Truth or Dare. Pasti tidak asing lagi di telinga kalian. Benar. Game yang selalu ada di setiap momen, di setiap waktu dan di setiap lokasi. Bisa dikatakan permainan ini sangat populer karena seru. Tapi bagiku, permainan ini terkutuk.
Aku selalu bertanya-tanya siapa yang membuat permainan terkutuk ini. Oke, honestly aku juga pernah menyukai permainan ini pada masa-masa sekolah. Tapi, permainan ini akan jadi neraka bagi kalian saat umur kalian legal. Apalagi jika circle pertemanan kalian berisi manusia laknat keturunan dakjal. Ups... rahasiakan kalimat tadi.
Biar kujabarkan. Saat masih sekolah, jika seseorang memilih truth, pasti hanya keluar pertanyaan basic. Misalnya, kau suka siapa? Siapa mantanmu or siapa gebetanmu? Dan jika dia memilih dare, paling-paling ditantang untuk menabok teman, berteriak di koridor atau hal-hal yang masih dalam batas wajar.
Tapi semua permainan menyenangkan yang ada dibenak para remaja itu akan berbeda saat umur mereka sudah legal. Ku garis bawahi. DEWASA. Kuberitahu padamu, mereka akan memberikan pertanyaan ataupun tantangan yang irasional. Apalagi jika didampingi soju. Habislah kau.
Aku menjelaskan ini karena aku peduli pada kalian. Maksudku, jangan bernasib sepertiku. Yup, aku sedang berhadapan dengan permainan terkutuk bernama truth or dare. Sialannya lagi, circleku sangat dakjal. Sebut saja Jeonghan, Seungcheol, Jun, Bina dan Hana. Bukan sebut saja, memang itu circleku.
Ups, tidak ada yang berpacaran di circle kami. Aku tahu diantara kalian pasti ada yang mengira kami berpasang-pasangan. Jadi aku menjelaskannya.
"Yak! Tunggu apa kalian, cepat putar botolnya!" Ujar Seungcheol sembari memelototkan matanya. Dia terlalu bersemangat sekarang.
"Sabar! Botolnya belum kosong," Balas Hana sembari mengosongkan isi botol pada gelas nya. Setelah botol soju kosong dan diletakkan di Tengah. Kami duduk membentuk lingkaran. Kira-kira begini posisi duduk kami.
Ah iya, kami sedang merayakan ulang tahun Jun. Sebenarnya itu cuman pengalihan isu karena Seungcheol dan Jeonghan menjadikannya alasan agar bisa minum-minum lebih banyak. Cih dasar namja.
"Aku akan jelaskan peraturannya. Jadi, kalian tidak boleh menolak truth atau dare yang diberikan. Tidak ada toleransi. Terus, siapa yang terpilih harus menghabiskan isi gelasnya. Target dare hanya boleh orang-orang yang ada di dalam ruangan ini. Dare hanya boleh dilakukan saat ini juga. Dare juga limitless maksudku tidak ada batas dalam pemberian dare begitu juga truth. Bagaimana?" Jelas Hana. Aku mengangguk mengerti.
"Bagus. Aku setuju-setuju saja," Jawab Bina.
"Cah... sebelum memutar botol. Kosongkan gelas kalian," Jeonghan mengangkat gelasnya, di ikuti oleh kami.
"Bersulang," Begitu bunyi benturam gelas terdengar, kami segera mengosongkan gelas. Seungcheol mendapatkan kesempatan memutar botol karena dia yang paling tua di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine: Be mine?
FanfictionImagine Oneshot You and Seventeen member Season 1 (end) Season 2 (end) Special part (End)