PART 26

5K 262 45
                                    

Happy Reading.....

1 Bulan berlalu.........

Devan masih setia dalam pejamnya. Seolah tak ingin kembali, Wiliam terus menggenggam tangan Devan yang terasa dingin. Dirinya sangat menyesal telah memperlakukan Devan dengan kasar, Dia tak bisa tidur dengan nyenyak karena terus dihantui rasa bersalah...

"Kapan bangun Heum. Ayah minta maaf"Ucap Wiliam lirih.

"Disana sangat indah kah. Kenapa gak mau bangun"Ucap Wiliam yang tertelan udara

"Kamu gak kasian sama Opa. Opa melanun terus mikirin Kamu"Ucap Wiliam

"Kata Opa Kamu lulusan terbaik diUSA. Ayah bangga sama Kamu, maafin Ayah Dev"Ucap Wiliam mencium tangan Devan dan menangis tersedu-sedu

"Kamu ketemu Adek ya dan jagain Adek disana. Makanya Kamu gak mau bangun "Ucap Wiliam lirih

Wiliam tersentak kaget saat tubuh Devan mengejang hebat membuatnya panik dan langsung memencet tombol darurat..

"Dev. Ayah tahu Kamu kuat jangan tinggalin Ayah Son"Ucap Wiliam lirih. Hingga seorang suster menarik paksa dirinya untuk keluar..

Reiza langsung memeriksa kondisi Devan dengan teliti dan menyuntikan Obat ke lengan Devan. Beberapa saat kemudian mata Devan mengerjap pelan Reiza tersenyum tipis melihat mata yang selama ini tertutup rapat kini mulai memperlihatkan binarnya...

"Dev"Panggil Reiza. Devan mengedarkan pandangannya kesegala penjuru ruangan..

"Devano"Panggil Reiza lembut. Devan menoleh kearah Reiza dan menatap Reiza bingung

"Ada yang sakit"Tanya Reiza. Devan mengerjap pelan sebagai jawaban, badannya terasa sangat lemas bahkan untuk bicara pun sulit..

Devan menatap sekitarnya dengan tatapan kosong. Dia bingung apa yang terjadi padanya..

"Kamu istirahat ya. Ayah kamu dan yang lainnya ada diluar"Ucap Reiza mengusap pelan surai Devan setelah itu langsung pergi diikuti Suster yang membantunya..

"Rei. Gimana keadaan Devan"Tanya Wiliam. Reiza menatap Wiliam sekilas setelah itu menatap Adiknya yang sedang menatapnya penuh tanya..

"Keadaannya membaik. Devan sudah siuman"Jawab Reiza membuat mereka tersenyum

"Syukur lah. Terima kasih Rei"Ucap Wiliam. Reiza menatap Wiliam datar setelah itu langsung pergi

"Kakak Lo tuh Dek"Ucap Vano kesal

"Emang kata siapa bukan"Jawab dan tanya Priska "Om gak masuk kedalam kita nanti aja"Ucap Priska

"Kalau gitu Saya masuk dulu"Ucap Wiliam.

"Dev"Panggil Wiliam duduk disamping Devan. Devan menoleh dan menatap heran kearah Wiliam

"Maafin Ayah"Ucap Wiliam menggenggan tangan Devan. Devan menatap tangannya yang digenggam Wiliam..

"Kamu kenapa heum. Ayah minta maaf sama kamu, Ayah tahu kesalahan sulit untuk kamu Ayah minta maaf Boy"Ucap Wiliam lirih. Devan tak menjawab Dia hanya diam dengan pandangan kosong...

"Keluar"Ucap Devan dingin

"Dev"Panggil Wiliam lirih

"Saya mau sendiri"Ucap Devan dingin dan melepaskan tangannya dari genggaman Wiliam

"Nggak. Tolong maafin Ayah Dev"Ucap Wiliam

"KELUAR"Ucap Devan penuh penekanan walaupun rasa sakit menyerang kepalanya..

"Iya Ayah keluar. Kamu istirahat ya"Ucap Wiliam saat akan mensusap kepala Devan tangan Devan menepis pelan lengannya membuat hati Wiliam berdenyut nyeri.

DEVANO [REVISI ULANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang