan cepat.
'Cklek' suara pintu terbuka dan kau buru-buru menuju ke arah suara. Berniat untuk menyambut orang yang datang. Kau berpikir bahwa yang datang adalah suamimu.
'Ini tidak baik' batinmu mengerutu
"Mama! Kenapa mama datang?" Tanyamu sembari membantu ibumu membawa barang yang di bawanya ke dalam
"Apa aku tidak boleh mengunjungi putriku sendiri?" Kau menggelengkan kepalamu sebagai jawaban.
"Aku tidak bermaksud begitu mama. Hanya... tumben saja mama datang" kau berusaha untuk mencari berbagai alasan.
"Sudahlah. Di mana suamimu?" Tanya ibumu sembari mendudukkan diri di sofa ruang tamu.
"Dia sedang bekerja , Ma" ibumu menggelengken kepalanya mendengar jawabanmu. Kau pun hanya bisa tersenyum canggung
"Y/n dengar. Ini bukan pertama kalinya aku kemari. Tapi tidak pernah sekalipun aku melihat Jisoo saat mengunjungimu."
"Dia orang yang sibuk, ma" elakmu
"Apa kau pikir aku sebodoh itu untuk berkunjung di malam hari seperti ini? Aku tahu harusnya dia sudah pulang sejam yang lalu" ujar ibumu.
"Ma, dia adalah seorang ceo. CEO. Semakin tinggi pangkatnya. Maka semakin banyak tanggung jawabnya" ucapmu sebagai alasan.
"Apa kau pikir papamu bukan ceo di perusahaannya dulu?" Skak,Kau tak bisa menjawab sekarang.
Kau adalah putri sulung keluarga oei. Kau berdarah china dan pernikahanmu dengan Jisoo merupakan alat kerja sama perusahaan. Begitu pula dengan ayah ibumu dulu. Namun buktinya mereka hidup saling mencintai dan menghargai sampai sekarang.
"Oei Y/n, saat dulu aku dijodohkan dengan papamu. Kami juga mengalami masa-masa canggung bersama. Aku sudah menceritakan kisah itu padamu berkali-kali. Tidak mungkin kau melupakannya"
Tidak mungkin kau melupakan kisah percintaan ayah ibumu. Kau selalu mendengarkan sequel yang sama ketika masih di china.
" Aku tahu, maa. Tidak terjadi apa-apa di antara kami. Mama tidak perlu khawatir"
"Y/n dengar. Kau adalah anakku dan selamanya adalah anakku. Kau selamanya adalah Oei Y/n bagiku bahkan bila namamu sekarang adalah Hong Y/n. Bila kau ingin kembali, kami selalu terbuka padamu"
"Aku mengerti"
Tidak lama setelah itu suara pintu kembali terdengar dan muncullah Hong Jisoo suamimu. Terlihat bahwa dia cukup terkejut akan kehadiran ibumu sekarang
"Anyeonghaseyo eommonim" ucapnya sembari membungkukkan badannya. Walaupun sejak tadi ibumu dan kau berbicara dengan bahasa china dan ibumu tidak terlalu mengerti bahasa korea. Tapi setidaknya, Dia masih mengerti kata anyeonghaseyo dan saranghae .
"Mama pulang dulu karena suamimu sudah pulang" kau mengantar ibumu sampai ke pintu depan.
"Hati-hati ma" ketika sudah melihat mamamu masuk ke dalam mobil dan pergi, kau kemudian menutup pintu. Namun, saat berbalik kau mendapati Jisoo menatapmu dengan lekat.
"Ada apa?" Tanyamu bingung.
"Apa yang eommamu katakan tadi?" Tanyanya.
"Tidak ada hal yang penting." Kau cukup heran mengapa dia bertanya seperti ini. Namun, kau memilih untuk tidak mempermasalahkannya. Kau memilih untuk kembali masuk ke kamarmu. Tapi, baru saja kau akan pergi, tanganmu sudah ditahan olehnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine: Be mine?
Fiksi PenggemarImagine Oneshot You and Seventeen member Season 1 (end) Season 2 (end) Special part (End)