Hamparan pegunungan memanjakan matamu, udara yang bersih dan satu hal lagi, jauh dari Perkotaan. Kau menatap keluar jendela, sangat tidak mungkin mendapatkan pemandangan ini saat ada di perkotaan. Salju yang turun memang menghambat perjalanan kalian. Namun di luar itu, perjalanan ini sangatlah damai.
Go Hana, Sahabatmu. Dialah yang mengajakmu menghabiskan 2 minggu waktu liburan musim dingin di desa kakeknya. Letaknya berada di pegunungan. Terlebih lagi, bulan ini sudah memasuki musim salju. Daerah pegunungan selalu mendapatkan bagian salju paling banyak dan suhu yang sudah pasti lebih dingin.
Kalian berangkat berdua dengan menggunakan bus. Hana datang kemari untuk menemui kakeknya - walau sebenarnya dia datang untuk menemui pacarnya-. Sedangkan, kau datang hanya untuk menenangkan diri. Bukannya apa-apa, hanya saja sebagai mahasiswa kita pasti pernah merasakan tekanan juga kan. Akhirnya kau ikut menghabiskan waktumu sekalian menemani Hana.
Tak terasa, kalian sudah sampai. Memang sih tidak terasa bagi dirimu tapi begitu kau turun dari bus, kau langsung merasakan efek dari duduk seharian di dalam bus. Sedangkan Hana,- mungkin karena dia sudah sering datang kemari- begitu dia turun dari bus dia langsung mengambil koper di bagasi.
"Y/n palli." Panggil Hana padamu. Kau masih berusaha menghilangkan rasa keram di pantat juga kakimu. Sungguh jika tahu sepegal ini, kau akan memilih untuk berbaring seharian di rumah orang tuamu selama liburan.
"Iya." Kau berjalan ke arah Hana. Dia sudah memegang kopermu dan kopernya sendiri. Kalian berjalan keluar terminal. Kalian menunggu jemputan sedangkan Hana sedang menelpon. Hebat, kau terkacangi sekarang.
"Hana-ya.!"
"Oppa!" Hana melambaikan tangannya ke udara. kau hanya menatap mereka cuek. Mungkin karena kau tidak mengerti bagaimana rasanya berpisah dengan pacar berbulan-bulan. Pacar? kau bahkan tidak pernah melepas status single sejak lahir. lagi pula studimu adalah yang paling utama walau entah kenapa ayah ibumu selalu mendesakmu membawa seorang namja untuk menemui mereka. Hey! Kau bahkan belum berusia 30 tahun.
Namja itu sudah berada di hadapan Hana entah sejak kapan dan dia tidak sendiri, ada seorang namja lagi di belakangnya. Kau menatap namja itu. Dia memiliki hidung yang kelewatan mancung, apa boleh kita bandingkan hidungnya dengan nenek sihir? Oke, itu tidak sopan. Sepertinya dia menyadari bahwa kau menatapnya karena dia tersenyum kepadamu. Kau mulai merasa malu karena ketahuan menatapnya dan akhirnya kau hanya tersenyum sebagai balasan
"Y/n"
"Ya?"
"Ini Kwon Soonyoung pacarku. Soonyoung oppa ini sahabatku namanya Y/n" Kau bersalaman dengan namja yang notabene adalah pacar Hana.
"Oh iya aku sampai melupakan keberadaanmu." Hah? Keberadaan siapa? Keberadaan Y/n? Apa Kwon Soonyoung sedang mengibarkan bendera tidak suka padamu sekarang?
"Ini temanku Lee Seokmin." Seokmin terlihat memukul pundak Soonyoung karena terlihat mempermalukan dirinya di hadapan para gadis. Sedangkan, kau cukup beruntung tidak mengeluarkan isi hatimu tadi. Jika tidak, mungkin saja sekarang wajahmu sudah jatuh ke lantai.
"Lee Seokmin." Ujarnya sembari bersalaman dengan Hana dan dirimu. Kau cukup kaget saat kalian berdua bersalaman. Hanya aneh saja, mungkin itu efek tidak pernah pacaran semenjak lahir.
Soonyoung mengantar kalian dengan mobil kecilnya. Hanya saja sekarang ini kau sedang merasa risih. Seumur-umur kau sangat membatasi dirinya dengan orang yang belum dekat denganmu. Namun sekarang, kau malah duduk bersampingan dengan Lee Seokmin di jok belakang. Bukan tanpa alasan, itu semua karena 2 manusia yang berpasangan memilih untuk duduk bersampingan di depan. Sebagai manusia yang single, kau memilih mengalah saja, toh Hana sudah lama tidak bertemu pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine: Be mine?
FanficImagine Oneshot You and Seventeen member Season 1 (end) Season 2 (end) Special part (End)