@nyfaa220
[Iya, gue Nayfa. Masih inget ternyata. Gimana? Di SMA lo masih di-bully? Ada yang bantuin lo gak ngelawan pembullynya?]Aleena terkejut. Ternyata pemilik akun itu memang Nayfa---sahabatnya sewaktu SMP dulu. Nayfara Itharanie Wijaya, ia terlahir di keluarga sederhana. Tapi semenjak orang tuanya berpisah, ia tinggal bersama tantenya, dan omnya.
Tante dan omnya adalah keluarga konglomerat. Bisnis mereka dimana-mana, hingga ke luar negara. Mereka juga punya hotel, villa, dan kafe. Tapi sayang, sudah hampir 15 tahun mereka menikah belum juga dikaruniai anak. Maka dari itu, mereka dengan senang hati mengurus dan membimbing Nayfa.
Menurutnya, Nayfa adalah gadis cantik, baik, dan ramah. Rambut lurus sepinggangnya, tampak berkilau terkena sinar mentari. Cantik. Ia adalah satu-satunya siswi yang mau berteman dengan Aleena. Bahkan, tak jarang dulu Nayfa membantu Aleena menghadapi pem-bully yang berusaha melukainya. Dialah penyemangat dan pahlawan bagi Aleena.
@nyfaa220
[Maaf, ya, Al. Waktu gue pindah ke Kanada gue gak kasih tau lo. Gue di sana sama kakak gue. Bukannya gue gak mau kasih tau lo, tapi ... gue gak sanggup kasih tau lo, karena gue tau lo bakal sedih. Maaf banget, ya, Al.]Senyum Aleena merekah. Ternyata Nayfa tak seperti yang ia pikirkan. Nayfa bukanlah orang yang mudah meninggalkan seseorang tanpa kepastian. Ternyata dulu ia pergi ada alasannya.
@aleenafa_
[Iya, gak apa-apa. Aku juga gak di-bully lagi kok. Sekarang kamu lagi dimana? Masih di Kanada?]Tak menunggu waktu lama, gadis di seberang sana langsung membalas pesannya.
@nyfaa220
[Gak. Gue gak di Kanada lagi. Sekarang gue udah di Indonesia.]Aleena terbelalak membacanya. Sepertinya peluang untuk bertemu kembali dengan sahabat lamanya semakin besar.
@aleenafa_
[Seriusan? Sekarang kamu dimana?! Kamu masih di rumah tante kamu, 'kan?]@nyfaa220
[Iya, aku masih di rumah itu kok. Oh, iya, aku mau kasih kejutan buat kamu. Kamu tunggu aja, ya. Bye, Al!]"Kejutan? Kejutan apa?" Aleena bergumam.
Ia melirik jam di ponselnya, ternyata sudah setengah tujuh. Untungnya ia sudah memakai seragamnya. Ia tinggal sarapan dan berangkat ke sekolah. Sebenarnya Seno melarang adiknya sekolah hari ini. Katanya Aleena masih terlihat lemas, ia takut terjadi apa-apa dengannya. Namun, Aleena tetap ingin sekolah. Ia rindu teman-temannya, sudah lama tak berjumpa.
Ia menuruni anak tangga. Tak lama ia sampai di meja makan. Sesuai dugaannya, kakaknya sudah berada di sana, ia sedang menyantap sarapannya.
"Pagi, Kak!" sapa Aleena semangat, walau wajahnya masih sedikit pucat.
"Pagi, Al," balas Seno. Aleena duduk di hadapan kakaknya. Ia mengambil roti dan mengoleskan selai coklat kesukaannya.
"Yakin hari ini udah mau sekolah? Kuat?"
"Kuat, Kak. Al udah gak apa-apa kok," tutur Aleena.
Seno menatap adiknya yang sedang melahap roti tak yakin. Wajhnya masih pucat. Ia takut terjadi apa-apa padanya, tapi ia tetap berpikiran positif.
***
Aleena telah sampai di kelasnya. Ia disambut oleh teman-teman sekelasnya. Bukan itu saja, du koridor sekolah tadi juga banyak yang menyapanya. Padahal Aleena tak mengenal mereka.
"Aleena!" seru Jenny dan Syila langsung memeluknya.
"Gue kangen tau sama lo." Jenny meneteskan air matanya. Tak disangka temannya yang sudah seminggu lebih terbaring di ranjang besi itu sudah berada di hadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aldeva
Teen FictionSelamat membaca❤ Kritik, saran, tanggapannya dibutuhkan. [BELUM DIREVISI] TERBIT✅ _____ Menaruh hati pada sahabat lama bukanlah suatu kesalahan baginya. Namun, karena ia sudah memiliki kekasih, itulah kesalahannya. Maka keputusan yang harus ia lakuk...